3 Feb 2022

15 5 20
                                    

Daily Writing Challenge 3

Tema

(Buat tulisan dengan tema "Cinta pertama")

°—°—°—°

Siapa cinta pertamaku? Aku tidak tahu

Jika kau bilang orangtuaku aku merasa tak memiliki perasaan khusus seperti yang dimiliki orangtua dan anak, mungkin pernah tapi biasanya aku lebih banyak kesal dengan mereka, apalagi jika mereka bertengkar, ingin sekali aku menggetok kepala mereka satu-persatu agar mereka mengalah dan berbaikan.

Jika kau bilang adik-adikku, itu lebih lagi, aku nyaris sepanjang saat kesal dengan mereka, walaupun kebanyakan itu karena orangtua ku sendiri yang membuat ku kesal dengan perbedaan sikap dengan ku dan dengan mereka.

Aku tahu adik-adikku masih kecil dan membutuhkan lebih banyak perhatian, namun mereka orangtuaku seperti tak pernah menggubris ku dan hanya memperhatikan mereka.

Perempuan? Aku tak pernah memiliki tautan perasaan kepada mereka, jika cantik ya sudah aku mengagumi nya, jika biasa saja ya sudah, aku mungkin akan mencoba berteman dengannya jika dia memiliki beberapa kebiasaan yang selaras dengan ku.

Teman laki-laki disekolah ku juga, aku sulit menemukan yang selaras denganku, beberapa ada yang lumayan dekat dengan ku, namun belum karib, itupun kami sepanjang hari kerjaannya hanya mengolok-olok dan mengganggu nya, tentu saja tak ada rasa kesal, namun mereka bukan kawan karib ku.

Setiap hari kebiasaan ku terasa monoton, itu itu saja yang kulakukan. Pagi, aku mungkin akan bangun duluan tapi orangtua ku akan ke kamar lebih dulu untuk membangunkan adik-adikku sebelum aku menggeret diri ke kamar mandi.

Lalu ayahku akan menyuruh untuk solat di masjid, setelah itu aku akan mengerjakan tugasku, mencuci piring, masak nasi, biasanya sambil aku mencuci ibu akan mengomeli apa saja kesalahan ku, seperti aku yang belum menyelesaikan jemuran baju semalam, laporan adik-adikku yang dengan sok tahu nya mengatakan aku belum solat, setelah itu aku sarapan, lalu menyiapkan apa saja yang akan dibawa ke sekolah.

Disekolah pun kegiatan dengan kawan hanya kegiatan tak berguna, lalu sepulang sekolah, mandi solat mereka cuci piring lagi, dan seterusnya.

Suatu hari aku jatuh sakit saat malam, mulanya hanya pilek dan batuk berdahak sedikit pusing dan panas, orang tua ku dengan cueknya menyuruhku untuk meminum obat.

Paginya seperti biasa aku berjalan ke masjid dengan badan lemas, saat akan berdoa setelah solat, tiba-tiba terlintas pikiran "Allah menyayangi ku, karena itu dia mengirim kan sakit kepadaku agar dosaku dihapuskan"

Kemudian hari itu aku tak sekolah dan istirahat dirumah.

Esoknya aku justru makin panas

Sudah seminggu namun aku masih sakit, menarik napas juga susah, orangtuaku pun membawa ku kerumahnya sakit, ternyata aku terkena kanker paru paru.

Semua perhatian kini tertuju padaku, berhari hari aku dirawat dirumah sakit, teman temanku datang menjenguk ku lalu mendoakan ku, aku hanya berpikir Allah menyayangi ku jadi dia mengirim penyakit ini kepadaku.

Suatu hari aku jatuh pingsan, sesak napas ku makin parah, dokter sudah setengah jam berusaha namun mereka belum juga berhasil, alhasil mereka memanggil orangtua dan adik-adikku datang kerumah sakit.

Aku kemudian terbangun

Sejak jatuh sakit aku merasa semakin dekat dengan Tuhan ku, aku menyayanginya karena dia juga menyayangi setiap makhluk nya, kurasa ini jawabannya.

Aku memanggil kedua orangtuaku dan meminta maaf atas seluruh kesalahan ku, ibuku yang tak kuat melihat ku mengalihkan pandangannya, ayahku menunggu keajaiban datang. Adik-adikku yang menyebalkan datang kesisi kasurku dan meminta maaf, awal nya aku bingung bagaimana menyikapi nya.

Namun ego harus disingkirkan, aku tak boleh memiliki kemarahan apapun, aku pun menampar pelan pipi adik-adikku sambil berkata "dasar menyebalkan" sambil tersenyum.

Aku kesulitan mengambil nafas kembali dokter-dokter pun kembali panik, layar mulai menunjukkan garis lurus, tangis pun pecah ayahku yang tak pernah kulihat menangis kini menitikkan air mata, adik-adikku dan ibu ku menangis tersedu sedu.

Esoknya aku dimakamkan seluruh keluarga berkumpul, teman temanku juga, dan seorang dokter yang merupakan sahabat yang akhirnya kudapat kan saat sakit, di merupakan perawat yang rutin memeriksaku, semua nya mengucapkan duka cita.

Saat mereka mulai meninggalkan kan makam, dua 'orang' datang, mereka  memiliki dua sayap putih berkilauan, mereka pun bertanya
"Maa rabbuka"

Sambil tersenyum aku menjawab "Rabb ku Allah"

Akhirnya aku akan menemui Tuhan yang kusayangi

°—°—°—°

Ceritanya ga aneh kan?

Tisu kalian tidak habis?

Ok

25 hari lagi~

Mix All Your Story 30 DWC NPCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang