Happy Reading°°
.
.
.Tin-tin!
Brummm brummm
"Cendol segerrr, dibeli! dibeli!!"
"Tok tok tok, koran pak..?"
"Boleh dek, satu ya.."
"Tisuuuu!, tisuuuu!, kak tisunya kak tisuuu! cuma dua ribuan!.."
Tin! Tin!!
"Sabar anjeng!!, itu lampu nya masih merah!!"
"Lo beli dimana, lucu banget bentuk nya!"
"Di toko yang baru buka itu loh... .."
"Cuaca siang ini Panas banget ya jeng.. mana busnya gak dateng-dateng"
"iya jeng, rasanya pen rendaman. tapi ya mau gimana... .."
Suara mesin, teriakan penjual, antrian bus yang diselingi ocehan para ibu-ibu dan berbagai obrolan pejalan kaki lain nya sudah menjadi objek rutinitas setiap hari.
Siang itu cuaca sangat terik, tak membuat seorang perempuan berusia 20 tahun yang duduk di bangku halte mengeluh, telinga nya mendengar segala macam suara yang lumayan bisa untuk mengalihkan pikirannya dari tunjangan uang kos yang tidak bisa di tunda lagi.
Perempuan itu bernama Karana Fabyola seorang mahasiswi jalur beasiswa, awalnya Kara merupakan seorang gadis panti asuhan yang lari saat berumur 10 tahun karena sering mendapatkan kekerasan fisik. Sejak saat itu Kara mulai menghidupi dirinya sendiri, bertekad mengubah takdir yang lebih baik untuk kehidupannya. Pundi-pundi uang dia kumpulkan dari menjadi seorang pemungut sampah, pengamen, penjual tisu bahkan ojek hujan. Segala upaya yang dia lakukan, tidak mudah untuk anak yang seharusnya masih di bangku sekolah. Kadang kala, saat uang sudah lumayan terkumpul untuk merintis usaha yang lebih baik, harus dibagi kepada preman-preman yang sering menyalak ditempatnya berada.
Hingga ia bertemu dengan kakek yang dia bantu saat hampir tertabrak di tengah jalan ketika ingin menyebrang jalan. entah disebut keberuntungan, kakek tersebut merupakan salah satu donatur di universitas ternama di kota bandung. Dia memberi Kara beasiswa full dan tunjangan hidup yang bisa digunakan untuk membeli sebuah kos murah untuk tinggal dan makanan sehari-hari.
Saat itu Kara berpikir, ini jalan yang Tuhan berikan padanya untuk masa depan yang cerah. Dia akan mengunakan kesempatan itu sebaik- baiknya. Walaupun Kara tidak pernah memasuki bangku sekolah, dia merupakan salah satu anak yang cerdas saat di panti. Di selang waktu sibuknya, Kara sering membaca informasi-informasi yang terdapat disurat kabar maupun buku-buku usang yang ditemukan di tempat sampah.
Diawal semua nya berjalan baik bahkan Kara mendapat kerja baru sebagai pelayan kafe di dekat kampusnya. Hingga saat semester 6, uang beasiswa telat dikirim ke rekeningnya hampir 2 bulan. Kara sudah mengkonfirmasi masalah ini tapi belum ada tanggapan. Ibu kos mulai menampakan taring nya. Apalagi uang di tangannya hanya cukup untuk makan beberapa Minggu ke depan.
Flashback•
"APA LAGI ALASAN KAMU!!"
"Buk, saya minta waktu. Setelah uang saya cair saya akan bayar. Tolong buk, Saya janji!". Ucap kara memohon sambil mencoba meraih tangan Ibu Kos tapi langsung ditepis.
"Kamu udah telat 2 bulan! Saya gak bisa nunggu. Kalo malam ini kamu masih belum bayar. Kamu angkat kaki dari kos ini!!"
Setelah mengatakan itu ibu kos keluar dari kamar kosannya, meninggalkan Kara yang menatap kosong kearah pintu kamar. Dapat ia dengar, omongan-omongan penghuni kamar lain disamping, yang dari awal memang tak terlalu akrab dengannya.
•••
"Sial!" Desisnya kesal saat mengingat kilas balik kejadian tadi pagi. Sekarang Kara akan kembali kekampus menanyakan kembali tentang uang yang belum masuk. Dia sudah tidak bisa menunggu. Jika uang itu juga belum bisa cair, Kara harus kembali memutar otak untuk bisa melunasi uang kos.
Pernah terbersit dalam pikirannya untuk mencuri saja, agar mudah mendapatkan uang. tapi diurungkan Karena berpikir ulang jika saya dia ditangkap. Nasibnya akan lebih menyedihkan dari sekarang.
Tidak ada tempat yang bisa Kara minta bantu, bos tempat nya bekerja tidak bisa dimintai uang pinjaman. Apalagi selama kerja, gaji yang didapatkan harus dipotong setengahnya karena alasan sering terlambat.
Teman? Kara punya, bahkan banyak tapi tidak seperti teman yang kalian pikiran. Mereka hanya sekumpulan orang yang sepemikiran didepan tapi tidak dibelakang.
Keluarga? haha jika boleh jujur Kara benci kata itu. sangat benci, Hingga rasanya ingin mati. Setiap harinya tidak pernah sekalipun, Kara lupa untuk bertanya pada diri sendiri 'Kenapa mereka membuang ku?' 'apa aku telah melakukan kesalahan ?' Tapi semua itu cuma pertanyaan tanpa jawaban yang selalu menggantung di langit langit otaknya. Namun begitu, kerap kali Kara berharap. Jika boleh, dia ingin terlahir kembali didalam sebuah keluarga yang menyayangi dan menganggap keberadaannya.
Tak lama kemudian, bus akhirnya datang.
Orang-orang mulai naik satu persatu, saat giliran Kara, dia pun langsung masuk dan mencari bangku kosong. lagi-lagi nasib sial, bangku penuh. Kara pun harus berpegangan dan berdesakan dengan penumpang lain sambil berdiri.
Kara dapat melihat berbagai orang disini, orang tua yang membaca koran, ibu hamil dengan tas belanja, anak-anak SMA yang bercanda gurau. Dan masih banyak orang yang tak mungkin Kara sebut satu persatu.
Supir mulai menjalankan busnya, para penumpang yang awalnya ricuh mulai tenang, jalanan kota Bandung lumayan padat di jam-jam makan siang seperti ini. Hingga tiba di lampu merah. Beberapa bunyi klakson memekakkan telinga. Kebisingan seperti makanan sehari hari.
Tidak ada yang aneh, namun insting Kata yang sensitive dapat merasakan sesuatu yang ganjal. Ia melihat sekelilingnya perlahan, hingga matanya menatap pria berpakaian serba hitam dengan perawakan tinggi, berkulit putih khas orang barat berdiri di sampingnya. Keningnya berkerut saat menyadari pria itu berkeringat dan sedikit gemetar. Pakaiannya sangat tertutup disaat cuaca diluar sedang panas-panasnya.
Merasa di perhatikan pria itu melihat Kara yang menatapnya curiga. Bukannya bertanya, ia malah membalas tatapan mata Kara dengan sayu, perlahan tangan pria itu menurunkan resleting jaket yang ia kenakan. memperlihatkan jam waktu yang bergerak mundur dalam lima detik.
Saat itu, Kara ingin berteriak memberi tahu orang-orang tentang bom yang akan meledak namun suaranya tidak bisa ia keluarkan.
'LARI!' -batinnya berteriak
Tapi semuanya terlambat...
DUUAAAARR!!
BOOMMM!!
BOOMMMMM!!
BOOMM!!
Hingga bunyi ledakan bersahutan membuat isi bus meledak berhamburan, bahkan beberapa pengendara didekat bus juga terkena dampak.
Kara yang secara langsung berdiri didepan pelaku, membuat sebagian tubuhnya hancur. bahkan muka, tangan kiri dan bagian perut kebawah nya sudah tak berbentuk.
Saat detik kematian semakin dekat. Kara bertanya dalam hati, apa yang telah ia dapatkan selama dia hidup. perjuangan-perjuangan yang telah Kara lakukan untuk hidup sampai saat ini, kembali berputar bagai kaset di kepalanya.
Hingga bibir kecil yang dipenuhi luka bakar itu tertarik membentuk senyuman untuk terakhir kalinya dengan keadaan hati teriris.
"Setidaknya, setelah ini tidak akan ada lagi rasa sakit"- batinnya.
°°°
"Saat ini tanggal 17 Februari 2022 telah terjadi pengeboman di kota Bandung pukul 13.55 wib siang tadi. Di duga pelaku yang melakukan pengeboman merupakan teroris yang dicari-cari pihak FBI ... .."
.
.
.To Be Continued...
______________________Kinaa, 1 April 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Become The Karaya
FantasyKarana Fabyola seorang mahasiswi jalur beasiswa, dia adalah salah satu korban yang meninggal akibat bom bunuh diri yang terjadi karena ulah terorisme, sebelum meninggal Kara merupakan seorang gadis panti asuhan yang lari saat umur 10 tahun karena s...