Karang Para

5 0 0
                                    

     1945 terdiri ya sebuah wisata karang para, wisata yang sangat ramai dikunjungi oleh banyak wisatawan, wisata karang para adalah wisata satu-satunya yang berada di Sukabumi, wisata yang sangat indah pemandangannya.
     Dipagi hari dalam keadaan cuaca cerah, dalam dalam sebuah warung, tiga orang pemuda yang sedang berkumpul, yang akan merencanakan keberangkatan untuk mengunjungi wisata alam Karang para, pada hari Minggu, tanggal 22 Januari 2020.
     Dalam novel tersebut tokoh utama yaitu Arisandy yang berkarakter seorang pemberani, tokoh kedua yaitu Encep yang berkarakter pemarah dan tokoh ketiga yaitu Agung yang berkarakter pendiam.
     Novel ini ditulis oleh Angga Agus Sopian.
Angga Agus Sopian yang lagi pada tanggal 20 Agustus 2003, dikota Sukabumi. Sorang penulis yang menceritakan tentang wisata alam Karang Para.
     Pada keesokan harinya Arisandy, Encep dan Agung berkumpul di sebuah warung, yang akan brangkat ke sebuah wisata alam Karang Para. Arisandy yang siap siaga berangkat dengan wajah yang pemberani dia pun menyuruh Encep dan Agung untuk berangkat. Dalam perjalanan yang sangat jauh dan jalan yang berliku, Arisandy pun berhati-hati membawa motor
     Dalam perjalanan, ada seorang pengendara motor yang melanggar lalu lintas jalan, dan Encep yang sangat marah dan wajah yang sangat kesal, menyusul pengendara bermotor itu, lalu pengendara motor itu pun turun dari motor, dan Encep pun menasehati dan memarahi pengendara motor itu, Agung dengan sifat pendiam ikut turun dan menahan amarah Encep.
     Perjalanan kembali dilanjutkan, tiba-tiba motor yang dikendarai Agung mogok dipinggir jalan, Arisandy dan Encep pun membantu memperbaiki motor Agung yang mogok, sungguh sebuah persahabatan yang sangat mengagumkan, Encep yang sangat pandai memperbaiki motor dan Arisandy yang sangat baik, dapat membantu Agung.
     Sesudahnya memperbaiki motor Agung yang mogok, ketiga pemuda tersebut melanjutkan perjalanan. Sesampainya disebuah wisata alam Karang para, ketiga pemuda itu membayar tiket masuk, Agung pun bertanya.
     " Berapakah harga tiket masuk tersebut?"
Dan Arisandy menjawab.
     " Harga tiket masuk tersebut yaitu 5000/orang ".
Ketiga pemuda tersebut masuk dan melihat-lihat wisata alam itu.
     Sungguh snagat ramai, kebanyakan masyarakat yang datang dari luar wilayah. Ada seorang kakek tua bertanya kepada Encep, kakek itu bertanya :
     " Nak apakah kamu melihat orang yang memakai baju biru? Itu adalah cucu kakek yang hilang ".
     " Maaf kek saya baru datang, dari tadi saya tidak melihat orang tersebut ".
     " Baik dek, terimakasih, kalau melihat langsung hubungi nomer kakek ya, ini nomernya ******** ".
     " Baik kek, sama-sama ".
Pemandangan yang sangat menakjubkan dan kebersamaan antara Arisandy, Encep dan Agung tidak terpisahkan.
     Wisata Karang Para yang didirikan sejak tahun 1945, menjadikan para wisatawan sangat senang dan dapat menikmati indahnya suasana wisata, tiga orang pemuda Arisandy, Encep dan Agung, menikmati indahnya pemandangan sambil menikmati secangkir kopi menjadikan sebuah moment yang tidak bisa terlupakan.
     Dalam novel wasata alam Karang Para, dapat kita ambil kesimpulan dari tiga orang pemuda dan dapat kita ambil hal positif, yaitu, " dalan persahabatan tidak boleh ada pertengkaran, karena pertengkaran dapat menyebabkan permusuhan ".
    

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 05, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

~ Karang Para ~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang