Disclaimer: Cerita ini milik saya, semua karakter Inuyasha milik Rumiko Takahashi, saya hanya meminjam nama mereka. Saya tidak mengambil keuntungan dari penulisan cerita ini dan tulisan ini hanya sebagai hiburan semata.
Summary: Pemandangan yang pertama kali dilihat Kagome setelah membuka matanya ialah Sesshōmaru. Untuk pertama kalinya, ia melihat kristal bening di pelupuk kilau keemasan Sang Daiyōkai Penguasa Wilayah Barat tersebut.
Warning! Tulisan ini mengandung tema sensitif dan muatan konten dewasa. Bagi pembaca yang belum cukup umur atau tidak nyaman dengan konten tersebut, dianjurkan untuk TIDAK MEMBACANYA. Diharapkan kebijaksanaan pembaca.
▪▪▪
Ia membeku di ambang pintu, ada berkas kemilau takjub yang menari-nari dalam biji mata biru kelabu gadis itu saat menyaksikan pemandangan di lantai teratas rumahnya. Bagai tertampar keras, pemikirannya terhadap bilik gudang di loteng kotor terbukti salah, ruang itu justru nampak rapi dan terawat. Terdapat dua gudang yang digunakan di kediaman Keluarga Higurashi berdasarkan fungsi penyimpanannya, pertama gudang yang terletak di loteng dimanfaatkan untuk menyimpan buku-buku serta dokumen lainnya, sedangkan gudang berukuran besar yang berada di samping kuil keramat difungsikan untuk menyimpan segala barang tak terpakai hingga dibuat sekat untuk menyimpan pusaka dan barang-barang antik milik sang kakek.
Higurashi Kagome nama sang gadis bersurai hitam legam yang tak jemu menyudahi ketakjuban melihat panorama tersebut, melangkahkan kaki. Ia jarang masuk ke dalam ruangan ini, mungkin bisa dihitung jari. Bahkan sang ibu juga dibuat bertanya-tanya perihal apa yang dilakukannya hari ini, di hari libur yang biasanya ia habiskan dengan jalan-jalan bersama teman-teman sekolah. Namun kali ini berbeda, hati kecilnya menginginkan untuk melakukan segala aktivitas di rumah, seolah ia tak akan pernah kembali lagi. Kekagumannya bertambah saat jemarinya menyisir pemukaan dinding yang menampilkan genealogi keluarganya sejak nenek moyang.
“Tidak mungkin! Bagaimana ...” Kalimatnya menggantung sebagai buah terperanjat, sedang netranya membulat sempurna menyaksikan apa yang tertampil di hadapannya, lantas menghentikan pergerakan jari-jemari yang menyisir partisi. Ia tak mempercayai apa yang baru saja ditangkap oleh indra penglihatannya, bagaimana mungkin namanya dan nama kakeknya tertulis dua kali dalam susur gasur tersebut? Ia menarik langkah, tubuhnya bergetar hebat, tangannya mencari pegangan untuk menjaga keseimbangan, tangan kanan membekap mulut. Suara abstrak tercipta sewaktu ia jatuh terduduk, sedang uap yang mengembun di antara bulu mata lentiknya alhasil merembah di pipi.
▪▪▪
Dalam pandangan kabur memburam, hal itu cukup membuatnya mengerjap berulang kali untuk memastikan perihal sosok yang tampak di indra penglihatan sekaligus menelisik kembali ingatannya. Ia tidak mengerti bagaimana semua ini terjadi, macam mana dirinya bisa berakhir dalam pangkuan sosok yang tak pernah memiliki hubungan dekat dengannya, dan fakta bahwa lelaki itu memeluknya. Ia hanya bisa memahami satu hal sederhana, yakni telah terjadi sesuatu pada dirinya, entah itu baik ataupun buruk. Akan tetapi, jika melihat situasi dan kondisinya yang melemah sekarang bahkan untuk sekadar bergerak, ia bisa memastikan bahwa hal buruk telah menimpanya.Kepalanya terasa berat dan pening melanda. Kagome kembali memejam sejenak laksana ia tengah menelan saliva dengan susah payah, saraf-saraf di kepalanya tak dapat menanggalkan ingatan sebelum ia berakhir dalam dekap kakak tiri Inuyasha tersebut. Sekawanan serigala tengah mengejarnya saat dirinya berusaha menyelamatkan anak kecil di desa yang sebagian besar penduduknya telah tewas, namun semuanya menggelap setelah dua ekor serigala itu mendekat ke arahnya. Bagaikan mimpi buruk, pikirnya saat teringat kejadian beberapa waktu lalu, mencipta denyut hebat di kepalanya dan pusing kembali menyergap.
Kagome membuka manik safir kelabunya pelan seolah-olah tak memiliki cukup energi, menampilkan pemandangan mula-mula yang tak pernah ia duga kala membuka permata indahnya, Sesshōmaru. Untuk pertama kalinya, ia melihat bendungan kristal bening menghias di pelupuk kilau keemasan Penguasa Wilayah Barat tersebut, siap ditumpahkan kapan pun. Diangkatnya tangan kanannya—memberanikan diri ‘tuk membelai pipi berhias tanda lahir yang sering dijumpa pada daiyōkai berwarna magenta bak coretan.
Netranya bersirobok dengan iris asfar sosok yang tengah mendekapnya hangat dalam pangkuan, ada pijar kelegaan berarak, “Sesshōmaru?” panggilnya dengan suara lemah, tetapi pada saat itulah ia merasa bersyukur bahwa lelaki itu mempunyai daya pengindraan yang lebih baik, hingga mampu mendengar perkataannya meski seperti gumaman belaka. “Mengapa kau menangis?” lanjutnya bersamaan dengan air mata yang meleleh di wajah tampan sang mitra tutur.[]
⏳Pojok Penulis:
Melalui ini, saya bermaksud menyematkan beberapa catatan kecil mengenai tulisan ini. Pertama, Kagome seorang siswa SMA. Dalam tulisan ini, saya sengaja membuatnya sebagai siswa SMA, bukan sebagai siswa SMP seperti dalam versi manga ataupun anime. Menurut pendapat pribadi saya, rasanya dia terlalu muda untuk melakukan petualangan berbahaya tanpa diawasi oleh orang tua atau keluarga, meski dia mendapat izin.Kedua, sumber inspirasi untuk menulis cerita ini. Ide penulisan cerita ini berasal dari komik Inuyasha Premium yang diterbitkan oleh PT Elex Media Komputindo, ketika saya membacanya secara acak rupanya ada perbedaan dalam penyajiannya dengan versi anime—ini lumrah terjadi pada karya sastra yang mengalami ekranisasi, tetapi justru dari celah itulah saya mendapatkan ide ini. Selain itu, TV Series dari Jerman yang berjudul Dark juga turut andil dalam menghadirkan ide-ide untuk cerita ini, pun dengan lagu My Everything milik NCT U.
Walau ide penulisan cerita ini didasarkan dari komik aslinya, saya akan membuat perbedaan dari jalan cerita ataupun aspek lainnya, dan ke depannya di setiap chapter saya akan menuliskan catatan perihal adegan mana saja yang saya ambil untuk kebutuhan cerita serta bagian mana yang saya gubah seperlunya. Saya tidak akan mengklaim bagian yang saya ambil dari komik atau anime sebagai hasil pemikiran saya sepenuhnya, kecuali bagian yang saya modifikasi.
Ketiga, lagu yang menemani selama proses kreatif. Berhubung saya tipikal orang yang harus mendengarkan musik saat sedang menulis, saya hendak membagikan beberapa lagu yang menemani proses kreatif—barangkali ada yang penasaran dengan lagunya—untuk chapter ini adalah “My Everything” milik NCT U dan “Like I’m Gonna Lose You” milik Meghan Trainor feat. John Legend yang di-cover oleh Henry dan Lee Hi.
Berhubung ide tulisan ini sudah cukup lama dan sengaja saya tahan untuk tidak dieksekusi, tetapi belakangan ini justru menggebu-gebu untuk dieksekusi lantas dipublikasi, harapan saya dengan mempublikasikannya bisa memacu keproduktivitasan saya dalam menulis pun bisa mempublikasikannya setiap minggu atau dua minggu sekaliㅡintinya dalam sebulan ada chapter yang dipublikasikan. Saya ucapkan terima kasih kepada siapa pun yang sudah menyempatkan waktu untuk membaca dan mengapresiasi tulisan ini.
Salam hangat,
Emma Griselda, 2022/02/22.
KAMU SEDANG MEMBACA
「⏳」 I.O.U
FanfictionPemandangan yang pertama kali dilihat Higurashi Kagome setelah membuka matanya ialah Sesshōmaru. Untuk pertama kalinya, ia melihat kristal bening di pelupuk kilau keemasan sang daiyōkai Penguasa Wilayah Barat tersebut. ㅡ Fanart cover © twitter.com/m...