Bab 1

1 2 0
                                    

"Singkirkan seragam itu, aku tidak membutuhkannya!" Suara pemuda yang masih belum beranjak dari ranjangnya itu terdengar serak ditelinga geyla.

"Maaf, tapi hari ini anda harus berangkat ke Sekolah, Tuan," jawab gadis dengan rok abu-abu itu sedikit ragu.

Mendengar jawaban gadis mungil di depannya membuat Zendra segera bangkit dari ranjangnya, dengan langkah yang masih sempoyongan pemuda itu melangkah menuju pelayannya itu.

"Bahkan rambutnya yang sedang acak-acakan tidak bisa menutupi ketampanannya, sialan!" batin geyla memandang Tuan Muda yang melangkah ke arahnya.

"Nona pendek, sepertinya sekarang kau mulai banyak bicara, aku sarankan agar kau belajar mengendalikan mulutmu, sebelum aku melukai bibir indah ini." Mata Zendra fokus menatap bibir merah muda milik gadis cantik yang kini tepat di depannya.

"Maaf, Tuan, tapi hari ini saya harus memastikan anda untuk berangkat ke Sekolah, karena Ayah anda memberikan tanggung jawab itu kepada saya." Geyla mengangkat dagunya menatap mata pemuda tinggi di hadapannya.

"Ayahku, oh tidak! Maksudku pria gila itu memberimu tugas untuk memastikan ku berangkat ke sekolah, begitu maksudmu, Nona pendek?" Zendra berbalik dan memilih untuk duduk di sofa ruangan megah itu.

"Iya, Tuan muda." jawab Geyla singkat.

"Kau diberikan tugas yang sangat berat, Nona. Aku rasa kau tidak akan sanggup menyelesaikan tugas mu itu. Jadi sekarang lebih baik kau pergi beritahukan pada majikan mu itu kalau putera kesayangannya hanya akan berbaring di ranjang hari ini." ucap Zendra tersenyum tipis.

"Saya sudah berjanji pada ayah anda bahwa saya akan menyelesaikan tugas saya dengan baik, jadi saya akan pastikan anda berangkat ke Sekolah hari ini." Tanpa rasa ragu sedikitpun Geyla melangkahkan kakinya menuju sofa tempat pemuda jelmaan Singa itu duduk.

"Aku suka semangat mu ini, Nona, tapi bagaimana caranya kau akan menyelesaikan tugas konyol ini? Apa kau akan menggendong ku ke Sekolah?"

"Iya, jika diperlukan tentu saja saya akan melakukannya, Tuan," jawab Geyla tersenyum paksa.

"Ternyata kau cukup mahir dalam bercanda, tapi aku sedang tidak ingin tertawa, jadi keluar sebelum aku menyakiti tubuh mungil mu ini." Tatapan mata Zendra begitu tajam menatap pelayan Sialan nya ini .

"Saya tau bahwa anda tidak punya perasaan dan simpati untuk orang lain, tapi dengan bodohnya saya masih berharap anda mau membantu saya untuk menyelesaikan tugas ini. Tuan, anda tidak akan merugi sedikit pun jika bersedia untuk berangkat ke Sekolah hari ini.Tapi jika anda memilih untuk tidak berangkat ke sekolah hari ini, saya akan dipecat dan hidup saya bisa berantakan tanpa gaji dari keluarga anda, jadi saya mohon bantuan anda."

Geyla menatap penuh harap majikannya itu akan bersedia ke Sekolah.

"Setahuku kau tidak penting dalam hidup ku, jadi kenapa aku harus peduli pada nasibmu, memangnya kau siapa?" jawab Zendra santai seolah tidak peduli pada permohonan geyla.

"Mungkin saya bukan orang yang penting dalam hidup anda, tapi setidaknya anda bisa pedulikan pada seorang gadis yang selalu duduk menemani anda dibalik pintu ruangan gelap itu, ketika anda menangis semalaman di dalamnya," ucap geyla menatap tajam mata pangeran Rumah itu.

Kaget tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar, membuat Zendra sontak berdiri dari duduknya, wajah tampannya tampak bingung dengan apa yang baru saja gadis cantik di depannya katakan.

"Apa yang baru saja kau katakan? Coba ulangi yang baru kau katakan tadi, apa maksudmu? Kau, kau berbicara tentang ruangan itu? Jadi kau tau tentang ruangan itu? Kau tau aku sering menangis di dalam ruangan itu? Kau tau tentang semua itu?" Nada suara Zendra meninggi memenuhi semua ruang kamar megahnya, nafasnya kini tidak beraturan saat kakinya melangkah menuju geyla . Kini pemuda itu sudah berada tepat di depan pelayan sialan ini , Zendra meletakkan kedua tangannya di bahu gadis cantik itu "

ZenGeyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang