Lady Jane Stewart masih belum menyangka kalau hari ini adalah hari pernikahannya. Hari di mana ia akan menjadi pasangan hidup King Thomas Hammond, King of The North, hingga maut memisahkan mereka. Pernikahan ini berawal dari sebuah perjodohan yang sebelumnya tidak Jane setujui, ayahnya memaksanya menikah dengan King Thomas untuk mendapatkan bantuan dalam sebuah peperangan yang sedang terjadi di wilayah mereka, di selatan. Keberanian dan ketangguhan dari pasukan The North di medan perang sangatlah terkenal, hanya dengan mendengar teriakan para pasukan saja musuh-musuh sudah lari tunggang langgang karena ketakutan.
Sebelum bertemu dengan King Thomas, Jane menentang mati-matian perjodohan ini sebab ia belum siap untuk menikah. Tapi begitu ia sampai Hammond Palace dan bertemu dengan sang raja, Lady Jane tidak bisa menolak pesona dan juga sikapnya yang lembut dan ramah. Lady Jane langsung jatuh hati pada pandangan pertama dan sejak saat itu ia selalu menanti-nanti hari pernikahan mereka.
Pintu kamar yang diketuk membuat jantung Jane Stewart berdebar dengan sangat kencang. Seorang dayang masuk ke dalam kamarnya setelah ia memberikan izin lalu berkata, "My Lady, Ser Brandon datang untuk menjemput Anda"
Ser Brandon atau yang lebih dikenal dengan The Storm, adalah pengawal kepercayaan King Thomas sekaligus Lord Commander yang memimpin setiap peperangan. Jane Stewart tidak tahu banyak tentang lelaki itu tapi ia tidak menyukainya, Ser Brandon mengirimkan aura gelap dan misterius yang membuat Jane merasa merinding ketakutan setiap kali berada di dekatnya. Dan sungguh tidak beruntung, King Thomas mengirim pria itu untuk mengawalnya hari ini.
Lady Jane Stewart keluar bersama beberapa orang dayang yang mengikutinya dari belakang. Wajah Ser Brandon yang garang dan menyeramkan menyambutnya di luar kamar, lelaki itu memakai baju ksatrianya lengkap dengan pedang yang selalu ia bawa ke mana-mana. Dan tanpa senyuman yang dirasa perlu Ser Brandon menyapa, "My Lady"
Jane hanya mengangguk, terlalu takut untuk berbicara banyak kepada lelaki itu. Mereka berjalan menuju ke katedral tempat di mana upacara pernikahan Jane dan King Thomas akan dilangsungkan. Ser Brandon berjalan tepat di sisi Jane, memastikan calon ratunya sampai dengan aman di tempat tujuan.
Setibanya Jane di Katedral, sang ayah muncul dan mengantarkan Jane menuju ke altar. Wajah tua itu tampak berseri-seri ketika menyerahkan Jane ke tangan calon suaminya, King Thomas Hammond. Tentu saja, ayah mana yang tidak merasa bahagia menikahkan anaknya dengan seorang raja? Terlebih lagi King Thomas, keuntungan yang ayahnya dapatkan bukan sekedar bantuan di medan perang tapi lebih dari itu.
Sebelum upacara pernikahan dimulai Madame Cathrine, ibu dari King Thomas datang untuk memperbaiki letak selendang Jane. Wanita itu tersenyum kepada calon menantunya sebelum kembali ke tempatnya. Sumpah pernikahan nyaris diucapkan saat tiba-tiba saja suara jeritan terdengar dari para tamu yang hadir. Jane sangat terkejut, begitu pula dengan King Thomas. Jane terkejut mendapati salah seorang pengawal yang berdiri tepat di samping calon suaminya tewas dengan anak panah yang menembus tenggorokan. Nafas wanita itu tercekat dan sekujur tubuhnya membeku melihat beberapa orang pemberontak tiba-tiba saja muncul dan menyerang mereka.
Pengawal-pengawal kerajaan yang lain segera berdiri mengelilingi sang raja dan calon ratunya. King Thomas terlihat panik, pejuang gagah yang Jane bayangkan sebelumnya tidak tampak pada sosok lelaki yang akan ia nikahi.
"Di mana Brandon?! Sialan, di mana dia!" teriak King Thomas.
