Bagian satu Awal Dari Semuanya

1 0 0
                                    

Aku tak tau bagaimana cara takdir Bekerjanya, seakan semuanya hanya bisa pasrah tanpa ada daya, penyesalan seakan akan adalah kesalahan tuhan yang memaksanya melalui pintu neraka yang tak pernah di ingini.

Kata banyak orang 'Hidup adalah sebuah pilihan' tapi sering kali fakta berkata seakan hidup adalah sebuah penyesalan tiada akhir, tangis tanpa luka, dan goresan tanpa pena yang mengacak apa apa yang di inginkan tuannya, ini aku, Askar, seorang bodoh yang selalu gagal dalam percintaan dan tak cukup keberanian untuk mengejar wanita yang di dambakan, ini aku Askar, seorang perangkai kata yang tak di kenal karyanya, menjadi sombong hanya karena puji seorang wanita, dan bisa gila tak berujung oleh karena dia mengatakan cinta. Ini aku Askar.

Askar menggelengkan kepalanya saat melihat bagaimana seseorang membacakan coretan di bukunya, dia berbalik dan mengambil buku tersebut untuk kemudian duduk di samping orang itu.

"Karyamu bagus, kenapa GK di terbitkan?" Pujinya tulus
"Kadang manusia hanya akan memilih apa yang ada keuntungan bagi dirinya, tapi itu bukan aku saat ini" gumam Askar seraya membuang pandangannya kearah sebrang menatap barisan hijau dedaunan

"Tak apalah menjadi sedikit serakah dengan selubung mengembangkan bakat, menurut ku itu baik, kamu bisa mengembangkan bakatmu dalam menulis dan kamu juga mendapat komisi dari tulisanmu" ujar teman Askar, Askar hanya memandangnya sekilas dan berbalik menelanjangi kehijauan pegunungan dengan kedua matanya

"Mungkin suatu saat nanti, tapi ini buka an waktuku" singkat Askar menjawab, untuk kemudian pergi meninggalkan temannya yang masih mencerna perkataannya.

Askar kembali ke kamarnya, dia tidak merebahkan diri, dia keluar menuju balkon dan kembali tenggelam dengan suasana kepalanya.

Siapa yang tau tentang Rindu?
Mereka mempermainkan asa
Seakan takdir hanya kilasan keberuntungan
Sisanya adalah keserakahan
Waktu tak pernah lelah melangkah
Walau aku tak tau bagaimana dia mampu
Terus berdetak tanpa ada nyawa
Detiknya, menitnya, bahkan sudah tak terhitung langkah dan angka
Bagaimana aku menjelaskan

"Kadang kita hanya dapat memendam apa yang kita rasa, sebab ketika itu terungkap, mungkin itu menjadi hal terakhir yang kita punya" Askar menatap langit langit untuk kemudian menghela nafas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 29, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TAU KAH KAMU?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang