*Niall pov*
Aku mulai berbicara padanya,kita tertawa sampai terbahak-bahak dan aku sampai menghabiskan makanannya tapi dia tidak memperhatikanku saat aku menghabiskannya.
"Niall..,apa kau tidak mendengarkanku ngomong ?"tanya Mia dengan wajah murung "tentu saja aku mendengarkanmu Mia"jawab Niall dengan tenangnya"Niall...,kau menghabiskan makananku,huh!"dengan wajah Mia yang tampak marah karena dia hanya baru memakan setengahnya mungkin belum ada setengahnya,dan Niall cuman menjawab dengan tertawa terbahak bahak "hey...apa dari tadi kamu gag liat kalo aku makan makananmu?"tanya Niall sambil menahan tawanya tapi Mia hanya terdiam dan tiba-tiba Mia langsung memukul lengan Niall dengan pelan."aauuwww.. sakit tau Mia"kata Niall sambil memajukan bibirnya"ayolah Niall aku memukulku dengan pelan dan itu juga balasannya kalo kamu sudah menghabiskan makanku,kalo kamu menghabiskan lagi aku tidak segan-segan akan menendang mu sampai Afrika!"jelas Mia dan Niall menampilkan mukanya dengan rasa takut jika akan ditendang sampai Afrika,setelah mereka bercanda Niall mengajak Mia untuk segera pulang karena sudah terlalu malam dan sudah mengantuk.

*Car*
Susana sangat awkward dan tiba-tiba Niall langsung menanyakan sesuatu pada Mia,"hmm..Mia aku ingin bertanya padamu"tanya Niall dengan ragu"apa"jawab Mia dengan nada khasnya"kenapa kau kabur ke London?dan malah ingin tinggal bersama kakakmu bukan orang tuamu?"tanya Niall dengan terus terang"aku tidak bisa menceritakannya pada mu Niall"jawab Mia dan Niall semakin bingung"tolong Mia jelaskan padaku,aku janji tidak akan bilang dengan siapa-siapa termasuk the boys!"jawab Niall memohon"kau berjanji?"Mia memastikan"aku berjanji Mia cerewet...!"pasti Niall

*Mia pov*
Jujur saja aku tidak bisa menceritakan kenapa aku kabur ke London pada Niall,karena dia sangat memaksa dengan memasang muka yang sanagt aneh jadi aku ceritakan saja padanya lagian aku juga lagi membutuhkan teman untuk bicara."jadi gini ceritanya,aku kabur kesini karna aku sudah tidak kuat lagi untuk hidup bersama orang tuaku"jelasku yang terisak sambil meneteskan air mata"kenapa bisa!"ucap Niall bingung"kau ingin aku critakan tidak,kalau mau diam saja!"balasku dengan nada yang dingin dan Niall langsung terdiam untuk mendengarkan crita dari ku.
"Semenjak kakakku pindah ke London untuk melanjutkan kuliahnya ,aku serasa tidak ada lagi yang menyayangiku seperti temanku,tetanggaku,nenekku,kakeku,paman dan bibiku,semua yang aku lakukan pasti salah,menurutku mereka sudah memendam resa itu sejak dulu dan langsung membalasnya ketika kakakku pindah,tapi cuman ada satu orang yang menyayangiku yaitu kakakku,dia selalu menyayangiku dan menjagaku,tapi semenjak dia pindah aku sendirian aku selalu dimarahi,dibentak dan..."aku tidak bisa melanjutkan critaku pada Niall karena aku sudah menangis sangat keras.
"Tolong Mia jangan menangis,kau tidak apa tidak meyelesaikan penjelasanmu tadi tapi tolong berhentilah menangis!"ucap Niall dan tiba-tiba saja Niall langsung memeluk ku,aku menangis dipelukannya dan akhirnya aku jugs mendengar suara menangis juga,tunggu..apa itu suara Niall? Akhirnya aku langsung melepaskan pelukanku dan melihat apa yang terjadi.
"Niall,kenapa kau menangis?"tanyaku bingung"jika aku melihat sesorang yang menangis pasti aku akan mengikuti suasana maksudku aku juga akan ikut menangis dan satu lagi aku juga kangen dengan Orang tuaku di Irlandia"jelas Niall.
Akhirnya kita sudah sampai di flat dan aku langsung turun dari mobil yang kutumpangi bersama Niall

DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang