3 : Tidak masalah

486 86 12
                                    

—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mobil honda jazz miliki Joya telah terpakir rapi di depan restoran ayam geprek famili. Ke empat gadis cantik itu keluar. Caca memimpin jalan di susul Senja, lalu Jennie yang masih menunggu Joya.

"Gila rame banget,"

"Wajar sih, masih suasana resto baru. Gua liat dari story anak kampus masih ada promo tapi bagi yang bawa pasangan gitu," jelas Caca.

"Yaa, coba bareng Dirga gua."

Caca mendengus. Memang di antara Joya, Caca dan Jennie. Hanya Caca yang kurang setuju hubungan Senja dan Dirga. Entahlah gadis itu merasa sejak Senja punya pasangan, sahabatnya itu selalu terlihat lebih mendahulukan pasangannya dari mereka.

Bukan Caca tidak suka Dirga. Tidak, Caca suka, apalagi Dirga itu sangat baik kepada mereka yang notebene sahabat Senja. Tapi ya itu, sifat Senja yang berubah membuat Caca sedikit tak suka.

Mungkin hanya perasaan Caca saja, Senja berubah. Karena sahabatnya Joya dan Jennie tidak sependapat dengan Caca.

Mungkin juga, dulu Caca sempat pernah menaruh hati pada Dirga. Tapi yang Dirga suka bukan Caca melainkan Senja. Akhirnya Caca mengubur dalam-dalam sifat sukanya itu ketika mendengar Senja berpacaran dengan Dirga teman satu kelas mereka. Dan untungnya dulu Caca belum menceritakan perasaan itu kepada para sahabatnya.

Biarlah dia menyimpan kenangan pahit itu sendirian. Ia tidak mau merusak suasana hati Senja.

"Kim, temanin gua ke toilet bentar." Jennie mengangguk lalu Caca mengandeng lengan Jennie.

"Joya, pesenin gua yang cabenya di pisah ya."

"Lah, bukan geprek dong namanya." Balas Joya.

"Gua lagi period Joy. Ntar sakit perut lagi, udah ah gua mau ke toilet bentar. Ayo Kim?" Caca menarik tangan Jennie menjauh.

"Gua samain aja ya sama kalian," pesan Jennie. Joy membentuk tangannya oke.

Jennie dan Caca berjalan berdampingan ke toilet yang berada di sisi kiri restoran, setelah bertanya dengan salah satu pelayan di sana. Ternyata toilet di restoran itu diluar. Jadinya Jennie dan Caca kembali memutar untuk ke toilet.

"Kim jagain tas gua ya?"

"Iyaa Caca.." Caca meletakan tasnya. Lalu masuk ke salah satu bilik toilet.

Selama menunggu Caca, Jennie melihat dua gadis cantik satu kampus dengannya masuk ke dalam toilet. Awalnya ia abaikan tapi ketika mendengar kedua gadis itu membicarakan Tio, Jennie tidak tinggal diam.

"Nggak tahu juga, katanya kak Tio tiba-tiba nyerang Hakim. Mana kasian banget si Hakim tadi anjir, bonyok semua mukanya."

Caca yang barusan keluar dari bilik toilet kaget, ketika Jennie tiba-tiba langsung menyerahkan tas miliknya tanpa menunggu Caca selesai cuci tangan.

𝐌𝐲 𝐏𝐞𝐫𝐟𝐞𝐜𝐭 𝐇𝐮𝐬𝐛𝐚𝐧𝐝Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang