Suasana sepi menyelimuti pagi yang masih berembun. Setetes air diatas daun menjadi bukti dinginnya pagi yang masih bisa dijadikan alasan untuk kembali berbaring didalam hangatnya selimut tebal. Tidak ada yang tahu masa depan,termasuk pagi yang berembun menjadi cerah atau akan tetap mendung dengan bias abu menutupi awan. Satu persatu harapan demi harapan dikatakan untuk menyambut hari yang diawali pagi. Semua orang tidak terkecuali First.
Seorang pria muda dengan talenta yang dimilikinya,sehingga menjadikannya aktor pendatang baru yang cukup diperhitungkan didalam dunia hiburan Thailand,terutama series bertema BL atau boys love. Bersama dengan lawan mainnya Ja Phachara,dirinya mengukuhkan tempat sebagai pasangan paling serasi dipenghujung tahun. Semua tampak indah dengan semestinya,namun tidak ada yang tahu tentang masa depan,termasuk First.
Dirinya masihlah terlalu lugu untuk tahu apa itu arti cinta dan apa itu sakit hati. Dia tidak tahu semua itu,karena bagi pria yang tahun ini berusia 23 tahun tersebut,arti cinta untuknya adalah seorang laki-laki bernama Ja Phachara. Dan sakit yang sesungguhnya adalah laki-laki yang menjadi cintanya memutuskan untuk pergi meninggalkan dirinya. First tidak tahu mencintai seseorang akan menyakitkan seperti ini. Dia tidak pernah tahu jika menahan tangis didepan orang lain akan membuat dadanya sesak. Jangankan untuk berbicara,menarik nafas dengan tarikan pelanpun,harus dilakukannya dengan susah payah. Cinta dan sakit,apakah memang harus ditulis sejajar?. Tidak bisakah dua kata itu ditulis secara terpisah?. Jika seperti ini,lebih baik dia tidak pernah mengenal cinta dan tidak mau mencintai seseorang.
Kedua mata First telah basah oleh air mata sejak 15 menit lalu mengalir turun dari kedua matanya. Sungguh dia sudah sekuat tenaga menahan tangisnya,bahkan dia harus merasakan sakit pada tenggorokannya karena menahan tangis yang masih saja terdengar dari mulutnya. Jemari tangan miliknya,entah sudah berapa kali terangkat untuk menyusut air mata yang sudah membasahi wajahnya.
"Maafkan aku. Tapi aku sudah tidak bisa melanjutkan hubungan ini denganmu". Untaian kalimat yang dikatakan oleh laki-laki yang kini ada dihadapan First semakin menambah goresan pada hatinya. Entah dirinya mempunyai salah apa pada laki-laki yang selama satu tahun ini menjadi kekasihnya itu. Dirinya tidak tahu. Tidak pernah tahu.
First mencoba kesekian kali menahan tangisnya,hanya untuk mengeluarkan sebaris pertanyaan yang sampai detik ini sangat sulit untuk dia katakan. "Ke-napa?". Hanya itu yang bisa First katakan dari mulutnya. Satu kata dengan gagap karena lidahnya kelu. Mulutnya seakan lupa bagaimana cara menggerakkan bibir untuk bersuara. Semuanya terasa buntu. Dirinya bagai seorang bisu yang hanya bisa menangis tanpa bisa berkata apa.
Ditatapnya sekali lagi laki-laki yang kini memandangnya dengan tatapan kasihan kearahnya. Bukan. Bukan tatapan itu yang seharusnya laki-laki itu berikan padanya. Bukan kasihan,melainkan cinta. Sungguh First tidak ingin dikasihani oleh siapapun,terutama oleh sang kekasih yang meminta dirinya untuk mengakhiri hubungan keduanya. Tanpa sebab. Tanpa alasan. Tanpa sesuatu yang bisa dia jadikan bahan untuk dirinya merasa marah.
"Aku menyukai orang lain".
First mengangguk pelan mengerti. Pria itu menggigit bibir bawahnya dengan keras mencegah tangisan yang lebih keras keluar dari mulutnya. Dia alihkan wajahnya kemanapun asal tidak kearah wajah kekasihnya yang selalu dia puji tampan itu,namun sekarang wajah itulah yang memberikannya luka.
"Aku mengerti. Kapanpun kau bisa meninggalkanku". Kata First menahan getir didalam hatinya. Dia menarik nafasnya panjang dan mengeluarkannya melalui mulut. Dadanya yang sesak semakin terhimpit sakit oleh kenyataan yang tidak bisa dia sangkali.
"First-".
"Tidak. Jangan katakan apapun lagi. Pergilah. Aku mengerti dan tidak akan menahanmu". Sela First. Dirinya tidak mau mendengar hal apapun lagi tentang permintaan maaf atau penyesalan yang akan dikatakan oleh Ja. Cukup dengan dirinya tidak melakukan apapun saat melihat dirinya menangispun,First sudah lebih dari cukup untuk tahu jika dirinya tidak ada didalam hati laki-laki itu lagi. Tidak untuk saat ini,besok ataupun juga nanti.