1. Happy Day

3 2 6
                                    

Pagi adalah satu kata untuk menyambut keadaan di pagi hari. Senyum bertebaran dimana-mana, canda tawa riang gembira. Tak lupa ada sepasang kekasih remaja tampak berseri bersama. Dia Mentari dan Artara.

"Taraaa, aku pengen dibeliin kamu sesuatu deh." Rengek Tari manja ke pacarnya.

"Beliin apa sih? Manja banget pacarnya Tara." Tara senyum-senyum nyengir tak jelas menoel dagu Tari. Tari yang dibuatnya seperti itu merasa geram, emosinya sedikit meningkat.

"Nggak peka banget sih jadi orang! Aku bete nih, sebel, sebel, sebel!"

Tari menghentakkan kakinya dengan bibir merucut ditekuk. Tari baru saja ingin balik badan meninggalkan Tara, tak disengaja Sina menyenggol Tari hingga terhuyung ke lantai.

Brukk

"Awhh! Sina! Kalau jalan tuh hati-hati dong. Sakit badan aku." Omel Tari.

"Maafin gue, Ri, Ra, gue bener-bener nggak sengaja. Gue lagi buru-buru soalnya, maaf banget ya, permisi." Ujar Sina agak merasa tidak enak.

"Sini aku bantu Ri, ada yang luka nggak?" Tari menggeleng pelan dan kepalanya terasa pusing. Tari berdiri dibantu Tara dan tubuhnya ambruk ke pelukan Tara.

"Wey, cewe lo ngapa tuh? Kalau sakit bawa aja ke UKS daripada parah. Gimana?" Cerca Zafa.

"Oke."

Tara menggendong Tari ala bridal style seperti ala-ala drama Korea dengan segera. Sesampainya di UKS, Tari sudah sadar, namun ketika Tara datang membawa makan dan minum Tari pura-pura tertidur.

"Ri, Tarinya Tara bangun dong. Nggak capek apa merem mulu dartitadi?"

"Maafin aku ya, Ri kalau tadi sifat aku ngeselin gitu. Nyesel aku, kamu malah jadi gini. Please, ayo bangun."

Ocehan Tara sangat terdengar jelas di kuping Tari, Tari senyum-senyum tak jelas membayangkan dalam pejaman matanya.

Tari mencoba membuka matanya perlahan untuk melihat wajah Tara yang khawatir terhadapnya.

"Tari, kamu udah sadar?" Tanya Tara memelas sembari mengelus pipi mulus milik Tari. Tari mengangguk dan Tara langsung memeluk tubuhnya erat.

"Aku sayang kamu Tari, jangan tinggalin aku ya." Bisik Tara pelan.

Tari langsung membalas pelukan Tara dengan erat seakan tak mau kehilangan.

"Janji?" Tanya Tari agar bisa memastikan. "Iya janji." Jawab Tara.

Kringgg

Bel masuk kelas telah berbunyi. Tara dan Tari segera berlari menuju ke kelasnya untuk melanjutkan pelajaran berikutnya hingga jam pelajaran berakhir.

Di kelas Tara dan Tari sudah dimulai dan saat ini pelajaran berlangsung. Bu Nasha bertanya.

"Pr yang kemarin sudah dikerjakan belum ya anak-anak?"

"Sudah, Bu." Sahut anak-anak kompak.

Kenapa demikian? Karena di kelas XI IPS 2 ini banyak anak yang pintar dan cerdas, jadi mereka berinisiatif bertanggung jawab atas tugas yang diberikan.

Beberapa jam telah berlalu, jam pulang sudah tiba. Para siswa telah meninggalkan sekolah dan beberapa setengahnya belum, termasuk Tari dan Tara, mereka masih di kelasnya.

"Taraa, setelah ini kita jalan-jalan yuk." Rengek Tari.

"Iya deh iya."

Tara mengusap pelan ujung kepala Tari dengan sayang.

"Aaaa, makasih Tara. Makin suka deh sama kamu, tapi 1%." Gurau Tari.

Tara dengan ekspresi bingungnya bertanya. "Loh kok cuma 1%, 99%nya dikemanain?"

"99%nya itu sayangnya aku ke kamu." Cengir Tari kemudian cekikikan tak jelas. Inilah yang membuat Tara makin gemas.

Digandengnya tangan Tari dengan Tara keluar kelas menuju ke parkiran. Mereka sungguh pasangan yang membuat iri orang lain.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 08, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BERTAHAN? [On-Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang