Vier

1K 133 23
                                    


Taeyong baru saja selesai berbincang dengan Bona via telepon. Dia telah menceritakan semua hal yang ia alami ketika menjadi Lee Taeyong versi wanita. Sahabatnya itu terlihat puas menertawakan Taeyong membuat dirinya kesal. Dan ucapan terkahir Bona benar-benar berhasil menambah kekesalannya.

"Direktur bilang jika aku sudah pulih sepenuhnya, agency akan mengirimku ke JH Enterprises karena ternyata perusahaan mereka membuat brand baru. Aku belum tahu mengenai brandnya karena masih di rahasiakan oleh pihak perusahaan, tapi yang membuatku senang aku akan segera menyusulmu ke Seoul! Tuhan benar-benar menakdirkan kita sebagai sahabat sehidup semati ya." 

Tidak, ini tidak boleh terjadi. Bagaimanapun juga Taeyong tidak ingin memiliki saingan meskipun Bona tidak bisa dikatakan sebagai saingan. Lelaki manis itu terlihat gelisah, ia mondar-mandir bak setrikaan di dalam kamarnya. 

Suara bel menghentikan gerak tubuh Taeyong. Melirik jam di atas meja nakas, ia memiringkan kepala. Siapa yang sekiranya berkunjung di jam 10 malam? 

Ketika melihat di intercom, Taeyong sedikit berjengit. Mau apa si Jung itu bertamu di jam selarut ini? 

Bel mulai terdengar lagi, seseorang di luar seperetinya mulai tidak sabar untuk menunggu pintu terbuka. beberapa detik setelahnya, muncullah sosok lelaki manis bersurai dark brown yang menyambutnya dengan senyum kecil. 

"Oh, hai. Kau adalah pemilik kamar nomor 1331." Sapa Taeyong dengan nada canggung yang amat kentara. 

Bukan, bukan karena ia canggung melihat betapa tampannya Jaehyun. Namun ia teringat kejadian sore tadi yang membuatnya berhasil kabur dari lelaki ini. Itu adalah sikap yang sangat konyol. Beruntung Jaehyun tidak tahu kalau Lee Taeyong si model wanita adalah orang yang sama dengan lelaki yang berdiri di hadapannya. 

"Itu adalah sapaan terpanjang yang pernah aku terima," Jaehyun meringis. Ia menyodorkan sebuah paper bag dengan logo restoran yang Taeyong ketahui memiliki harga yang selangit. "Ini untukmu. Aku baru ingat jika kita belum memperkenalkan diri masing-masing." 

"Ya kau benar," Taeyong tertawa canggung lalu menerima paper bag tersebut. "Jadi, siapa namamu?" 

"Jung Jaehyun. Dan kau.."

"Taeㅡ Lǐ Tàiróng." 

"Kau orang China." Jaehyun tidak bertanya. Namun ia mengira lelaki di hadapannya ini adalah orang Korea. 

"Aku bukan,"  dalam hati ia merutuk. Semakin banyak kebohongan yang ia buat, akan semakin rumit hidupnya di masa depan kelak. "Anyway, you wanna comin'? Aku akan membuatkanmu teh chamomile jika kau ingin mampir." 

"Sounds great but, maybe next time. Mengingat sekarang sudah terlalu larut untuk bertamu, sebaiknya kau segera pergi beristirahat. Wajahmu terlihat kusut dari terakhir kali kita bertemu." 

Diam-diam Taeyong bersyukur karena Jaehyun menolak tawarannya. Memang benar ia sangat lelah hari ini. Pemotretan, ajakan pulang Jaehyun, kabar terbaru dari Bona, dan sekarang Jaehyun lagi. Apa hidupnya akan terus berputar di momen yang sama? 

"Okay I will. Kalau begitu terima kasih untuk makanannya, Jaehyun. Selamat beristirahat." dengan itu Taeyong menutup pintu, menyisakan Jaehyun yang masih setia berdiri di posisinya dengan senyuman yang perlahan mulai luntur. 

"Lǐ Tàiróng..."








Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 20, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pretty Savage ⭑ JaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang