Narasi ZeeShel

1.7K 66 0
                                    

Dari sudut pandangnya, Azizi sudah bisa melihat Ashel yang berdiri di depan gerbang rumahnya. Ashel memegang helm milik Azizi yang terakhir kali ia pakai saat keduanya berangkat bersama tempo hari.

Azizi berhenti tepat di depan Ashel, "Ayuk, shel." Ucap Azizi.

Ashel mengangguk, memasukkan handphone nya ke dalam saku dan memakai helm warna biru tua tersebut.

Setelah Ashel naik ke jok belakang motor Azizi, sang supir malah mematikan mesin motornya.

"Lo nggak lagi buru-buru kan shel?" Tanya Azizi melihat Ashel lewat spion motornya.

Ashel menggeleng, "Enggak sih."

Tanpa menjawab, Azizi tancap gas keluar perumahan Ashel. Namun alih-alih ke kanan, ke arah SMAN 48. Azizi justru belok kiri dengan santai, seakan tak merasa bahwa ia mengambil arah yang salah.

Ashel yang menyadari hal tersebut langsung menepuk pundak Azizi.

"Zi! kan kanan, kok ke kiri sih?"

Di balik maskernya Azizi tersenyum, "Ikutin gue dulu. Ini nggak salah jalan kok."

Ashel agak bingung, namun sesuai apa yang di katakan Azizi, ia akan mengikuti kemana sang empunya motor tersebut akan pergi.

"Beneran nggak buru-buru kan shel?" Tanya Azizi sekali lagi. Bedanya, kini motornya sudah berhenti di parkiran indoapril yang isinya juga penuh dengan kendaraan lainnya.

"Enggak zii." Jawab Ashel agak menekan, "Mau kemana sih kita? ke indoapril doang mah di belakang sekolah juga ada." Protes Ashel yang sebenarnya sebal karena Azizi tidak menjawab satupun dari pertanyaannya.

"Berisik banget sih, bawel ih." Azizi melepas helm nya sambil meledek Ashel. "Sini." Ia membuka telapak tangannya.

"Apa?" Tanya Ashel bingung sambil melepas helm nya.

Azizi yang tak lagi menjawab dan langsung menggandeng tangan Ashel berjalan menuju satu gang yang berisikan para pedagang kaki lima dengan jualan menarik dari mereka masing-masing.

"Wow.." Ucap Ashel reflek ketika melihat betapa ramainya pembeli dari pedagang kaki lima tersebut.

"Gue masih lama kok seminarnya, jajan dulu aja. Mumpung hari minggu, kalo weekday abangnya mencar semua soalnya." Kata Azizi.

Ashel tersenyum lebar di balik maskernya, "Zi, beli itu yuk!" Katanya exited, sambil menunjuk gerobak akang batagor.

"Yuk." Kata Azizi yang juga tersenyum.

Perjalanan memborong jajanan pedagang kaki lima itu di mulai dari membeli batagor, dan di teruskan dengan membeli basreng(bakso goreng), lalu cimol diikuti sotong, dan terakhir adalah cireng yang kebetulan lebih murah jika di beli bersama dengan cimol.

Sepanjang perjalanan keduanya membeli jajanan. Tangan Azizi dan Ashel tak lepas dan tetap bertaut bahkan sampai keduanya selesai memborong semua jajanan di sana.

"Udah, jajannya?" Tanya Azizi meyakinkan Ashel dengan pertanyaan yang sama untuk kedua kalinya.

"Udahh." Jawab Ashel tetap dengan nada exitednya yang kini tak sabar untuk mencicipi jajanan yang mereka beli satu per-satu.

"Yaudah, yakin nih ya?"

"Yakinnn." Jawab Ashel.

"Oke, kalo gitu." Azizi melepas tautan tangannya, yang membuat Ashel reflek memegang kembali tangan Azizi, "Sebentar shel, gue kan mau-"

"Sori-sori, reflek.." Kata Ashel agak malu, melepas pegangan tangannya pada pergelangan tangan Azizi.

Azizi melangkahkan kakinya dua kali lebih cepat di bandingkan Ashel untuk mencari trotoar yang cukup bersih untuk keduanya duduki. Lambaian tangan Azizi terlihat dari jarak Ashel berdiri, gadis dengan dua kantung plastik bening di tangan kanannya langsung menghampiri lambaian tangan tersebut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 18, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Narasi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang