'Kudengar akan ada yang menggantikanku. Apa itu uri Jiminie?'
Pagi itu dimulai Jimin dengan hati gembira tiada tara. Pesan yang didapatkan dari Taemin sunbae membuatnya sangat-sangat senang. Sebenarnya Jimin sudah menyangka dan percaya diri tentang statusnya di klub dance yang digadang-gadang akan menjadi ketua klub setelah Taemin sunbae lengser, tapi mendapatkan pesan dari sunbae kesayangan di 3 hari sebelum masuk kuliah setelah libur musim panas membuatnya tak bisa berhenti tersenyum. Jimin benci musim panas, Jimin lebih menyukai musim dingin, Jimin menyukai salju.
Mengabaikan pesan lainnya, Jimin dengan segera membalas pesan dari si ketua klub.
'Aku tidak mendapatkan informasi apapun' isi balasannya. Bibir tebal Jimin tak berhenti tersenyum, dan senyumannya semakin lebar saat merasakan getaran diponselnya, telpon masuk dari Taemin sunbae.
"Anak-anak sanggar, mereka yang bilang pada hyung"
"Tapi aku belum menjadi ketukan? Masih menjadi salah satu kandidat?"
"Tapi menurut hyung, uri jiminnie~ kandidat terkuat"
"Hyung mengatakan itu hanya ingin membuatku senang! Ada Mino, ada Hoya, klub kita berisi dancer-dancer profesional" Jimin tau, jika dibandingkan dirinya Mino dan Hoya bukanlah apa-apa, tapi Jimin butuh orang lain untuk mengatakan hal yang sama seperti pikirannya.
"Mereka bukan apa-apa dibandingkan Black Swan klub dance. Jiminnie akan menjadi ketua klub dance"
Jimin tidak bisa menyembunyikan senyum bahagianya. Berbincang sebentar tentang masa depannya di klub bersama sunbae kesayangan, membuat pagi ini menjadi menyenangkan. Setelah mendapatkan panggilan untuk sarapan, Jimin segera keluar kamarnya, duduk dimeja makan dan siap melahap apapun yang dibuat oleh Eommanya dengan senang hati.
"Ini masih pagi. Mau pergi kemana?" perhatian Jimin teralihkan dari makanan yang sedang dilahapnya, pertanyaan yang diajukan sang Eomma pada adiknya.
"Pergi memancing dengan teman-teman" Jimin meraskan tatatapan Jisung padanya, tapi dia tak peduli dan memilih melanjutkan sarapan paginya. Tidak mendengar lebih lanjut pembicaraan ibu dan adiknya. Hubungan Jimin dan Jisung memang tidak terlalu baik.
==
Sigh. Jimin membuang nafasnya dengan berat. Selalu seperti ini setiap saat ia akan pergi ke Seoul. Eommanya akan menangis seolah-olah itu akhir perjumpaan mereka. Jimin malu, Jimin sudah besar, tapi masih diperlakukan seperti anak kecil. Eommanya bahkan tidak melepaskan pelukan eratnya sejak 10 menit lalu, kereta akan pergi sebentar lagi.
"Jimin jangan kuliah, disini saja bersama eomma, hm?"
Pertanyaan yang sama dan jawaban yang sama pula. Tentu tidak bisa! Anak mu ini anak yang berprestasi dan akan menjadi ketua klub. Harusnya eommanya bangga dan mendukung penuh anak pertamanya yang tampan ini. Tapi setiap saat Jimin pulang dari Busan, selalu terjadi drama. Ayahnya hanya diam dan menepuk pundak Jimin "Jika terjadi sesuatu, cepat telpon kami"
Anggukan Jimin membuat ayahnya puas. Jimin menatap adiknya sekilas, Jisung hanya diam disamping ayahnya, lagipula Jimin tidak peduli. Jimin segera menaiki kereta yang akan membawanya ke Seoul.
Membuka ponselnya, Jimin mulai membalas pesan dari teman-temannya yang sejak kemarin pagi dia abaikan, terlalu senang bertukar pesan dengan ketua klub dance kesayangannya membuat Jimin melupakan teman-temannya yg lain, hei Jimin harus belajar banyak untuk menjadi ketua yang baik-kan?
Jin hyung-mahasiswa tahun ke 4- sudah sampai dorm sejak dua hari lalu, sibuk menyelesaikan tugas akhirnya-yang tak pernah berakir- dan dia kesepian sendirian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Hanya Melindungi Diriku
Mystery / ThrillerJimin tidak tau apa salahnya sampai dia bisa begitu tega menyakitinya. Jimin hanya bekerja sesuai instingnya, jika dia menyakiti Jimin, normal bagi Jimin jika dia membalasnyakan? Jimin hanya melindungi dirinyakan?