"Aku di sini"
Ser Brandon muncul di antara para pemberontak itu dengan pedang tanpa sarung di tangannya. Lelaki itu melangkah menghampiri King Thomas dengan aura pembunuh yang sangat kental sehingga King Thomas menjadi gemetar ketakutan.
"Brengsek, kau mengkhianatiku! Tangkap dia!"
Perintah King Of The North sama sekali tak digubris oleh para pengawalnya. Justru sebaliknya, mereka memberi jalan bagi Ser Brandon untuk berhadapan dengan raja mereka.
"Apa yang kalian lakukan?! Kalian semua mengkhianatiku!"
"Siapa yang mengkhianati siapa, My Lord" Ser Brandon dengan mudah menangkap King Thomas dan mencekik leher raja yang malang itu dengan satu lengannya yang kuat. Jane memekik, ia hendak menolong calon suaminya namun kedua sisi tubuhnya dikepung oleh para pemberontak. Jane melirik sang ayah yang tampak pucat dan tidak bisa melakukan apa-apa untuk menyelamatkannya, begitu pula dengan anggota keluarga kerajaan The North yang hanya bisa menyaksikan pemberontakan yang sedang terjadi di hari pernikahan King Thomas yang malang. Dan anehnya, Madame Cathrine tidak lagi kelihatan.
"Your last word" ucap Ser Brandon dengan suara yang dalam seraya menekan ujung pedangnya ke dada King Thomas.
"Do not kill me, Brandon. I'm begging you...."
Lelaki itu mendengus lalu berkata, "Kata-kata terakhir dari seorang pecundang, selamat tinggal son of a bitch!"
"No!!" teriakan Jane yang melengking memenuhi setiap sudut katedral ketika suaminya dibunuh dengan sangat kejam tepat di depan kedua matanya. Pedang Ser Brandon menembus jantung King Thomas kemudian pedang itu ditarik dan ditebaskan ke arah lehernya sehingga kepala sang raja terlepas dari tubuhnya.
Gaun pernikahan Jane yang putih kotor oleh percikan darah calon suaminya yang telah tewas. Nafas wanita itu tersengal, kedua bola matanya tak bisa berkedip melihat kepala King Thomas yang jatuh mendarat tepat di depan kakinya.
Jane tidak bisa menerima kenyataan ini. King Thomas telah mati terbunuh. Calon suaminya yang tercinta tewas dengan sangat mengenaskan ditangan seorang pengkhianat. Bibir Jane gemetaran, ia sangat terpukul dan ketakutan. Wajah wanita itu terangkat untuk menatap seseorang yang telah menghabisi King Thomas. Ser Brandon atau yang kerap disapa The Storm itu juga menatap Jane dengan dingin dan menusuk. Sorot mata seorang pembunuh.
Jane pikir ia akan mendapatkan giliran yang selanjutnya namun ternyata ia salah, ia bukan sesuatu yang penting bagi Ser Brandon sehingga lelaki itu berjalan melewatinya begitu saja dan berdiri di hadapan banyak orang yang dengan lantang menyerukan namanya.
"Long live King Brandon! Long live King Brandon!"
Seruan itu semakin menjadi-jadi dan Jane tidak mengerti, apa yang salah dengan orang-orang ini? Mengapa mereka tidak merasa sedih ataupun takut melihat raja mereka mati? Mengapa mereka malah menyerukan kejayaan bagi orang yang telah membunuh raja mereka?
Jane terus memutar otak tapi ia tak kunjung menemukan jawabannya. Jane benar-benar tak menyangka seorang pemberontak, pengkhianat, dan pembunuh mendapatkan penghargaan yang begitu besar dari banyak orang. Tapi Jane tak akan menyerukan kejayaan yang sama bagi lelaki itu, Ser Brandon hanya akan ia kenal sebagai pembunuh raja, The Kingslayer, untuk selama-lamanya.
— TBC —
Jangan lupa untuk vote dan comment, perhatian dan dukungan sekecil apa pun dari pembaca sangat berarti untuk penulis dalam berkarya!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Kingslayer (Completed)
RomanceLady Jane Stewart tak bisa berbuat apa-apa saat hari pernikahannya berubah menjadi hari kematian bagi calon suami yang sangat ia cintai. Di atas altar King Thomas Hammond tewas dengan kepala yang terpenggal karena sebuah pemberontakan yang dilakukan...