Pagi yang suram diawali dengan alarm handphone tidak terdengar berbunyi pada waktu yang sudah ditentukan, kesadaran akan keterlambatan sekolahpun mulai melekat dengan melihat jendela kamar yang mulai cerah dan menandakan waktu sudah lewat jam tujuh pagi.
Dengan itu mulai bergegaslah menuju kamar mandi, awal niat mandi namun hanya mencuci muka dengan sabun mandi, setelah itu ia coba mencari seragam sekolah di gudukan pakaian yang baru saja dicuci dan belum disetrika.
Setelah dirasa semuanya siap, berangkatlah ia menuju sekolah pada pukul 07.25 dengan mengendarai motor matic kesayangan yang harganya dua puluh tujuh juta pemberian ayahnya itu.
Sesampainya digerbang sekolah yang di tutup ...
“Sudah kuduga”, ia sudah menduga karena gerbang sekolah ditutup jam tujuh pas.
“Kamu ini nan, kebiasaan.” ucap seseorang yang berada di pos satpam berukuran 2 x 2m itu
“eh om maaap, bisa tolong bukain gak???.” ucap adnan. oh iya belum memperkenalkan sang pemeran utama yah, nama orang yang terlambat tadi adalah Adnan, ia siswa kelas 12 di salah satu sekolah favorit. udahlah ya segitu dulu, nanti juga tau semuanya.
“Enak aja, wani piro?.” jawab om dono. Oh iya satpam di sekolah ini ada 3 yang masing – masing berbeda jadwal tugasnya, nah yang sedang negosiasi dengan Adnan ini namanya om Dono.
“Yaudah om bentar, kewarung dulu” tanpa pikir panjang Adnan pun mencari warung untuk memberikan sesuatu ke pak satpam, setelah mendapatkan sesuatu yang menjadi syarat untuk masuk tadi iyapun memberikannya langsung ke pak satpam.
“nih om, buruan bukain”
“yahh kok Polter biasanyakan Djo Som Soek.”
“Kosong om adanya itu, buruan bukain.”
“Hadeuhh, yaudah bentar.” Pak satpampun membukanya dengan raut wajah yang sedikit kecewa karena sesuatu yang diberikan bukan Brand biasanya.
“Ok om makasih.”
“Ehhh ehh ehh bentar.”
“Apalagi sihhh om”
“Besok – besok kalo ngasih yang biasanya ya”
“Iya… iyaa..”
Adnan pun masuk dengan melipir ke belakang kelas, karena dia sudah mengira bahwa kelas – kelas sudah masuk dan ia khawatir kepergok guru karena baru datang, tujuannya ke kelas namun lewat belakang dan setelah sampai di kelasnya ia mengintip untuk memastikan guru yang sedang mengajar itu lengah sehingga tasnya dapat ia lempar kedalam.
Setelah aksinya tadi berhasil dilakukan ia langsung bergegas menuju kantin, oh iya tadi dia melemparkan tasnya kepada salah satu teman.
Dikantin yang ukurannya kurang lebih sebesar lapangan badminton itu Adnan menuju ke salah satu gerobak yang menjual bubur ayam, ia bergegas memesan dengan suara rendah dan sedikit berbisik agar tidak terdengar ada reaksi apapun dikantin yang dapat menimbulkan beberapa guru kadang menghampiri dengan memastikan semua siswa masuk kelas pada jam yang sudah ditentukan.
“mang… mang ojatt.” bisik adnan dengan sedikit maju masuk ke area gerobak bagian dalam.
“eh Adnan ari kamu kebiasaann, arek naon kadieu? Mau ngapain kesini?” heran mang ojat namun agak selow karena Adnan sudah biasa seperti ini
“jangan kenceng – kenceng mang, aku pesen bubur kayak biasa ya.”
“sekarang initeh?.”
“nanti mang pas lebaran cina.”
“oh masih lamaaa, dikira mamang sekarang” dengan polosnya.
“ya sekarang atuh mang ojatttt” kesel Adnan dengan gesekan giginya.
“bilang dong dari tadi”
Mang ojat pun segera membuatkan bubur yang biasa Adnan pesan dengan tanpa kacang, kecap manis dan kerupuknya dibanyakin dan tanpa sambel juga. Oh iya Adnan adalah tim bubur gak diaduk, alasannya adalah karena ini sebuah seni yang sayang ketika dihancurkan dan untuk menambah nafsu makannya juga dengan tetap melihat bubur itu rapih secara konsisten hingga suapan terakhir.
Namun selang beberapa detik setelah memegang mangkuk berisi bubur yang diberikan mang ojat, Adnan yang fokus ke mang ojat dan membelakangi arah belakang yang mana itu adalah salah satu lorong masuk area kantin tidak menyadari bahwa ada seseorang menghampiri dirinya.
Belum sempat balik badan dan berniat duduk dibangku yang disediakan untuk siswa duduk, seseorang bertepuk tangan dan berkata “bagguss, jam masuk belajar malah ngebubur.”
Adnan kaget dan hampir menjatuhkan buburnya. Ia segera balik badan, sedikit menunduk dan bereaksi dengan berucap “ehhh pak afgan, mau ngebubur juga pak?”
“iyanih saya laper nan belum sarapan”
Setelah bubur yang dipesan pak afgan selesai, mereka duduk di meja yang sama. Aneh ya? Pasti kalian pikir Adnan bakal dimarahi dan di hukum sama Pak afgan? Tentu tidak, Pak adnan ini adalah guru Seni Budaya yang menjadi salah satu guru terpopuler di sekolah karena kedekatan dan kesantuyan-nya terhadap para siswa terkhusus siswa – siswa yang memang aktif, agresif dan bermasalah di sekolah.
“Pak emang gak ngajar?” Tanya adnan setelah melakukan suapan pertamanya.
“kamu sendiri kenapa gak masuk?”
“lah saya nanya pak, kenapa nanya balik?” heran adnan.
“saya kan guru, beda lah jadwalnya dengan murid”
“eh iya ya pak, saya kan murid hehe”
“hehe” dengan sedikit kesal, humor dan…. Pokonya gitudeh, bibirnya juga agak di lebar – lebarin gitu.
“saya kesiangan pak”
“saya gak nanya”
“lah tadi kan….”
“itukan tadi”
***
Disisi lain, kelas adnan sedang kegiatan pembelajaran mata pelajaran biologi, oh iya gini – gini juga adnan anak IPA loh gaiss. Sebelum pembelajaran pasti ada absensi dong, nah pada saat absensi dan bu dewi menyebut nama…..
“Adnantra Alvarez Dirgantara…. Adnan gak ada?”
“Gak ada bu…” jawab denis. Dia adalah teman semeja dengan adnan.
“kebiasaan ini anak, ada yang tau dia kemana hari ini?” Tanya bu dewi ke semua penghuni kelas.
Semua murid dengan lantang dan secara seksama menjawab “gak tau buuuuu”, eh gak semua, ada satu orang cewek yang bilang “palingan ke kantin” dengan ekspresi tidak perduli dan polos seperti muka bayi baru lahir.
“kamu tau dari mana Cania?” Tanya bu dewi.
“itu kan tasnya tadi di lempar bu lewat jendela”
“rese banget sih lu” bisik denis dengan kesal.
“bodo amat…” respon Cania
“Denis!!!, kamu dan Adnan jam istirahat temui ibu di ruang BK” perintah bu dewi dengan nada tinggi dan sudah mulai resah dengan peristiwa yang sering terjadi ini.
“t…t…tapi… bu, saya kann”
“gak ada tapi – tapian”
****
Thanks for Reading guys.... semoga suka dengan ceritanya dan untuk lebih baik kedepannya aku sangat butuh komentar dari kalian...
Sampai ketemu di Chapter selanjutnya ya😊😊😊
KAMU SEDANG MEMBACA
ADNANTRA
Teen FictionSemua kadang terlihat tidak adil. Cinta, Rasa dan Dia selalu hadir tanpa jaminan kebahagiaan, jadi untuk apa memperjuangkan semuanya? Adnantra coba belajar dari berbagai aspek kehidupan mulai dari masalah percintaan, keluarga, sekolah, pertemanan da...