1

3 0 0
                                    

Anak SD itu terkenal dengan yang namanya main, main, dan main. Ya namanya juga anak-anak. Masih belum terbebani dengan yang namanya permasalahan hidup yang berat. Yang kalo butuh apapun dan kepengen apapun, tinggal minta ke ortu atau kalo pun ga dikasih, ya merengek aja. Semua perlengkapan sekolah pokoknya bener-bener disediakan lengkap.

Di sini, aku ga akan ceritain gimana kehidupan masa SD ku selama 6 tahun, karena akan terlalu lama dan membosankan. Tapi, aku bakalan cerita tentang gimana awal-awal aku mulai ngerasain suka sama seseorang dan siapa orang itu. Wkwkwkwk percaya ga percaya kita semua pasti pernah punya crush di jaman SD, 'kan?. Ah, ngaku aja lahh..

Okey, jadi waktu SD, tepatnya saat aku di bangku kelas 3, aku suka sama temen sekelasku yang kita sebut aja namanya Racil. Racil itu entah kenapa rasanya dia yang paling menarik diantara yang lain. So, waktu itu ada acara di sekolah, aku ga terlalu inget, sih, tapi yang pasti acara besar yang dirayain pihak sekolah. Jadi seperti kebanyakan anak-anak pada umumnya, ga belajar adalah hal paling membahagiakan. Bisa main sepuasnya sampe capek. Nah saat kejadian itu, si Racil ini pake baju warna biru kotak-kotak, dan aku entah pake baju apa wkwkw (malah inget baju doi), main di lapangan. Lagi asik-asiknya main, tetiba doi narik tanganku sambil lari ke arah luar sekolah. Dia bawa aku ke tempat jualan burger yang ada di depan sekolah.

"Ka, mau burger?"

"Eh, gausah."

"Udah gapapa, kubayarin."

"Engg, aku pesen telor orak-arik aja, deh."

Ya begitulah percakapan yang mungkin terjadi di tempat burger itu. Nah, yang buat aku makin ga karuan saat itu, dia yang buatin aku telor orak-ariknya. Si abangnya emang udah sohib banget sama kami, jadi fine-fine aja.

"Pake saus ga?"

"Boleh, dikit aja."

"Mayones?"

"Gak, gasuka."

"Nih."

Si doi nyodorin telor orak-arik buatan dia. Yaudah aku langsung abisin aja karena laper juga wkwkwk. Waktu lagi asik-asiknya makan, doi tetiba ngomong begini.

"Ka, aku bakal pindah ke luar kota. Mungkin ga di sini lagi."

Seketika aku langsung terdiam.

Buat kalian yang tahu film lama BCL yang judulnya Cinta Pertama, dulu aku suka mikir ceritanya mirip dengan kejadian ini wkwkw. Ya biasa, halu.

"Loh iya?"

"Iya. Hari ini terakhir di sini. Baik-baik, ya."

Aku cuma ngangguk aja gatau harus ngomong apa lagi. Dan itu pertemuan terakhir sama si Racil.

Tapi bohong wkwkwk. Kelas 5 dia balik lagi. Dan tentunya aku masih naruh rasa sama dia. Satu angkatanku pada heboh karena dia di sini. 

"Ka, si Racil sekolah lagi, loh, di sini. Gamau liat ke kelasnya?" Tanya temen sekelasku.

"Engga ah, aku mau ke kantin aja."

Waktu aku mau ke kantin, dari jauh aku ngeliat depan kelas dia rame banget temen-temen yang pada kepo sama dia. Aku pura-pura bodo amat aja dan ga terlalu gimana-gimana.

Setelah beberapa minggu dia di sini lagi, aku denger kabar dia pacaran sama cewe dari kelas sebelah. Dan aku? Ya aku sama dia kayak ga pernah kenal. Ga pernah tegur sapa juga. Walaupun di satu kelas yang sama karena les bahasa inggris, kami tetep kayak orang yang ga pernah saling kenal. Asing.

Seiring berjalannya waktu, kita naik ke kelas 6, aku masuk kelas unggulan. Dan mulai pelan-pelan lupa sama dia karena fokus buat belajar untuk masuk ke sekolah menengah pertama yang diinginkan. Di kelas 6, ada satu orang yang suka sama aku. Namanya Anan. Dia baik, perhatian, dan kami juga sering SMS-an. Tapi, aku gaada perasaan apa-apa sama dia. Ada sih, tapi lebih ke karena dia terlalu baik. Jadi waktu dia nembak aku, aku nolak. Jahat, ya? Tapi lebih jahat kalo aku terima dia tapi aku ga ada perasaan apa-apa.

