Rumah nenek adalah sebaik-baiknya tempat berkumpul bagi mereka yang digencar oleh kesibukan menumpuk gaji, menimang bayi, mengumpulkan imaji untuk setelahnya melakukan atraksi.
Rumah nenek dapat dijumpa dengan mengendarai empat roda bersama-sama. Jendela yang sengaja diturunkan memanggil angin dan pemandangan yang khas, seperti nenek. Jalanan dengan terjal serupa ujian pada kehidupan. Sawah-sawah hijau yang tergelar sepanjang awal sampai di pelataran. Sepeda kayuh yang dikendarai orang-orang sepuh dengan perlahan.
Suasana hangat rumah Nenek tidak pernah kutemukan di kehidupan kota. Ia adalah langka kecuali kau temuinya di surga. Rumah nenek adalah kayu-kayu kokoh yang enggan dan bahkan mustahil rubuh. Kecuali engkau telah bersepakat untuk tega, rumah itu akan senyap, habis di makan rayap, dan hilang tanpa perlu kau sentuh.
Kursi tua di ruang tamu menjadi saksi bagaimana rumah nenek selalu hidup tanpa berubah. Punggung yang membungkuk terbata-bata menemui anak-cucunya, juga sebuah saksi bahwa Ia dan rumahnya adalah wujud dari penantian yang tabah. Syukur, mereka jenguk aku sebelum amnesia.
Kini, bukan lagi sekedar lupa, Nenek sudah tiada.
Tempat satu-satunya bagi kami untuk berpulang, sudah berpulang.Sungguhlah, hanya rumah nenek yang menjadi sebaik-baiknya tempat pulang bagi mereka yang tidak ingat jalan kembali.
Harus kemana kami setelah ini, nek?
KAMU SEDANG MEMBACA
Berkesah Pada Kisah
RomanceKesah ini, kubagikan sebagai bentuk milik bersama. setiap dari diri kita miliki kesah yang bisa jadi serupa, bisa juga berbeda. Maka, segala kesah ini, aku kisahkan.