A

4 7 3
                                    

Bia menatap rapor di tangannya dengan mata berbinar, ini kali pertama Bia mendapatkan peringkat tiga di kelasnya. Bia membuka pintu rumah dan perlahan masuk ke dalam rumah, Bia berjalan ke ruang keluarga. Pandangannya menatap keluarganya yang sedang tertawa tanpa dirinya.

"Anak Mama pintar banget si, dapat juara satu lagi." ucap seorang wanita paruh baya sambil memeluk anak laki-lakinya.

"Iya dong, kan seperti papa nya." ucap Hevin dengan senyum nya yang menawan, Kemudian pandangan Hevin terarah ke Biarifa.
"Tidak seperti dia yang bisanya memalukan keluarga." Sambungnya tanpa memikirkan perasaan anak gadisnya.

Emora menatap Bia sinis kemudian menatap Rafa lembut "Sudah, habiskan susunya kemudian istirahat ke kamar."

"Kalian bisa gak sih berhenti membeda bedakan anak kalian, Bia itu kembaran Rafa!" ucap Rafa dan langsung pergi ke kamarnya.

Seketika keadaan di ruang keluarga menjadi sunyi. Hevin menatap anak perempuannya tajam, kemudian pergi ke ruang kerjanya. Sedangkan Emora berdecih menatap Bia kesal.

"Merusak suasana saja." Gumam Emora. Kemudian berlalu dari hadapan Bia.

"Bahkan kalian gak liat rapor Bia dulu." Bia tersenyum miris.
"harusnya dari awal gue gak terlalu berharap, kan jadi sakit sendiri haha." perlahan air matanya menetes di pipinya.

Bia iri melihat Rafa yang diperlakukan dengan penuh kasih sayang.
Tuhan, apakah salah jika Bia ingin di perhatikan? Bia juga ingin seperti anak lain yang mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya.

^ % ^

Ceklekk

Suara pintu kamar mandi terbuka, menampakkan gadis dengan kaus over size dan celana pendek bermotif Doraemon kesukaannya.

"Ngapain lo di sini." ucap Bia pada Rafa sambil mengeringkan rambutnya.

"Ketemu adik gue yang paling cantik ini." jawab Rafa sambil tersenyum lebar seperti joker.

"Najis lo alay." Bia memandang Rafa dengan ekspresi seakan ingin muntah.

"Nanti malam temenin gue ke pesta ulang tahun temen gue Bi." ucap Rafa memelas.

"Mangakanya lo itu cari pacar, biar gak perlu ngajakin gue buat jadi pasangan lo." Bia merotasikan bola matanya, lelah dengan sikap kembarannya yang selalu mengajaknya menghadiri pesta hanya karena malu terlihat jomblo.

"Ayola lo kan kembaran gue yang paling cantik, baik, gemesin, ya ya yaa mauu yaaa." Rafa memasang puppy eyes nya dengan tangan memohon. Jika sudah begini mana bisa Bia menolaknya.

Bia menghembuskan nafas lelah "Yaudah deh jam berapa?"

"YESSS YUHUUU MAKASIH KEMBARAN GUEE." ucap Rafa sambil melompat lompat seperti kera di atas kasur milik Bia.
"Nanti jam 8 lo harus udah siap okee." sambungnya, kemudian pergi dari kamar Bia begitu saja.

"Untung kembaran." gumam Bia sambil merebahkan tubuhnya di kasur, sebelum kemudian pergi ke alam mimpi.

^ % ^

08:00

Sesuai janjinya, malam ini Bia menemani Rafa ke pesta ulang tahun temannya. Sebenarnya Bia malas kesana jika bukan karana kembarannya yang menyebalkan itu, lagipula rebahan sambil bermain ponsel lebih menyenangkan dari pada harus ke pesta.

"Bia ayo berangkat sudah jam 8 ini." Rafa mondar mandir di depan pintu kamar Bia dengan perasaan cemas, pasalnya sedari tadi sang pemilik kamar belum juga keluar padahal jam sudah menunjukan pukul 08:00.

Strong GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang