-Part 14-

40 18 1
                                    

Hai Gina Lover's💜,
Trimakasih ya sudah setia membaca cerita aku... Dan maaf aku lamaaaa banget up nya, aku harap kalian para Gina Lover's tetap suka ya sama cerita nya 💕

Happy Reading Guysss🌺

     Gina benar-benar di buat terkesima dengan penampilan Abizar sekarang. Abizar tersenyum melihat Gina yang tak berpaling untuk tetap memperhatikannya. Anita dan Abraham hanya terkekeh melihat kedua remaja di hadapan mereka.

"Ekhem" Arvin berdehem menjahili agar Gina dan Abizar sadar bahwa di sana bukan hanya ada mereka berdua saja. 

     Gina dan Abizar kaget dari lamunan mereka satu sama lain. Lantaran malu, Gina pamit kepada Anita dan Abraham untuk balik ke kamar kakaknya.

"Om, tante, Gina pamit ke kamar kakak ya tan" Gina menyalimi kedua orang tua Abizar.

"Iya" Anita dan Abraham yang masih terkekeh denan sikap kecanggungan mereka, akibat ke jahilan Arvin.

"Kak Arvin, aku pamit dulu ya" Gina membungkukkan badannya, lalu ia keluar dari kamar Arvin.

"Iya, makasih ya Gin" Arvin tertawa bahagia melihat tingkah Gina yang meurutnya lucu. Abizar melirik sinis ke arah Arvin.

     Gina berdiri di depan pintu kamar Arvin. Ia mengatur deru nafasnya, akibat Arvin menjahilinya dan Abizar. Gina berjalan menuju kamar kakaknya. Abizar dari dalam kamar berlari kecil menyusul Gina. 

"Na" Seketika kaki Gina berhenti melagkah dan memutarkan badannya menghadap Abizar.

"Kak Bi" Gina tersenyum.

"Makan yuk" Gina mengangguk menerima.

     Mereka berjalan bersama menuju lift. Setelah lift terbuka, mereka masuk ke dalam menuju lantai dasar. Sebelum menuju lantai dasar, lift menuju lantai tiga terlebih dahulu karena ada orang yang ingin keluar ke lantai tersebut. Pintu lift terbuka di lantai tiga, tinggal lah mereka berdua di dalam.

     Lift mulai bergerak menuju lantai dasar. Di dalam Gina dan Abizar sama-sama canggung. Gina hanya diam dengan kedua tangan mungilnya memeluk dirinya sendiri. Di rasa lift sebentar lagi akan sampai di lantai dasar. Abizar membranikan diri mengeluarkan kalimat yang berhasil membuat Gina makin tak percaya dengan hari ini.

"Na" Gina menoleh ke arah Abizar.

"Ya kak" Abizar seperti takut akan mengatakannya. Ia takut jika di tolak oleh Gina. 

"Izin boleh pegang tangan kamu nggk?" tanya Abizar gugup, karena ini adalah kali pertama buat dirinya melontarkan kalimat yang ia anggap menggelikan.

     Gina mengulum tawanya dan mengangguk "Boleh".

     Abizar mengangkat tangannya dan mengarahkan telapak tangannya ke atas. Abizar memberikan kode terhadap Gina. Gina yang mengerti dengan kode yang di berikan, ia langsung mengangkat tangannya dan meletakkan tangannya di atas tangan Abizar.

     Lift pun terbuka, Gina dan Abizar keluar dari dalam lift. Mereka berjalan sambil bergandengan tangan. Gina dan Abizar keluar dari rumah sakit dan memilih untuk berjalan kaki. Mereka berjalan sambil tertawa entah apa yang mereka bahas sampai sebahagia itu. 

     Tanpa mereka sadari, ternyata ada sepasang mata yang memperhatikan mereka berdua dari dalam mobil. Ia adalah Axell. Sebenarnya, ada rasa tak suka di dalam hatinya saat melihat perempuan yang ia suka sedang tertawa bahagia dengan laki-laki lain. Namun, Axell akan melupakan Gina dan menggantikan posisi perempuan itu menjadi sahabatnya saja.

     Walaupun berat Axell akan berusaha semaksimal mungkin untuk tidak memikirkan yang sekarang ia sebut dengan 'dia'. Axell memperhatikan bucket mawar merah dengan ukuran lumayan besar di kursi penumpang. Di lihatnya Gina dan Abizar sudah mulai agak jauh dari posisinya, laki-laki itu keluar dari dalam mobil sambil membawa bucketnya.

"Mine, But?" (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang