Chapter 2 of 2

46 3 1
                                        

Tomi punya pacar sekarang. Dia dan perempuan teman sekantornya tersebut menjalin hubungan setelah Tomi menyatakan perasaan ketika mereka pulang dari makan malam berdua. Mereka berpacaran secara diam-diam sebab ada peraturan larangan dalam kantor mereka.

Nama gadis itu Andin. Dia manis dan ramah. Hari-hari Tomi terasa menyenangkan ketika dia melihat senyuman manis di bibir Andin. Tomi menghabiskan lebih banyak waktu untuk lebih mengenal kekasih barunya tersebut.

Tomi ingin Andin bertemu dengan Yori. Tomi sering bercerita tentang Yori kepada pacarnya. Tentang betapa dekatnya mereka. Dia menunjukkan banyak foto mereka bersama. Andin bisa memahami persahabatan mereka dan juga merasa tidak sabar ingin bertemu sahabat yang telah baik pada pacar barunya.

Ketiganya bertemu dalam acara makan malam setelah satu bulan sejak Tomi mulai berpacaran. Selama satu bulan itu juga Tomi baru berjumpa kembali dengan sahabatnya. Ini adalah rekor waktu terlama kedua sahabat itu terpisah.

"Yori sangat sibuk akhir-akhir ini," keluh Tomi.

'Bukannya kau yang sibuk?'. Yori ingin membalas seperti itu. Tapi dia tidak mau menyindir Tomi di depan pacarnya. Menurut Yori, gadis bernama Andin ini cukup cantik dan manis. Dia ramah dan menyenangkan, perhatian juga pandai mengurus Tomi. Andin cocok menjadi istri Tomi.

"Yori. Kalian kan sudah lama mengenal. Ada suatu rahasia yang perlu Andin ketahui tentang Tomi?" tanya Andin.

"Ah... Dia suka crepes. Kalau dia sedih, atau lagi bingung, dia akan merasa baik kalau makan crepes,".

Yori ingin menambahkan pelukan saat hendak tidur, tapi sepertinya hal semacam itu tidak perlu diumbar.

"Crepes yah... Andin baru tau Tomi suka makanan manis? Andin pikir Tomi suka makanan pedas...,".

"Dia suka makanan pedas juga, tapi nggak bisa banyak,".

Tomi senang keduanya bisa mengobrol meski yang diobrolin mereka adalah dirinya. Dia juga senang karena Andin masih menyukainya meski telah berjumpa dengan Yori yang lebih ganteng.

"Dia suka jam tangan,".

"Andin tau itu! Andin beliin Tomi jam tangan yang lucu. Tomi, kasih lihat sama Yori".

Yori melihat jam tangan kulit berwarna ungu di tangan kiri Tomi. Apaan jam tangan itu? Sama sekali tidak keren dibandingkan jam tangan pemberiannya! Kenapa Tomi mau memakainya?

Kening Yori mengerut tidak suka. Dia ingin protes kenapa Tomi memakan jam tangan sejelek itu. Tapi Yori menangkap peringatan dari mata Tomi untuk jangan menunjukkan ketidaksetujuan di depan Andin. Bagi Tomi jam tangan itu juga berselera buruk. Tapi dia memakainya karena itu pemberian dari kekasihnya.

"Iya... jam tangannya lucu...." Yori terpaksa memuji.

Yori melihat Tomi mengangguk puas. Mereka memang saling memahami meski hanya dengan saling tatapan.

"Andin, apa kau punya sahabat?" tanya Yori.

"Dibilang sahabat sih bukan... Mungkin cuma teman dekat. Sahabat itu yang seperti kalian,".

"Seperti kalian?".

"Kalian berdua,".

"Oh. Kau tau tentang kami?".

"Tau. Tomi sering cerita,".

"Ahh gitu yah,". Yori merasa sedikit senang karena Tomi sering menyebut dirinya kepada Andin.

"Andin iriii banget! Foto kalian pakai piyama pink itu lucu. Tomi, kita foto kayak gitu juga yah,".

"Tentu,".

Time Elapsed [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang