lelaki yang menghargai wanita

0 0 0
                                    

Awal pertemuanku dengannya di tempat kami melamar kerja, perusahaan outsourcing.
Aku memperhatikannya dari awal ia masuk gapura ruko, entahlah setiap aku memandang sesuatu yang cukup menarik bagiku, aku akan terus menatapnya. Dan sepertinya dia juga menatapku saat ia datang ke warung kecil tempatku duduk. Selalu aku yang bertanya duluan karena aku ingin dipandang ramah dan rendah hati.

"Mas nya mau ngelamar juga ya?" Tanyaku.
"Iya, mbanya juga?" Jawabnya dan memesan aqua dingin.
"Iya, mas nya bagian apa?"
"Staff operasional"
"Ada lelaki satu lagi dia juga melamar disini tapi sudah masuk" ku beritahu dia agar tidak membuang waktu seperti ku yang sedang mengelus kucing gembul pemilik warung.

"Kalau begitu kita masuk bareng aja mba"
"Ya boleh", aku berdiri dan meminta tolong ayahku yang mengantar kemana pun aku melamar kerja, membawa air minum supaya tidak kehausan. Lelaki itu menatapku memperhatikan perempuan bodoh ini. Berjalan ke gedung mendorong pintu, lelaki itu menahan pintu untukku. Dia duduk di kursi busa sedangkan aku di kursi tunggu, setelah dia selesai dia menengok ke arahku dan duduk disampingku.

Berbincang mengenai lamaran kerja dan dia lulusan S1 sedangkan aku SMK, aku ingin tahu namanya sebab itu aku bertanya.

"Namanya siapa mas?"
"Raka" jawabnya simpel.
"Saya Sakinah"
"Sakinah mawadah warahmah" tambah dia.
"Aamiin" aku amin kan karena itu doa, dia tertawa sangat sederhana beruntung sekali yang menjadi jodohnya nanti.

Kami semua masuk ke ruangan untuk menunggu panggilan interview.
Giliran Raka dan aku dipanggil. Dan dia selalu di depanku untuk menahan pintu, sangat Gentle tipe lelaki yang menghargai wanita dan menurutku dia pintar terlihat saat wawancara yang bisa menjawab pertanyaan dengan tenang. Tidak seperti ku terlihat tidak fokus dengan pertanyaan bodoh.

Kami kembali ke ruangan menunggu informasi dari staf lain mengenai lamaran kerja.
Aku mendapat WhatsApp dari ayahku berapa lama lagi selesai, karena nanti malam dia kerja di wilayah tempat tinggal kami menjaga keamanan lingkungan. Raka bertanya apa ayahku masih menunggu, tentu saja ayahku menunggu anak bodohnya ini karena takut tidak tahu arah jalan pulang.

Raka bertanya tempat tinggal ku, dia sebenarnya lelaki baik mungkin jika ayahku pulang duluan dia mau mengantarku, tapi aku tidak ingin merepotkannya karena tempat dia di Depok sedangkan aku di Kramat Jati. Aku akan merasa bersalah jika merepotkan orang lain, makanya aku membuka aplikasi ojek online apakah aku dapat voucher dan aku termasuk manusia tidak beruntung. Aku harus hemat untuk dana melamar kerjaku kan, akhirnya aku menyerah dan membalas lagi WhatsApp ayah untuk pulang duluan.

"aku akan naik ojek online"

Tidak membalas untuk waktu beberapa lama, dan akhirnya selesai juga tes interview dan akan masih ada lagi interview dari pemimpin perusahaan nanti. Ufhh! Sungguh melelahkan mencari kerja di pandemi Covid 19 ini.

Kami semua pulang, Raka bertanya padaku apa ayahku sudah pulang. Jelas sekali dia ingin mengantarku dan mungkin kenal lebih dekat. Dan aku menyia-nyiakan kesempatan meminta nomor telepon atau media sosialnya, aku menaiki motor dan kulihat Raka berdiri di warung membuka masker dan tersenyum padaku. Mataku tersenyum melihat senyumnya. Jika kita bertemu dan nantinya berjodoh aku ingin berterima kasih kepada mu Raka. Terimakasih :)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 04, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SOMEONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang