Beberapa orang tidak percaya sahabat sejati itu ada. Mereka bilang dua orang yang sering menghabiskan waktu bersama tidak mungkin tidak merasakan sesuatu. Banyak yang yakin kalau dari sahabat bisa jadi pacar.
Yori kerap mendengar anggapan seperti itu. Dia pikir mungkin saja itu bisa terjadi. Tapi dia tidak berharap itu terjadi dengan sahabat lelakinya, Tomi.
Yori dan Tomi sudah berteman sejak mereka usia tiga belas, kelas satu SMP. Tomi diperkenalkan oleh teman SD Yori yang bernama David. Tomi dan David dulunya bimbel di tempat yang sama. Ketika mereka bertiga satu kelas saat SMP, ketiganya menjadi akrab.
Namun Yori dan Tomi yang paling sering pergi kemana-mana berdua lantaran David sibuk ikut kegiatan ekstrakurikuler. Perlahan-lahan dari teman sekelas, status mereka berubah menjadi sahabat baik. Dimana ada Yori, disitu ada Tomi. Mereka berdua bahkan masuk ke SMA yang sama sementara David harus pindah keluar kota untuk ikut dengan orangtuanya.
Persahabatan mereka unik. Mereka kerap berpegangan tangan, berpelukan, saling suap atau saling mengomel satu sama lain. Orang lain bilang persahabatan mereka seperti perempuan sebab mereka terlihat sangat nyaman dan bersenang-senang ketika bersama.
Harus mereka akui, semua itu benar. Mereka memang merasa nyaman saat bersama. Bahkan mereka bisa cemburu ketika salah satu dari mereka mengabaikan atau sibuk dengan teman lain.
Bagi Yori dan Tomi, hubungan mereka bukan lagi disebut sebagai sahabat baik. Itu tidak cukup. Mereka sudah melampaui jauh. Mereka pikir mereka bisa disebut telah dianggap seperti keluarga sendiri. Ketika senang atau sedih, keduanya saling mencari. Mereka terus membutuhkan perhatian dan kasih sayang satu sama lain.
Perasaan yang kuat itu membuat mereka telah bersama-sama selama lima belas tahun lamanya. Walaupun sudah selama itu, hubungan mereka tidak berubah sedikitpun. Mereka masih bersikap dan bersenang-senang seperti dulu. Persahabatan mereka masih mesra seperti yang sering diperbincangkan oleh orang lain.
Yori dan Tomi sangat dekat dan menaruh kepercayaan penuh hingga Tomi memiliki kunci cadangan untuk masuk ke kamar sewa milik Yori. Kamar Yori yang selalu bersih dan cukup luas kini menjadi tempat dimana mereka sering menghabiskan waktu bersama. Itu terjadi setelah Yori menemukan Tomi menunggunya pulang cukup lama.
***
Yori menaiki tangga ke lantai tiga. Kamarnya berada paling ujung. Ketika dia berbelok, dia cukup heran melihat seseorang sedang duduk di lantai sambil memeluk diri sendiri di depan pintu kamar. Orang itu menundukkan wajahnya. Kalau saja Yori tidak mengenal potongan rambut panjang seleher itu, sudah pasti Yori panik ada orang asing menunggu di depan kamarnya.
"Tomi? Ngapain kau disini?".
Tomi mengangkat wajahnya. "Lama sekali Yori! Aku capek nungguin disini!".
"Kenapa nggak nelpon?" Yori memasukkan kunci ke lubang pintu.
"Batereku habis,".
"Itu mah salahmu. Cepat masuk. Aku bikinin teh,".
"Yay! Yori memang yang paling terbaik!". Tomi mengulurkan tangannya. Kelamaan duduk di lantai membuat pahanya sedikit keram.
Yori menangkap tangan Tomi untuk membantunya berdiri. "Astaga. Siapa suruh duduk di lantai,".
"Hehehe,".
Tomi berjalan masuk ke dalam kamar sementara Yori mengunci pintu. Tomi meletakkan tas ke atas meja kemudian merebahkan diri ke atas sofa ruang tengah. Interior kamar sewa Yori cukup bagus. Daripada disebut kamar sewa, tempat tinggal Yori lebih cocok disebut rumah sewa untuk satu orang.
Di samping kiri pintu masuk ada dapur dan meja makan. Lalu ruang tengah dengan sofa dan televisi. Di ujung ruangan ada jendela dan balkon kecil. Di sisi kanan paling ujung ada pintu menuju ke kamar mandi dan jendela kecil di dalam untuk penerangan dan udara. Disebelah kamar mandi ada pintu untuk masuk ke ruangan yang di dalamnya ada tempat tidur dan lemari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Time Elapsed [BL]
RomanceTomi dan Yori sudah bersahabat sejak memasuki usia remaja. Namun, Yori tiba-tiba berubah. Terlebih saat Tomi telah memiliki pacar perempuan.