Chapter 1

65 4 0
                                    

Deru angin yg bertiup membawa dedaunan itu terbang beriringan dengan burung yg menyambut pagi dengan riang.

Dengan langkah pasti Ruby berjalan melalui barisan orang dan berusaha agar bisa masuk kereta agar tidak tertinggal seperti hari kemrin.

Tak sengaja Ruby menjatuhkan berkas penting yg akan ia berikan kepada atasanya. Sial mungkin, namun ia berusa kembali menaiki kereta selanjutnya untuk kembali ke tempat awal untuk mengambil berkas yg jatuh dan semogo tidak hilang,mungkin itu yg ada di pikiranya kali ini.

Setelah tiba ia benar-benar tidak menemukan apapun. Mungkin kali ini dia akan benar-benar di pecat dan siapa sangka memang benar. Entah sampai kapan kemalang ini akan terus berlanjut.

Dengan berat hati ia pulang ke apartemen yg ia sewa satu bulan lalu.Ia berjalan dengan wajah yg letih mengingat ingat kejadian 10 tahun silam membuatnya tak sengaja meneteskan air mana.

"Tak seharusnya aku mengingatnya pada saat ini,bukankah aku terlihat menyedihkan " ucap gadis itu sambil menertawakan kemalangannya.

Dunia memang tidak pernah ADIL jika manusianya tidak BAIK.Mungkin akan berimbas pada REALITA yg menyedihkan untuk terus berharap bahwa mengharapkan sesuatu itu SALAH.

Tak terasa sudah lewat satu minggu lebih Ruby belum menemukan pekerjaan,mungkin dia akan terus menganggur dan terus menunggak uang sewa apartemen sampai dia di tendang keluar oleh pemilknya.

Bukanya tidak mau berusaha namun kenyataanya memang sesulit itu,hanya keberuntungan yg kini ia yakini ntah kapan itu. "Selamat pagi"Sapa seorang wanita sambil menyotodorkna selemebar kertas kepadanya.

"Apa anda tertarik mengikuti kompetisi ini?"tawarnya.Setelah dilihat lihat lumayan juga .Bisa di bilang Ruby pernah ikut les menyanyi.Ya hanya itu bakat yg ia miliki setidaknya ia punya satu kelebihan yg bisa ia andalkan selain skil dalam pekerjaan.

Setelah mendaftar ia mendapatkan nomor antrian yg tak begitu panjang 50 orang, ya hanya limapuluh!
Bukankah itu sedikit.

Setelah menunggu cukup lama kini giliran ruby untuk masuk dan menunjukan kemampuanya. Tapi setelah dipikir pikir dia menyesal mengikuti audisi menyebalkan ini.Dia panik,keringat dingin mulai menyerang tubuhnya tapi dia berusaha untuk tetap tenang.Ia hanya membayangkan bahwa empat orang di hadapanya adalah ayah,ibu,nenek dan adiknya yg sudah meninggal.Mungkin hanya itu caranya.

Setelah beberapa menit ruby berhasil menenangkan dirinya. Musik pun menyalaa, ia membawakan satu lagu yg sederhanya.

Bahkan ruby tidak sekalipun membuka matanya ,ia hanya fokus untuk menyanyi.Karena terlalu menjiwai lagu yg ia nyanyikan sampai ia lupa bahwa kini ia sedang berda di hadapan juri yg siap mengkritik suaranya.Ia tersadar saat mendengar tepuk tangan di sekelilingnya.

Tapi anehnya ia langung di perbolehkan pergi tanpa mendapatkan satu celaan.Justru itu yg membuat ruby tambah panik .Apa semudah itu untuk didisfikualifikasi.

Setelahnya ia pulang karena menurut panitia penyelenggara peserta yg lolos dan akan melanjutkan ke babak final akan mendapatkan pesan dari email yg sudah terkonfirmasi.

Ruby tidak banyak berharap dia hanya ingin menyanyi ,itu saja.Lolos atau tidak nya ia tidak perduli sama sekali.Yg ia pikirkan saat ini bagaimana dia bisa dapat pekerjaan untuk membayar sewa.

Belum sampai masuk kedalam kamar,pemilik apartemen sudah menghadang langkagnya.Ruby hanya tersenyum,beruntunglah pemiliknya baik dan memberi waktu lebih untuk ruby. Dia sangat berterimakasih.

Sudah lewat tiga hari setelah audisi itu ia ikuti namun tidak ada pesan apapun yg ia dapat.Ya mungkin ini bukan jalan yg ia dapat. Karena hari ini jadwal yg ia miliki masih sama yaitu mencari pekerjaan ,ia memutuskan untuk segera berkemas karena tidak ingin melewatlan kesempatan apapun.

Kalau boleh jujur ,setiap ada tawaran pekerjaan ruby ambil semua.Ya dia melamar semua yg di tawarkam namun keberuntungan masih belum berpihak pada gadis malang itu.

Bahkan hari sudah mulai gelap,ia merasa lapar dan memutuskan untuk membeli makanan di toko terdekat. Uang yg ia miliki sekarang benar benar sedikit.Saking sibuknya ia sampai tidak mengecek ponselnya siapa tau ada pesan dari seseorang.Kalau boleh jujur ia tidak punya teman, hanya hidup sendiri dan bergantung pada diri sendiri.Itu lebih baik dari pada menyusahkan orang lain.

"Bukankah ini"Ucapnya saat melihat notifikasi email masuk.Ia mengeceknya dan membuka satu pesan yg bertuliskan.'Selamat anda di nyatakan LOLOS dalam tahap satu.Untuk informasi selanjutnya anda dapat menghubungi panitia atau datang langsung ke agensi kami'


















Cukup ingat satu hal.Keberhasilan bukan dilihat dari usaha saja,melainkan juga di lihat dari keberuntungan.🌈


Tbc.
#230122

                :]
     

                
    

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 22, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Esok Hingga SeterusnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang