Setengah jam berlalu, kini Nathan berjalan dari ruangannya dengan membawa tas jinjing miliknya dan bergegas menuju keluar.
"pak Nathan udah mau berangkat?" ucap pak Yatno security di sini
"iya nih pak, ada dinas luar" ucap Nathan ramah
"bareng dokter baru itu? Siapa ya tadi namanya tadi ya?" ucap pak Yatno mengingat-ingat nama Eza
"Eza pak, namanya Eza" Nathan menebak
"nah iya itu dia, dia udah nunggu di mobil dinas tuh. Katanya dia mau nyetir sendiri tadi" ucap pak Yatno sembari emnunjuk mobil dinas yang masih terparkir rapih
"owalah.... Oke deh kalau gitu saya pamit dulu ya pak" ucap Nathan sembari meninggalkan pak Yatno
"iya silahkan pak... hati-hati di jalan" ucap pak Yanto sembari tersenyum ramah
Tak sulit untuk Nathan menemukan makhluk itu, terlihat dia sudah berada di belakang kemudi mobil dinas dengan santainya. Dan kemudian Nathan masuk sembari melemparkan tasnya ke jok belakang yang memang kosong. Hanya terlihat kotak peralatan milik Eza dan jas dokter berwarna putih miliknya.
Nathan tak mengatakan sepatah kata pun, dia masih sibuk memasangkan sabuk pengaman. Sedangkan Eza hanya memperhatikannya sambil tersenyum tipis
"apaan? Jalanlah... ngapain juga lo ngeliatin gue begitu?" ucap Nathan sembari memasang seatbelt
"nggak papa, gue masih heran aja" ucap Eza sembari menyalakan mobil dan mulai meninggalkan parkiran
"heran kenpa?" Nathan bertanya singkat
"ya heran aja setelah bertahun-tahun nggak ketemu lo secara langsung, kenapa gue bisa sekarang bisa satu tempat kerja sama lo. Bahkan ngobrol kayak dulu" ucap Eza sembari menyetir
"kalo lo heran, apalagi gue. Gue kira lo dapet kerjaan di luar kota. Atau lanjut S2 ke luar negeri. Eh taunya malah satu instansi sama gue" ucap Nathan menagnggapinya sembari memperhatikan jalanan
"sebenarnya gue juga pingin lanjut S2" ucap Eza sembari pandangannya masih fokus ke jalanan
"terus? Kenapa nggak lo ambil?" Tanya Nathan sedikit penasaran
"nggak papa, gue juga sebenarnya iseng aja waktu daftar CPNS kemarin" ucap Eza dengan santainya
"iseng? Gampang banget lo kalo ngomong. Oh iya gue lupa, lo kan jenius. Wajarlah kalau ikutan seleksi CPNS dibilang iseng-iseng doang" sembari melirik ke arah Eza yang masih fokus mengemudikan mobil
"jadi ceritannya nyindir nih? Baru juga ketemu, udah pedes aja tuh mulut" ucap Eza sambil tersenyum kecil
"lha? Emang bener kan? Nyatanya lo udah kuliah di jurusan teknik selama setahun, eh tahun berikutnya malah daftar kedokteran hewan di universitas yang sama. Kalo nggak jenius terus apaan?" ucap Nathan panjang lebar
"iya deh terserah lu" Eza menanggapi ucapan Nathan dengan santainya
Akhirnya obrolan mereka terhenti dan dilanjutkan dengan Eza menyalakan music untuk menemani perjalanann mereka, sementara Nathan mulai sibuk dengan ponselnya untuk membunuh waktu.
Hari ini berjalan lancar, Nathan dan Eza kembali ke kantor sekitar pukul 15.00, dan setelah absen pulang ia sempat menelpon teman baiknya yang bekerja di salah satu BUMN. Sekitar lima belas menit menunggu, terlihat mobil Honda HRV berwarna silver.
"sore mas Setya" ucap pak Yatno ramah pada Setya, seorang berperawakan tinggi dengan badan yang ideal dengan kulit sawo matang yang terlihat manly, rambut terpotong rapih dan masih mengenakan seragam BUMN. Dia adalah Dwi Setya Agares, kawan dekat Nathan sejak jaman SMA dulu, btw si Setya ini anak SMK yang lokasinya berseberangan dengan SMA Nathan dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Side Room
Teen FictionWARNING... BERISI KONTEN YAOI. HANYA UNTUK FUJO, FUDAN DAN YANG ANTI HOMOPHOBIC. HANYA SEKEDAR KHAYALAN... JIKA SUKA SILAHKAN BACA. KALAU TIDAK SILAHKAN TINGGALKAN... Bercerita tentang kehidupan seorang pemuda mapan yang masih menjomblo sejak terakh...