Satu

16.2K 1.3K 186
                                    

Galen terduduk disebuah minibar salah satu club terkenal di kota, ia belum memesan apapun padahal sudah hampir satu jam ia disana.

Galen mengeluarkan handphone dan menghubungi seseorang.

"Eh bego, lo dimana? Gue udah sejam nih nungguin lo kagak nongol-nongol. Lewat jalan mana sih" Omel Galen pada seseorang diseberang sana.

"Aduh sorry nih Gal, gue dipaksa Bagas buat nemenin dia di apartemen."

Seseorang yang ditelepon oleh Galen adalah Reza atau dipanggil Esa. Mereka bersahabat sejak awal SMA, malam ini mereka berjanji untuk merayakan kelulusan di club.

Bagas, ia adalah kekasih Esa. Mereka sudah pacaran dua tahun, Bagas adalah alumni SMAnya dulu.

Untuk seksualitas Galen, ia menyukai wanita berdada besar dan batang lelaki.

"Si bangsat, terus lo mau enak-enak sama si Bagas. Sedangkan gue nunggu lo dari tadi? Temen gue tololnya kebangetan dah" Sumpah serapah Galen dikeluarkan.

"Besok deh janji, lo seneng-seneng sendiri dulu. Besok sama gue."

"Mending pulang gue, kalo hangover engga ada lo yang bisa anter gue pulang."

"Yakin pulang lo? Nikmatin dulu aja, siapa tau lo kecantol Sugar Daddy."

"Ga mungkin ada Sugar Daddy disini, adanya partner sex ujungnya."

Galen mematikan teleponnya, ia berpikir sebaiknya pulang dari pada mabuk sendiri. Sebenarnya ia sudah sedikit mabuk karena ia minum sambil menunggu Esa, toleransi Galen pada alkohol sangat buruk.

Galen berdiri dan berjalan menuju toilet pria, ia harus cuci muka untuk kembali sadar karena membawa mobil.

Sesampainya di ditoilet, Galen merasa dunianya berputar hingga menabrak seseorang.

"Are u okay boy?" Tanya orang itu.

•°•°•°•

Alexander sebastian, seorang pengusaha yang berusia tiga puluh dua tahun. Jika dideskripsikan Alex itu seperti dewa apalagi dengan wajah blasteran. Sangat tampan, proporsi tubuh yang sempurna, dan ia mempunyai segalanya.

Malam ini ia pergi ke club dengan asistennya, padahal ia baru saja pulang dari perjalanan bisnis.

Alex minum dengan santai dimeja VIP, matanya memandang orang-orang yang sedang menikmati musik dibawah.

"Jangan hanya dilihat saja, kau harus memilih salah satunya Lex" Ucap Rafael, asisten Alex.

Alex menyesap minuman dan mengangkat bahu acuh dengan ucapan Rafael.

"Sampai kapan aku harus menemanimu, kasihan kekasihku seperti diduakan olehmu."

Rafael sudah menjadi asisten Alex selama sepuluh tahun, kemanapun pasti akan ditemani olehnya.

Rafael juga tau bahwa Alex adalah aseksual, sangat susah untuk membuat Alex tertarik pada siapapun.

Alex bangkit dan berjalan menuruni tangga, Rafael menghela nafas kasar melihat reaksi Alex.

Alex berjalan melewati orang-orang yang berjoget, tujuannya adalah toilet.

Setelah selesai, ia hendak mencuci tangan namun saat membuka pintu seseorang menabraknya.

Bisa Alex lihat lelaki muda yang menabraknya ini sedikit mabuk, mata anak ini menutup dan sedikit meringis.

"Are u okay boy?" Tanyanya.

Tubuh Alex menegang saat kepala anak itu disandarkan ke dadanya. Tinggi anak ini hanya sebahunya.

"Mr, can you help me?" Tanya anak itu.

"Sure" Jawab Alex dengan ragu.

"Will you be my one night stand partner?" Tanya anak itu lagi.

Jantung Alex seketika berdetak kencang, ia terkejut dengan ajakan anak muda ini.

Alex menarik wajah anak itu untuk menatapnya, seringai terbit di bibirnya tanpa sadar.

———————

Halo!

Chapter ini masih jadi uji coba buat cerita 'my one night stand' kalo banyak yang suka aku lanjut.

Tolong bestie screenshoot cerita ini biar ada bukti kalo misalkan nanti ada yang plagiat, sakit hati kalo cerita yang aku bikin dan mikir sendiri diambil orang :)

Thank u<3

my one night standTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang