KoB - 01

10 1 0
                                    

Kanaya Tabitha, gadis yang berparas cantik bagaikan Dewi Yunani tengah mengendarai motor dimalam hari dengan kecepatan sedang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kanaya Tabitha, gadis yang berparas cantik bagaikan Dewi Yunani tengah mengendarai motor dimalam hari dengan kecepatan sedang. Angin yang berhembus halus menerpa helaian rambut nya. Malam hari yang cukup tenang ini, disertai rembulan yang bersinar terang didampingi oleh ribuan bintang yang ada disekitarnya

Tujuan saat ini adalah markas Dreaming Darkness. Dreamin Darkness itu sendiri merupakan nama geng yang dibuat oleh kakak angkatnya yang bernama Hendra.

Butuh sekitar 30 menit bagi Kanaya untuk bisa sampai ke markas itu. Setelah ia sampai, iya langsung memarkirkan motornya di area parkiran Dreaming Darkness. Kanaya berjalan menuju ruangan ketua Dreaming Darkness, sebuah geng yang diketuai oleh Hendra, kakak angkat dari Kanaya.

Kanaya langsung mendekat kearah sofa dan merebahkan diri nya, memejamkan matanya untuk sejenak. Entah kenapa, ia merasakan lelah dihari ini. Mungkin saja efek dari kegiatan hari ini yang mengikuti balapan liar sebanyak 2 kali

Butuh sekitar 30 menit bagi Kanaya untuk bisa sampai ke markas itu. Setelah ia sampai, iya langsung memarkirkan motornya di area parkiran Dreaming Darkness. Kanaya berjalan menuju ruangan ketua Dreaming Darkness, sebuah geng yang diketuai oleh Hendra, kakak angkat dari Kanaya.

"Menang gak kan?" Pertanyaan tersebut yang dilontarkan oleh seseorang yang mampu membuat ia terkejut.

Ia membuka matanya kembali, kemudian merotasi kan mata kemudian berdecak sebal, ternyata ilham Kakak angkat kedua nya. "CK, bisa gak sih gak usah ngagetin?."

"Yaelah, kan gw cuma nanya, dan juga suara gw pelan kok. Kalau ngagetin tuh kek gini." Ilham mengangkat kedua tangan. Mukanya cukup terlihat menyebalkan bagi Kanaya, mengambil ancang-ancang untuk mendekati Kanaya, kemudian menepuk bahu Kanaya dengan cukup kuat, dan berteriak "DORR" jeda sejenak "Nah, itu baru yang dibilang ngaketin.

Kanaya menatap Ilham lurus,kemudia berkata dengan nada datar "Woww, gw kaget."

Ilham berdecak pelan, mengambil tempat dan mengangkat kaki Kanaya keatas pahanya.
"Lu menang gak?"

"Iyya" matanya kembali tertutup dan membiarkan Ilham memainkan jari jari kakinya.

"Gilaa, bisa ngalahin sih Rizki juga?" Ilham memujinya dan tersenyum kepada Kanaya dan tentunya tidak dibalas oleh Kanaya karena kedua matanya tertutup

"Cowok banci kaya dia mah, mana bisa menang lawan sama gw" Kanaya berkata dengan angkuh.

"Bangga banget gw sama Lo kan." Celetuk Hendra diambang pintu dengan tiba-tiba datang, Tampa mengetuk pintu yang membuat Ilham seketika kagetkemudia mendengus pelan, sedangkan Hendra dia memeilih diem.

"Iya lah, siapa dulu? Kanaya gituu" Kanaya membalas perkataan Hendr
Hendra tersenyum simpul dan berjalan mendekati sofa yang mana Kanaya dan Ilham ada "Oh iya rencananya, kapan lu mau pulang?"

"Hmm, mungkin lusa, ehh tp gak tau juga sihh"

Menghela napas, kini tatapan Hendra berfokus ke Kanaya yang masih memejamkan matanya dengan Ilham yang duduk enteng dengan kaki Kanaya diatas pahanya itu

"Gak kasihan sama mama lu kan?" Tanya Ilham

"Kasihanlah. Tapi, lebih kasihan jika gw selalu nyusahin dan ga berusaha buat mandiri ham"

"Kalau gitu, Lo tinggal sama gw aja kan. Lagian nih ya orang tua gw juga sayang sama lu, gak mungkin lah kalau lu repotin mereka." Bujuk Ilham

"Ham... Gw udh berapa tahun tinggal disana? Bukan cuma setahun atau dua tahun ham, dan gw juga ga enak ma keluarga lu. Gw emang sayang sama mereka, tapi gw ngerasa gak pantes disayang sama mereka sampai segitunya, cuma karna gw anak pungut" Kanaya membuka matanya, dan beranjak dari tempat duduknya. Menundukkan kepalanya, Kanaya tau kalau Hendra dan Ilham saat ini sedang menatapnya.

Hendra menghela nafas pelan, "sama gw juga kok, kan. Gw juga anak pungut, yang beruntung bisa diangkat sama orang yang hebat" jeda sejenak, Hendra mengangkat sebelah tangan untuk mengusap Surai rambut Kanaya dengan lembut "Selama mereka sayang sama kita, tuh gak masalah kan. Mau anak pungut, anak jalanan, anak monyet pun, gak masalah. Mereka sayang sama Lo kan, karena Lo itu berharga buat mereka."

"Nah, bener tuh. Bunda gak bisa ditinggalin sama Lo kan. Bahkan sampai sekarang bunda tetep nyariin lo. Bunda kecewa pas dia gak bisa nemuin Lo sampai sekarang." Ilham juga ikut berucap, membuat Kanaya diam sejenak

Terdengar embusan nafas keras, ia melihat, dan menatap Hendra dan Ilham secara bergantian, "Okey, lusa gw janji bakal balik l, jadi tolong kasih tau bunda nanti."

"Janji." Ucap Hendra dan Ilham secara serentak.

"Iya, Janji." Balas Kanaya dengan Senyuman.

683 kata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

683 kata

Jan lupa pencet bintang and komen ya
Btw nih cerita pertama gw

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 15, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kanaya Or Brichia?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang