Bab Tak Berjudul 6

15.8K 315 42
                                    

Bab 6

Paginya, saya bangun, ternyata Bang Ansar masih di kamar mandi. Di sprei terlihat masih ada bekas sperma kering dan sedikit noda darah merah.

Ketika Bang Ansar keluar dari kamar mandi, matanya mendelik aneh melihat ke-arah saya

–Apa dia tau kejadian tadi malam?

Tapi untunglah..., ternyata sikap Bang Ansar bersikap biasa-biasa saja, seolah olah tidak ada apa-apa yang terjadi pada malam sebelumnya, lalu giliran aku yang masuk kamar mandi.

Setelah selesai berpakaian, kami sempat ngobrol seperti biasanya sambil becanda.

Dalam hati saya senang karena saya pikir Bang Ansar bener bener tidak sadar kejadian semalam dan tidak tahu apa yang saya lakukan kepada dia.

Tapi tiba tiba Bang Ansar bicara pada saya :

"Dik Wandi .... Emang Adik naksir sama aku?"

Saya jawab: "Maksud Abang gimana?"

"Maksudnya, ya apa Adik 'suka' sama aku bukan sebagai temen biasa?"

"Ada ada saja Bang Ansar ini ah!!!. Masa cowok naksir cowok ..??, becanda Abang garing ah ..." saya berpura2 tidak faham

Tapi Bang Ansar diam ...

Lalu dia bicara juga, tapi kali ini tidak dengan nada becanda

"Lha terus tadi malam yang Adik lakukan sama aku itu apa?"

Damnn !!!!

Saya kaget ...... Dan jantung langsung deg deggan

"Maksudnya?" jawabku

"Jangan pura-pura .... aku tahu kok yang Adik lakukan .... Pas awal-awal, mungkin aku tidak sadar... Tapi lama kelamaan, aku ingat sekali apa yang Wandi lakukan ke aku"

Mati aku !!!.

Ternyata Bang Ansar tahu yg saya lakukan ke dia ....

Terus saya pura2 bingung: "Aduh, maaf Bang, tadi malam saya ngapain ya?"

"Kamu sadis Dik..!. Gak sangka Wandi tega sama aku" katanya

"Lho?, terus kenapa Abang diam saja?"

"Tadi malam aku diam karena aku bingung harus bereaksi seperti apa...?. Kalau aku bangun menegur, Adik pasti malu banget, atau malah ribut dan kedengaran orang tua Adik. Makanya aku diam....

"Kenapa Abang tidak melawan donk?"

"Aku ngerti kamu lagi nafsu. Jadi aku ngalah saja. Supaya kamu puas, Dik..."

Saya terkejut mendengar ucapan dia: "Jadi..?. Abang suka?"

"Aku bukan homo Dik!"

" Aku ini masih lelaki normal Dik.... Adik juga tahu sendiri, aku doyan perempuan.... Lagian kita sudah seperti saudara. Masa Adik tega begitu sama aku...?."

Saya tidak bisa bicara lagi... Saya bingung mau jawab apa coba?.

"Kan Adik bukan Homo. Masak Adik doyan nyoblos lubang cowok?. Dia berkata lagi.

"Maafkan saya Bang..." Hanya itu yang bisa saya katakan.

*****

Kemudian sambil menepuk pundak saya, Bang Ansar ngomong lagi ....

"Ya sudahlah.... Kan sudah terlanjur kejadian....."

Dan dia menyambung:

"Hati-hati Dik... Wandi JANGAN berbuat begitu pada sembarang LELAKI LAIN ya.... Kalau emang Dik Wandi sedang bernafsu, MENDINGAN dengan Abang saja"

Haaaahhh....??!!!.

Dalam hati saya langsung ketawa ngakak: HAHAHAHAHA.....

Saya tidak sebodoh itu..!.

Walau saya orang kampung yang lugu

Tapi saya yakin Bang Ansar menikmati perlakuanku tadi malam.

Mana ada sih laki laki normal yang membiarkan lobang pantatnya disodok batang kontol?

Pasti dia doyan kontol saya... Dia suka disodomi.

Tapi biarlah dia berpura-pura...!.

Biar Bang Ansar berpikir saya mengira dia laki laki normal yang straight

Aku yakin, Bang Ansar bersikap begitu karena dia harus tetap menjaga wibawanya dihadapan orang tuaku dan teman-temannya yang tentara itu.

Biar bagaimanapun, aku yakin, rasa suka Bang Ansar pada kontol lelaki telah tumbuh di dalam batinnya

Jangan jangan, pria macho dan kekar ini masih penasaran ingin digagahi sekali lagi nanti malam.

Siapa tahu?.

Tentara Masuk DesaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang