Part 2

93 10 0
                                    

Entah apa yang membawaku kesini tapi aku yakin hampir setengah persen aku datang kemari karena perkataan Sae Byung, lalu sisanya karena aku memang selalu ingin berada disini. Baiklah, sekarang aku sedang duduk dibangku piano di ruang musik menunggu seseorang yang selalu kulihat memainkan piano ini datang. Seperti yang kujelaskan tadi, aku datang kemari karena perkataan Sae Byung.

Kemarin di UKS (setelah aku berhenti dari tangisku) Sae Byung menceritakan bahwa saat aku tertimpa bola basket dan pingsan, Baekhyunlah orang yang pertama berlari untuk menolongku dan mengendongku ke UKS. Harus kalian tau, aku bahkan berjalan di arah yang berlawanan dari tempat Baekhyun berdiri saat menonoton pertandingan basket. Aku sama sekali tidak mempercayainya jika dia melakukan itu, tapi mengingat kemarin Baekhyun berada di UKS bersamaku dan bersikap hangat (walau endingnya tidak menyenangakan) mau tak mau aku harus mengakui bahwa hal itu mungkin saja terjadi. Jadi sekarang aku ingin mengucapkan terimakasih yang belum sempat kuucapkan dan maaf (tentu saja) atas perlakuan yang tidak menyenangkan kemarin.

Dan jika kalian penasaran bagaimana hubunganku dengan Kai setelah pertengkaran kemarin, tentu saja jawabannya adalah TIDAK BAIK, atau harus kuberi tambahan kata SANGAT didepannya. Seharian ini aku tidak berbicara dengannya, bahkan tadi pagi aku tidak menunggunya datang menjemputku seperti biasa, karena aku yakin dengan keyakinan penuh bahwa dia tidak akan menjemputku. Dan ketika bel pulang tadi aku buru-buru meninggalkannya dan meluncur kemari. Aku tidak tahu apa ini baik, sejujurnya aku merasa aneh bersikap memusuhinya (atau dia yang memusuhiku) seperti ini. Kami bahkan menolak untuk saling bertatap. Sungguh, ini adalah pertengkaran terbesar dalam sejarah pertemananku dengan Kai.

"KLEK!" suara pintu terbuka dan kalian pasti bisa menebak siapa yang membukanya. Ya tak lain dia adalah Baekhyun. Aku mengamati terbukanya pintu dengan dramatis sementara orang membuka pintu berhenti karena melihatku dengan kaget. Aku sudah menduga reaksinya, tapi aku sama sekali tidak memikirkan reaksinya setelah ini. Mungkin saja setelah ini dia akan kembali keluar dengan membanting pintu, jika dia benar-benar melakukan itu aku sama sekali belum menyiapkan mental.

Tapi dia tidak melakukan itu, dia berjalan mendekat dengan ekspresi yang huh aku tidak tahu lebih pantas disebut apa ekspresinya itu; dingin atau jutek (?). Tapi aku harusnya lebih khawatir karena bisa saja dia mendekat untuk menyeretku keluar karena telah duduk disingahsananya. Oh ayolah Ah Yeon! Kenapa hanya pikiran negatif saja yang selalu ada diotakmu?

"Emm.. Ba..Baekhyun,,, aku..ee a..akuu.." aku berdiri dari dudukku dan menundukan kepala sambil mengingat-ingat kata-kata yang sudah kurangkai tadi. "a..aku ingin mengucapkan terimakasih padamu karena kemarin kau telah menolongku ma..maaaf aku baru mengatakannya" lalu aku membungkukkan badanku.

"dan juga maaf untuk kejadian tak mengenakan kemarin." Helaan panjang terdengar dari mulutku setelah mengatakan itu tapi rasa khawatir kembali merasukiku karena tak segera ada tanggapan dari Baekhyun, dengan setengah keberanian yang kupunya aku menegekan badanku untuk melihatnya. Dia berdiri dihadapanku menatapku lurus. Apa maksud tatapan ini?

Perlahan dia berjalan melewatiku dan duduk dibangku yang tadi kududuki. Tak apa jika dia mengatakan sesuatu walau itu menyakitkan, tapi dia hanya diam. Dan diamnya itu yang berkali-kali lipat terasa lebih menyakitkan. Aku menoleh melihatnya, dia sedang bersiap untuk menarikan jarinya diatas tuts piano. Apa yang harus kulakukan? Aku memandang punggungnya dengan bingung.

"Bae.. Baekhyun.. ak..aku tahu kau pasti sangat marah karena.." suaraku terhenti karena dia mulai memainkan pianonya, aku tahu percuma aku meneruskan bicara karena dia pasti takan mendengar. Dadaku kembali terasa sesak. Aku tidak tahu apa yang sebaiknya aku lakukan. Apa aku harus keluar meninggalkan tempat ini? tapi kakiku kaku tak mau ku gerakkan. Baekhyun memainkan nada-nada yang cukup familiar ditelingaku. I..ini adalah lagu yang dulu selalu dia mainkan untukku. Mataku terbuka lebar, dan tiba-tiba aku merasa disergap perasaan hangat. Lagu ini membawaku pada memori ketika aku masih kecil. Aku memejamkan mataku, sementara pikiranku menerawang ke masa lalu. Aku bisa melihat dipikiranku aku kecil berlarian bersama Kai, sementara Baekhyun sibuk memainkan piano, saat itu kami berada ditaman rumah Baekhyun yang dipenuhi bunga matahari dimusim panas saat kami masih kelas dua SD. Dan itu menjadi musim panas terakhir sebelum akhirnya hubungan kami terpecah.

Love Me or Love Me NotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang