[2] pulang.

7 1 0
                                    

"Kamu tidak akan pernah menduga, bagaimana cara semesta mempertemukanmu dengan nya..."

[Happy Reading]

"Raka!"

Panggilan suara yang menggema diantara sunyinya waktu, panggilan yang dapat membuat nya terhenti seketika...

"Semoga kita bisa bertemu lagi..."

Sang empu hanya memandang lurus, tanpa tahu dimana seseorang yang tengah berbicara dengannya...tapi dirinya yakin, gadis tersebut masih ditempat yang sama...

Berdiri dengan seutas senyuman manis yang terus menghiasi parasnya...dirinya yakin, semesta sedang merencanakan hal lain.

"Semoga..." -Raka

Raka, kembali berjalan mengenakan sebuah tongkat bantuan, berjalan menjauh dari tempat pertemuannya bersama gadis manis yang menemani harinya— walau sesaat.

"Woi!"

Suara bariton seorang pria yang baru saja membuyarkan lamunan gadis....yang tengah duduk di pekarangan belakang rumah milik nenek dari Jevan.

"Apa?"

"Lo ga mau pulang?" Tanya Jevan, sambil mendaratkan tubuhnya di kursi sebelah Zetta

"Ga tau"

"Pulang yuk....sebentar lagi malem, lo mau ayah marah?"

"Terserah"

"Gua tunggu di mobil lima menit, lewat dari itu— gua tinggal"

Jevan melenggang pergi dari tempat tadi, meninggalkan Zetta sendirian...dengan seribu pikiran dibenaknya.

Apakah Zetta harus pulang? Atau menumpang menginap dirumah milik nenek dari Jevan? Entahlah, lebih baik pulang saja...dari pada masalah baru muncul.

"Oma, kita pulang dulu ya...lain kali Jevan mampir lagi" keduanya kini tengah berpamitan kepada sang pemilik rumah

"Ya sudah...lain kali mampir dan ajak Zetta kemari lagi ya, kalau bisa Zetta menginap dirumah oma..." ucap nya diselingi senyuman

"Iya oma, lain kali Zetta usahain"

"Hati-hati dijalan"


***

Malam yang sunyi..namun cerah sebab, bulan menyinarinya malam ini, menemani Zetta yang tengah berdiam diri dibalkon kamarnya

Soal ayahnya....yah, kalian pasti tau, ada sedikit masalah seperti biasanya saat Zetta dan Jevan baru pulang dimalam hari...interogasi tidak penting— yang membuang-buang waktu.

Lupakan si pria itu...Zetta tidak peduli lagi, malam ini Zetta hanya tengah rindu terhadap seseorang, rindu yang tak kunjung usai...rindu yang terus menghantuinya setiap malam, setiap detik, menit, juga jam. Andai sosok yang dirindukannya masih ada...andai.

Menatap ribuan bintang di langit, dengan bulan yang berada ditengahnya...mata Zetta tertuju kepada ribuan benda semesta.

"Mah— rindu...Zetta rindu mamah"

Rakana dan SemestanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang