bab 2

0 0 0
                                    

SORYYY NIH KALOO BNYAKK TYPO









"Anda memang aneh, Tuan. Masih pagi begini tapi anda sudah membicarakan banyak hal yang tidak masuk akal." Geyla mengerutkan keningnya seolah tak percaya dengar apa yang baru saja diucapkan oleh majikannya.

"Mengapa menikah dengan ku merupakan hal yang tidak masuk akal bagimu, Nona?" Zendra menatap wajah gadis cantik yang sedari tadi berdiri di sampingnya.

"Tentu saja itu tidak masuk akal, kenapa Tuan muda masih bertanya? Coba saja Tuan pikirkan sendiri! Bagaimana bisa seorang gadis yang berjalan di atas duri dengan sepatu lama yang usang, menikah dengan seorang pangeran yang berjalan di atas karpet sutra dengan sepatu emas." Novi memberikan kiasan tentang betapa berbedanya dunianya dengan Reivan seraya tersenyum.

Reivan yang tadinya hendak mengarahkan sendok ke dalam mulutnya, kini terlihat meletakkan sendok makan itu kembali ke atas piring.

Biasanya pemuda berwajah tampan itu selalu terpesona saat melihat senyuman di wajah pelayan mungilnya, tapi kali ini entah mengapa hati pemuda itu malah terasa sakit saat menyaksikan senyum paksa Novi. Seolah Reivan bertanya dalam hati, bagaimana bisa gadis ini tersenyum saat membicarakan betapa malangnya hidupnya?

"Hidup ini tidak seperti dongeng Cinderella, Tuan." Novi melanjutkan ucapannya, tapi kali ini gadis itu terlihat menunduk.

Mendengar ucapan gadis cantiknya membuat Rei segera bangkit dari duduknya, pemuda tinggi itu melangkah menuju Novi, kemudian mengikis jarak diantara mereka.

"Sepertinya kau lupa, Nona, kalau Reivan Putera Jaya Nandara bisa melakukan apa saja, termasuk menghapus semua perbedaan diantara kita." Tangan Rei mengangkat dagu Novi yang membuat gadis itu kini menatap matanya.

"Aku akan memakaikan sepatu kaca di kakimu, kemudian menggandeng tangan mu, lalu membawa mu berjalan bersama ku di atas karpet sutra." Reivan melanjutkan ucapannya seraya tersenyum. Ya tersenyum! Pemuda kasar itu kini tersenyum dan anehnya untuk pertama kalinya senyum di wajah Reivan terlihat tulus.

Wajah Novi terlihat memerah, gadis itu segera menjauhkan tubuhnya dari Reivan, dan kini tubuh itu terlihat kaku, sedangkan matanya mulai menatap ke segala arah. Sepertinya Novi kita sedang salah tingkah.

"Itu terdengar lebih fiksi dari dongeng Cinderella, lagian pria macam apa yang melamar seorang gadis sambil makan," ujar Novi terlihat kesal.

Reivan berbalik membelakangi Novi tanpa peduli pada ucapan gadis itu, lalu ia segera berjalan menuju pintu utama rumah keluarga Nandara. Tapi tiba-tiba pemuda itu menghentikan langkahnya, kemudian berbalik kembali menghadap gadis dibelakangnya.

"Dengar Nona pendek, suatu saat aku pasti akan melamar mu dengan cara yang benar," teriak Reivan lalu kembali berbalik dan melanjutkan langkahnya.

"Sepertinya Tuan Reivan mulai kehilangan akal sehatnya," batin Novi sampai akhirnya gadis itu teringat sesuatu yang membuatnya segera mengejar Reivan.

"Tuan muda tunggu sebentar, Tuan melupakan tas Sekolah anda," teriak gadis itu seraya berlari.

"Aku ke Sekolah bukan untuk belajar, jadi aku tidak membutuhkan tas."

"Jika bukan untuk belajar, lalu untuk apa anda ke Sekolah?" tanya Novi yang masih ngos-ngosan karena tadi berlari mengejar majikanya itu.

"Aku memutuskan untuk ke Sekolah karena ada seorang gadis bodoh yang memohon agar aku berangkat ke Sekolah hari ini."

"Baiklah jika anda tidak butuh tas, tapi hari ini anda harus berangkat ke Sekolah dengan mobil, supir pribadi Tuan sedang menunggu di depan."

"Aku tidak suka diatur orang lain, dan kau tau itu, Nona." Reivan menunjukkan kunci motornya, lalu segera berangkat dengan motor itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 28, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ZenGeyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang