1.

349 30 2
                                    

Terkisah  hidup tiga pemuda di Negeri Neo, mereka pekerja buruh kayu. Setiap hari setidaknya 3 kayu gelonggongan besar mereka angkut menggunakan kereta kuda yang hampir reot.

Kereta yang tiap langkah menyuarakan suara meminta untuk di ganti dengan kereta yang lebih layak, yang lebih mampu menopang beratnya kayu yang akan di bawanya.

Umur mereka masih terlalu muda, dua di antara mereka baru menginjak umur 22 tahun sedangkan satu dari mereka yang termuda baru berusia 21 tahun.

Dunia terlalu kejam bagi rakyat tak memiliki kasta tinggi di Negeri ini, terlahir dari keluarga biasa hanya akan mendapat Pekerjaan buruh atau sebagai pedagang saja.

Tangan kasar dan keringat yang selalu mengucur deras menjadi bukti seberapa kerasnya bertahan hidup.

Hutan, bak kawan akrab bagi tiga pemuda ini, bertandang ketika matahari terbit lalu pamit kembali ketika matahari hendak tertidur.

Lambat laun, pohon mulai habis, hanya tertinggal beberapa yang tersisa di dekat desa mereka tinggal, itupun jika bukan karena adanya ancaman pemerintah kerjaan mungkin mereka akan menebang habis semua pohon, masa bodoh dengan hutan yang akan longsor karena tak ada lagi yang menahan nya ketika hujan turun.

Kini sudah hampir sepekan mereka tak memiliki kayu untuk di jual, keping emas untuk di tukarkan dengan makanan mulai terhitung beberapa buah saja. Jika tak bergerak mendapat kayu, dua hari yang akan datang, bisa jadi mereka akan kelaparan dan menjadi pengemis.

" Mau kemana? " Celetuk jaemin melepas keheningan mereka yang tengah melamun di dalam gubuk tempat mereka berteduh

Jeno yang sudah siap dengan kapak di tangan nya menoleh sejenak ke pemuda bergigi kelinci " mencari kayu tentu saja "

" Ke Negeri seberang? " Guanlin si termuda berseru antusias membuat kedua tertuanya menatap Guanlin heran

Jeno menatap jaemin dengan gelengan kecil " Hutan Dreams, belum ada manusia yang menjamah hutan itu kan? Ku yakin kayu di sana kualitas terbaik "

Hutan Dreams?

" Maksud mu hutan yang di larang oleh pihak kerjaan untuk di datangi itu? " Tanya jaemin

Jeno mengangguk, " persiapkan alat alat, kita cari kayu di sana "

Jaemin segera mencegah langkah jeno, dia menggeleng pelan memperingatkan sang sahabat untuk tidak melakukan hal gila.

Jaemin hanya tak mau terima resiko besar jika tindakan mereka di ketahui pihak kerajaan. Bisa saja kerjaan menjatuhkan hukuman berat pada mereka jika tahu, mereka memasuki hutan Dreams.

" Jika tidak mau yasudah, aku lebih baik mati di penggal kerjaan dalam keadaan kenyang dari pada mati kelaparan seperti ini " ucap jeno sembari keluar membawa kapak nya

" Aku tahu jeno memang gila, tapi dia benar, YAAKKKK JENO TUNGGU AKU " teriak Guanlin menyusul jeno

" Aku tahu jeno memang gila, tapi dia benar, YAAKKKK JENO TUNGGU AKU " teriak Guanlin menyusul jeno

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Fairy And LumberjacksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang