Semburat jingga mulai terlukis di tudung bumi,bahkan sang Surya sudah mulai menyingsing,yg mungkin sebentar lagi akan di ganti dengan sang rebulan.
Randra memarkirkan motornya di bawah pohon.
Ia mulai menjelajah sambil sesekali memotret hal yg menurutnya menarik."Ehh,,itu siapa?"
Tak sengaja kameranya membidik sesosok wanita yg sedang terbaring di bawah pohon."Samperin g ya?,kalau di samperin takut pasien RSJ,g usah deh.
Eeee to kalau ternyata orang pingsan gimana dong."Randra sempat termenung beberapa saat,hingga akhirnya ia memilih untuk menghampiri wanita tersebut.
"Permisi,mbak permisi mbak!"
Ia mencoba melambaikan tangan nya di depan wajah itu.
"Lah ini mati atau gimana?"
Mbak bangun mbak"Ia mulai menggoncang badan yg sedang terbaring itu,
Randra sontak mundur saat mata gadis tersebut mulai terbuka."Mmmm,,"
Badan itu mulai menggeliat,Randra yg melihat itu tersenyum tipis."Eh,Tami diamana?"
Ia mulai melihat sekitarnya dengan wajah bantal yg menurut Randra cukup imut."Ooo masih di taman,,
Loh ini siapa??"Kini bibir Randra tidak bisa ditahan untuk tersenyum,menurutnya gadis ini benar benar imut dengan tingkah lugunya.
"Maaf mbak,td saya hanya bermaksud untuk membangunkan mbak nya" jelas Randra.
"Ooo, terimakasih ya mas"
Senyum manis kini terpampang di wajah lugu nya."Kalau gitu saya permisi dulu mas,
Sudah sore,nenek saya pasti sudah menunggu.
Sekali lagi terimakasih"Tami melangkah meninggalkan Randra yg bahkan masih belum bisa mengalihkan pandangnya dari Tami.
"Imut" gumangnya lirih.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Tak
.
Tak
Tak"Tadi kayaknya g mendung deh,sekarang kenapa tiba tiba hujan.
Sepi.."Ia mulai gelisah melihat keadaan yg ada disekitar nya,langit gelap yg di hiasi dengan beberapa petir,ditambah angin yg dengan tidak santai nya membuat ia menggigil.
"Nenek pasti khawatir,
Sayangnya Tami belum berani menghubungi nenek,takut kesamber petir,gosong nanti"gumangnya.Terlihat seseorang sedang berlari menuju ruko kosong tempat Tami berteduh.
Nampaknya orang tersebut juga sedang ingin menghindari hujan."Saya numpang nuduh juga ya mbak"
"Oh silahkan mas"
Kini mereka sama sama memandangi rintik yg dirasa semakin deras,
Beberapa kali terdengar suara helaan nafas dan gigi yg bergemelatuk ."Nih mbak pakai jaket saya"
Kini atensi Tami terfokus pada pemuda yg kini juga menatap nya.
"G usah mas, nanti masnya malah k dinginan"
"G apa apa mbak"
Kini jaket demin telah membung badan Tami."Makasih mas..?"
"Hesa,,nama gue Satya mahesa.
Panggil aj Hesa.""Terimakasih Hesa,,"
Senyum tipis tersungging dari bibir Tami."Nama Lo?"
Tanya Hesa sambil mengulurkan tangannya, bermaksud ingin saling menjabat sebagai tanda perkenalan."Nama aku Anastasha Tami Aulia.
Panggil aja tami"
Tami menyaut tangan Hesa yg menggantung.Mereka saling melempar senyum tipis,lalu memutus tautan tangan.
Kini mereka duduk bersebelahan dengan punggu masing masing yg bersandar pada tembok.
"Lo kok bisa kejebak disini?"
Suara rintik hujan menjadi pengiring pembicaraan diantara mereka.
"Tami habis dari taman,
Terus pas lg dijalan tiba tiba gerimis.
Niat nya td neduh sebentar,eeee tapi malah makin deras hujannya."
Ekspresi yg dibuat Tami saat bercerita membuat Hesa tersenyum."Terus kenapa g minta jemput sama siapa gitu?"
"Tami g berani megang handphone,
Takut kesamber betir"Hesa tak dapat menyembunyikan tawa nya sekarang,dengan refleks tangannya mengusak rambut gadis lugu di depannya ini.
Tami berusaha menatap tangan Hesa yg masih bertengger di kepalanya,
Hesa yg sadar akan tindakannya menarik kembali tangannya dengan canggung."Maaf"ucapnya Canggung
"G apa apa Hesa,,Tami cuman kaget tadi"balas Tami"Oh iya,hesa sendiri kenapa bisa kehujanan"tanya Tami berusaha menghilangkan suasana canggung ini.
"Gue tadi habis dari grandmedia ,
Selanjutnya sama kayak Lo,gue kaget karna tiba tiba hujan,makannya langsung lari kesini"Lalu kedua nya hening.
Hingga suara Tami mengudara"Hujannya udah berhenti,Tami pamit dulu ya Hesa,nanti jaket nya Tami cuci dulu baru Tami kembalikan"
"Ok ,kalau besok lo mau balikin jaket gue,tunggu aj gue di tukang ketoprak depan universitas Nusa Bhakti"
"Yaudah kalau gitu Tami duluan ya,
Dadada"Hesa membalas lambaian tangan tamu dengan senyum yg bertengger apik di bibirnya.pandangannya tak dapat beralih dari Tami yg kini sedang berlari menjauh dari lokasi nya saat ini.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Assalamualaikum,"seru Tami saat membuka pintu.
"Ya Allah nak,
Dari mana saja td,,kenapa pulang nya selarut ini?""Hehehe,,tadi Tami ketiduran ditaman,terus pas di jalan pulang tiba tiba hujan,jadinya Tami neduh dulu"
Nek Diah tak akan bisa marah jika sudah melihat senyum cucunya ini.
"Ya sudah,sekarang kamu mandi dulu,,lihat badanmu lembab"
"Okey nek"
Tami berlalu menuju kamarnya,