Oh iya, aku mau cerita sedikit tentang kegiatan persiapan untuk perpisahan. Jadi aku adalah salah satu anggota dari ekstrakulikuler tari di SD ku dulu. Jadi untuk perpisahan nanti, grup tari kami bakalan tampil. Dan karena juga udah kelas 6, jadi waktu belajar kami lebih sedikit dan lebih fokus untuk latihan. 

Ada satu waktu dimana aku, Racil, Anan, dan dua temenku Tiwi dan Iky ngumpul di gedung aula sekolah. Aku ga terlalu ingat kami dikumpulkan untuk acara apa, entah untuk acara perpisahan atau acara yang lain. Jadi saat kami hanya berdua di ruangan itu, kulihat Racil lagi dengerin lagu, dan aku coba beranikan diri buat ngobrol sama dia.

"Lagu apa?"

"Lagu Lyla."

"Ohh, judulnya apa?"

"Bernafas tanpamu."

"Enak juga lagunya."

"Iya, ini lagu favorit aku."

Aku cuma ngangguk-ngangguk sambil tetap dengerin lagunya.

"Aku boleh minta lagunya?" Tanyaku.

"Yaudah hidupin aja Bluetooth nya biar aku kirim."

Aku langsung buka HP dan sambungkan dengan bluetooth miliknya.

"Makasih, ya."

Gak lama setelah lagunya terkirim, Anan, Tiwi, dan Iky kembali bergabung ke gedung aula bersama kami. Tiba-tiba Tiwi mendekatkan wajahnya ke telingaku dan berbisik, "keluar bentar yuk, ada yang mau aku omongin." Tanganku langsung diraihnya sehingga membuat mereka bertiga melihat ke arah kami yang perlahan menjauh dari mereka.

"Kenapa wi?"

"Kamu beneran gamau sama Anan?"

"Hah?"

"Jangan hah heh hah heh, deh. Kan kalian udah sering telfonan, SMS-an, masa kamu nolak dia."

"Ya aku.."

"Masih suka ya sama si ono?" Tanya Tiwi sambil menunjuk ke arah Racil.

"Eh, ga gitu." Buru-buru langsung aku tarik tangannya. "Ya aku mau fokus aja buat ujian, Wik. Lagian juga temenan gini kan juga enak."

Tiwi menghela napas dan melihat ke arah Anan. "Dia tuh tadi bilang ke aku kalo kamu pasti masih suka sama Racil. Kami ngeliat kamu ngobrol sama dia. Dan kamu keliatan gugup tapi seneng. Anan bilang dia udah ikhlasin kamu kalo kamu gasuka sama dia."

"Wikk.." Aku kehabisan kata-kata. Bener-bener rasa bersalah yang luar biasa.

"Ya kamu juga jangan kasih harapan dong ke dia. Mungkin dia anggap sikap baik kamu tuh karena kamu juga ada rasa sama dia."

"Yaudah..maap," lirihku sambil melihat ke arah tali sepatuku.

Setelah pembicaraan itu, kami berdua masuk kembali ke dalam gedung aula dan aku berusaha baik-baik saja seperti sebelumnya agar tidak ada yang curiga.

Hemmm, sejak saat itu, aku berpikir untuk memutuskan tidak akan menyukai siapapun dan tidak memberi harapan ke orang yang tertarik denganku. Wkwkwkw anak SD udah begini kisah cintanya. Kalau dipikir-pikir, sih, terlalu dini untuk merasakan cinta-cintaan wkwkw.

Dan untuk Anan, kalo kamu baca ini, aku mau bilang kamu itu cowo baik yang pernah ada di kenangan cerita masa SD ku. Terima kasih karena pernah suka sama aku dulu, padahal waktu SD aku jelek, loh. Item dekil lagi. Suka main pecah piring di lapangan sekolah sambil panas-panasan wkwkwk.

Untuk Racil, terakhir kali aku ketemu dia waktu acara reuni kemarin. Yahh, tetep ga saling sapa sih wkwkwk cuma lirik-lirik dikit doang. People change, but he's not.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 28, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PERTEMUAN JINGGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang