6

92 6 0
                                    

"Lu mau kan jadi pacar sama gua?"

Fluke menjambak rambutnya, ia tak bisa fokus pada pekerjaan nya. Jantungnya berdebar, dan kalimat itu selalu berputar layaknya kaset rusak.

Ohm baru saja meminta Fluke menjadi kekasihnya! Ini pertama kali bagi Fluke. Fluke belum pernah berkencan, dan sekarang orang terkaya kelima dunia meminta Fluke menjadi kekasihnya, meminta Fluke sebagai pendamping hidupnya. Oh Tuhan! Mimpi apa semalam Fluke?

"Fluke, 10 menit lagi kita akan shooting, dimana Prem?" Tanya Sammy. Fluke tersadar, ia bangkit dan segera ke studio. "Aku tidak tau, ia tadi makan siang diluar." Sahut Fluke.

Fluke dan Sammy pergi ke studio. Seperti yang dikatakan oleh Sammy, shooting akan dimulai.

Saat Fluke memasuki studio cameraman dan yang lain sudah siap di tempat mereka, Fluke mengambil tempatnya, papan putih ada ditangannya tanpa lupa spidol untuk memberi tau sang pembawa acara.

Shooting dimulai, semuanya berjalan dengan lancar, meski ada beberapa kendala yang mesti team kreatif tangani. Team kreatif harus memutar otak karena baru tau bahwa bintang tamu yang mereka udang tidak dapat datang, bersyukurlah karena mereka dapat mengisinya dengan game sehingga semuanya dapat berjalan dengan lancar.

Setelah selesai shooting, seperti biasa team kreatif akan melakukan rapat evaluasi. Rapat yang sama sekali tidak Fluke suka, rapat yang isinya hanya kritik dan saran.

"Semua berjalan dengan lancar, tapi aku tidak ingin kesalahan seperti tadi terulang lagi. Pastikan jika bintang tamu tidak dapat hadir, kalian tau jika acara live lebih beresiko!" Omel produser Let's Talk. Tor.

"Dan dimana Prem? Dari shooting mulai aku ga lihat Prem." Semua mata tertuju pada Fluke. Fluke tau ini akan terjadi pada dirinya.

"Prem lagi ga enak badan, dia ada diruang kesehatan, P'Tor." Bohong Fluke. Fluke akan memberi beberapa pelajaran pada Prem karena tidak mengabarinya sama sekali.

"Sammy, buat besok pastiin bintang tamu bisa datang. Kalian bisa bubar." Mereka meninggalkan ruang rapat, begitu juga dengan Fluke. Hari yang melelahkan, sangat melelahkan.

Fluke kembali ke meja kerjanya, meletakan kepala diatas meja dengan malas. Kalimat Ohm terus saja mengganggu pikirannya, apa Ohm bersungguh-sungguh? Bagaimana jika ia hanya main-main saja? Hanya ingin menggoda Fluke.

Tapi tunggu! Mengapa Fluke memikirkan hal itu? Menarik nafas panjang dengan mata yang terpejam, menjernihkan pikirannya.

"Fluke..!!" Fluke membuka matanya. Ia lihat Prem yang berlari kecil lalu memeluknya erat, kali ini ada apa dengan Prem?

"Kenapa?" Tanya Fluke melepas pelukan Prem. Dibiarkan Prem kembali duduk di kursinya, menunggu sampai Prem siap untuk menceritakan semuanya.

"Tau ga? Boun tadi nanya Prem punya pacar apa engga. Prem takut kalo nanti dia suka sama Prem!" Cerita Prem.

Yah~ saat Boun menarik Prem, membawa Prem keruang kesehatan. Tangan Prem terluka, membuat kulit mulus Prem sedikit memerah, Boun tidak menyukainya.

Di sana Mix mengobati luka bakar ditangan Prem setelahnya Boun meminta Mix untuk pergi, meninggalkan dirinya dan Prem.

Awalnya Prem berpikir jika Boun akan memarahinya dan memecat Prem dengan tidak hormat, tapi yang terjadi malah sebaliknya. Entah apa yang ada dalam benak Boun hingga ia berani menanyakan hal itu, Prem memiliki kekasih atau tidak. Apa Prem seorang straight atau sebaliknya.

"Bagus 'kan? Prem kan udah ngejomblo lebih dari 7 tahun." Ucap Fluke.

Itu memang kabar baik, tapi Boun bukanlah tipe Prem. Ia memang tampan dan kaya namun tidak memiliki selera humor, jika disandingkan dengan Santa atau mungkin Yacht, Prem akan dengan senang hati memilih salah satu diantara kakak Fluke daripada harus bersama Boun yang kaku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 06, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Timeline (OhmFluke X BounPrem Vers)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang