1

237 11 1
                                    

Harry Potter menyuapi Albus dan Arthur dengan rona bahagia di wajahnya. Aku menatap mereka dengan senyum. Sesekali aku melirik ponselku, mencari pesan yang dia kirim saat aku bersama Harry. Namun nihil. Mungkin dia sedang sibuk bekerja. Akhir-akhir ini perusahaan tekstil miliknya membuka cabang di berbagai Negara Asia Timur.

"Apa kamu enggak lapar?" suara khas pria itu membuatku mendongak dan tersenyum, aku menggeleng.

"Mummy... ayo makan. Tadi pagi mummy kan belum salapan." Albus menyodorkanku sendok yang penuh dengan potongan ayam dari sup hangatnya.

Aku tersenyum melihat putraku yang berusia 4 tahun itu penuh dengan sisa bubur sup ayam di seluruh bibirnya. Aku memakan dari sendok yang ia suapkan. Mereka tertawa kecil saat aku mengunyah suwiran ayam itu.

"Mummy belepotan. Sini Althie belsihkan." Arthur tertawa lalu dia berlari kecil ke tempat aku duduk, keluar dari pangkuan ayahnya.

Aku memanyunkan bibirku pada Arthur yang sedang mengelapnya dengan tisu.

"Mummy lucu!" pekik si kembar bersamaan yang membuat kami tertawa. Aku dan Harry Potter.

DRRT-DRRT-DRRT

Ponselku berdenging dengan getar yang cukup membuatku terkejut.

"Hello??"

"Mum, aku sudah selesai pelajaran tambahan. Papa tadi pagi bilang tak bisa menjemput karena ada pekerjaan mendadak saat mengantarku sekolah!" suara James berceloteh tanpa membiarkanku menjawab.

"Ah okay. Mum akan meluncur kesana! As soon as possible!" jawabku seceria mungkin, seperti biasa.

Kudengar putra sulungku itu terkikik lalu menutup sambungan telepon setelah berteriak "OKAY!"

Kulihat Harry menatapku penasaran, membiarkan kedua bocah yang ada dipangkuannya bercerita sendiri.

"Ah..itu si James minta dijemput. Tobias sedang lembur di kantor," ucapku memberitahunya.

"Biarkan aku yang menjemput!" sela Harry cepat, sebelum aku menjawab dia kembali berbicara, "Aku ingin mengajak mereka bermain bersama. Kamu disini saja bersama Albus dan Arthur."

Apa boleh dikata, dia ayahnya. Dia berhak menjemput putranya.

Aku mengangguk saja.

"Daddy akan menjemput James. Kalian disini saja dengan mummy. Nanti kita pergi jalan-jalan setelah James makan. How?" tanyanya pada kedua bocah menggemaskan milik kami.

"IKUT!" kompak mereka yang membuat kami tertawa. Lalu langsung berhamburan memeluk sang ayah.

"Okay!" seru Harry senang membuat mereka tertawa.

"Lalu mummy?" tanya Albus yang menoleh padaku. Dari ketiga anak kami, memang Albus lah yang paling anak mamah. Aku mengelus rambutnya lembut, "Mummy akan pulang dan menunggu kalian dirumah," jawabku dengan senyum.

"Why?" Albus protes.

"Ikut kami!" protesnya lagi.

"NO!" seru Arthur.

"Mummy sedang mengandung adik bayi, nanti mummy capek bagaimana?" lanjut Arthur membuat Albus manyun.

"Baiklah~ mummy pulang saja..." suara Albus terdengar kecewa

Aku tersenyum dan mendekat ke arah Albus, "Mummy akan masak makanan kesukaan kalian dirumah. Bagaimana?"

Albus langsung mengangguk dan mencium pipiku.

RE-AGAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang