"Pagi Imanuel" sapa Elle saat ia berpapasan dengan Imanuel, di koridor sekolah mereka.
bukannya menjawab, Imanuel malah mempercepat langkahnya.
Tidak mau kalah, Elle juga mempercepat langkahnya.
"Kamu udah sarapan belum?" tanya Elle. Meskipun dia tahu, Imanuel mungkin tidak akan menjawabnya, hanya sekedar basa basi saja.
"kalau belum, ayo sarapan di kantin bareng aku." Tidak mengenal rasa lelah Elle tetap ngerocos. Siapa tahu Imanuel akan luluh dan mau mengikutinya sarapan bersama di kantin.
Lelah dengan sikap Elle, Imanuel memberhentikan langkahnya sambil mendesah lelah. Ia menatap Elle dengan tajam.
Bukannya takut Elle malah tersenyum menatap Imanuel. "Kamu mau kan?."
"Nggak" Jawab Imanuel cepat. "Dan berhenti ngikutin gue." Tambahnya
"Aku kan khwatir sama kamu, kalo kamu nggk makan, kamu bakalan sakit tahu." Jelas Elle.
"TAPI GUE NGGK BUTUH, BODOH." Teriak Imanuel di depan wajah Elle. Dengan wajah memerah, tanda ia sedang marah.
"Yaudah kalo kamu nggak mau, aku ke kelas dulu. Kamu hati-hati yah."
Jangan kalian pikir dengan Imanuel berteriak seperti itu, Elle akan mundur. Tidak sama sekali. Elle sudah kebal dengan semua kata-kata kasar yang sering di lontarkan Imanuel padanya.
Elle berjalan menjauh dari Imanuel, tujuan nya sekarang adalah kelasnya sendiri.
"SELAMAT PAGI SEMUANYA, PACAR IMANUEL DATANG." Teriak Elle dengan lantang. Setibanya ia di kelas XI Ipa 1
Siswa/i yang ada di kelas sudah terbiasa dengan teraiakan Elle. Walaupun begitu, tetap mereka yang tidak menyadari keberadaan Elle pasti akan kaget. Teman sekelasnya hanya bisa mengelus dada dengan sabar. Nasib sekelas dengan Elle yah ini.
Soal Elle yang tergila-gila oleh sosok Imanuel sudah tersebar luas. Dan mereka tidak terlalu memusingkan fakta itu.
Sebenarnya Elle ini termasuk gadis yang cantik di SMA MERAH PUTIH, tidak sedikit pula laki-laki yang menyukainya. Tapi selalu ia tolak karna seorang Imanuel.
"He onta, sehari aja nggak teriak bisa kan?" protes Clarissa. Sambil menjewer telinga Elle.
Elle hanya cengengesan kepada Clarissa. Meperlihatkan gigi putihnya.
Clarissa ini sahabat satu-satunya yang di punya Elle. Dia dan Clarissa sudah bersahabat dari kecil. Kedua mama mereka adalah sahabat saat sekolah jadi ini juga salah satu faktor kuatnya persahabat mereka berdua.
"Yah sorry, Aku tuh kalo nggak teriak sehari aja kayak ada apa gitu di lidah aku." Jelas Elle bohong.
Mendengar itu, Clarissa memutar bola matanya jengah. Dasar Elle pembohong. "Terserah lo deh." Pasrah Clarissa. Berlalu kembali duduk di tempat duduknya.
Tidak lama kemudian jam pertama mereka di mulai.
~~~~~~~
Elle sedari tadi hanya mengaduk-aduk baksonya tanpa minat. Ia menatap objek didepannya dengan tajam. Bagaimana tidak? Didepannya terlihat Imanuel yang sedang makan bersama dengan teman-temannya dan jangan lupa dengan keberadaan Jennie yang ada di antara mereka. Dan yang lebih parahnya lagi, Jennie duduk di sebelah Imanuel dan Imanuel terlihat tidak terganggu dengan keberadaan Jennie.
Tidak sepertinya, malah di caci maki oleh Imanuel seorang.
"Lo niat makan nggak sih? Kalo nggk, kasih ke gue sini." Ucap Clarissa sambil mencoba mengambil mangkuk bakso yang ada di hadapan Elle.
Elle langsung memberikan baksonya kepada Clarissa dengan iklas dan di terima oleh Clarissa dengan senang hati tentunya. Bagi Clarissa makanan gratis itu lebih nikmat. Jangan salah menilai, Clarissa ini sebenarnya orang kaya tapi yah gitu lah.
"Udahlah Elle, lo itu cantik masih banyak kok yang bakal suka sama lo. Ka Alvaro contohnya." Jelas Clarissa sambil menghayal wajah tampan sang ketua osis mereka, Alvaro.
"Tapi, aku cuman maunya Imanuel. Kapan sih kamu ngerti sama perasaan aku?." Baginya, tidak ada yang cocok dengan nya, selain Imanuel seorang. Tidak ada yang lain.
"Gue cuman kasihan aja sama lo, udah berjuang mati-matian tapi yang lo dapat, cacian mulu. Buka mata lo, cowok di dunia ini bukan cuman Imanuel doang." Sekali lagi, Clarissa berbicara. Menyadarkan Elle dengan posisinya.
"Dah lah, capek ngomong sama kamu."
Elle berdiri dari tempat duduknya, meninggalkan Clarissa yang sedang menikmati bakso pemberian Elle.
"Salah lagi"
~~~~~~
"Elle, lo beneran marah sama gue?" tanya Clarissa pada Elle.
Saat ini mereka berdua sedang berada di parkiran.
Sedari tadi Elle terus mendiami Clarissa setelah insiden di kantin. Sungguh Elle yang sangat baperan soal Imnuel.
"Nggak" Jawab Elle seadannya, tanpa mau menatap Clarrisa.
"Bohong lo, buktinnya lo nggk mau natap gue."
"Iya aku marah." jedanya "Makannya jangan ngatur perasaan aku. Kamu kan tahu, aku cuman maunya Imanuel, bukan yang lain. Kamu itu seharusnya mendukung dan kasih aku semangat buat ngejar Imanuel. Bukan malah ngatain aku buat berhenti suka sama Imanuel." Cerocos Elle panjang. Ia sangat benci jika ada orang yang mau menjatuhkan semangatnya yang besar ini. Sekalipun Clarissa.
Mendengar itu Clarissa mendesah, dasar Elle bucin. Kalo bucin sama pacar mah nggk papa, lah ini pacar bukan. Ingin sekali ia memukul kepala Elle itu biar dia bisa sadar. Terlalu lama penantian seorang Elle untuk Imanuel. Dan sampai sekarang tidak ada hasil apapun.
"Iya deh, gue minta maaf." Ia menarik nafas sebelum melanjutkan ucapannya. "Semangat juga buat ngejar Imanuelnnya" walaupun tidak membuahkan hasil sambungnya dalam hati.
Mendengar itu Elle langsung tersenyum sumbringan, Clarissanya sungguh sangat mengemaskan.
"Ini baru sahabatnya Elle." Ujar Elle sambil memeluk Clarissa.
Clarissa buru-buru menjauh, Elle tuh kalo meluk sering lupa diri. Dia pikir yang dia peluk itu boneka bisa se-erat itu. Bisa-bisa dia kehabisan nafas.
Ingin protes tapi ada hal lain yang menganggu di depan nya. Yaitu Imanuel, dia berada di atas motornya dan di belakangnya ada Jennie.
Melihat itu wajah Elle langsung berubah sendu, ia bahkan belum pernah di boncengi Imanuel. Ia sangat iri terhadap Jennie.
Elle tidak mengalihkan pandangan dari areh Imanuel berada.
Seperti ada yang menatapnya, Imanuel mencari orang tersebut. Ia mendapati Elle dengan wajah sendu menatapnya. Di balik helm dia tersenyum remeh ke arah Elle. Kenapa tidak dari dulu dia seperti ini. Dia tidak memikirkan ide ini, mungkin dengan ia berdekatan dengan cewek lain Elle mungkin saja akan menjauhinya.
Dasar Elle bodoh
Setelah itu, Imanuel langsung pergi meninggalkan area sekolah, meninggalkan Elle yang menatap mereka dengan sedih.
"Tetap semangat jangan kendor." Itu tentu bukan kata penyemangat melainkan ejekan dari Clarissa buat Elle.
~~~~~~~~
Kalo ada kata-kata yang kurang cocok, kasih tahu aku lewat komentar yahh
Terimah kasih

KAMU SEDANG MEMBACA
My Boy, Imanuel
Novela Juvenil"Imanuel.... a-aku suka sama kamu" Walaupun dengan terbata-bata, akhirnya Elle berani menggungkapkan perasaanya terhadap Imanuel. Laki-laki yang ia sukai dari 2 tahun akhir ini. Laki-laki yang di panggil Imanuel itu menoleh, menatap Elle dengan reme...