Awal yang pahit

16 1 0
                                    

-----------------------------~~~--------------------------
Di pagi hari seorang siswa, yaitu budi anak yang baik tiba tiba di tabrak oleh kanya dengan sengaja

"Makanya kalo jalan liat - liat dong" ucap kanya dengan tertawa. Budi yang hanya bisa terdiam sambil merapikan buku yang ia bawa. Lalu tiba - tiba alfaro datang

"woy ada apa nih kok pada ribut sih"ucap alfaro "biasa nih si anak culun, ngalanging jalan gue" ucap kanya dengan riangnya tanpa merasa bersalah sedikitpun atas kesalahannya.

"Eh anak culun ngapain lu ngalangin cowe gue?" Ucap Alfaro dengan marah bermuka sedikit kemerahan "Maaf saya tidak sengaja" ucap budi yang tidak tau harus berbuat apa-apa dengan ketakutan dan hanya bisa menerima keadaan.

Kemudian beberapa saat kemudian bel sekolah berbunyi dan datanglah seorang guru yang menghampiri mereka dengan rasa menasaran

"Anak - anak ada apa ini? Bukanya masuk ke kelas malah pada ribut di sini, cepat semuanya bubar masuk ke kelas masing-masing" ucap guru dengan lantang dan tegas kepada semua murid yang ada "Apa sih pak orang ini mau ke kelas kok, itu tuh si budi ngalangin jalan makanya telat masuk" "iya pak" ucap alfaro dan kanya sambil tersenyum kepada pak guru seperti tidak terjadi apa-apa "Ya sudah sekarang masuk ke kelas, pelajaran sudah mau di mulai" ucap pak guru.

Dan semuanya pergi dan masuk ke kelas akibat kegaduhan yang barusan terjadi masing-masing termasuk alfaro dan kanya. Sedangkan budi alangkah malangnya masih mengambil bukunya yang terjatuh.

"Budi kamu gak papa nak?" Ucap pak guru dengan rasa cemas dan khawatir terhadap budi "iya pak, sebelumnya terimakasih" ucap budi dengan tersenyum seperti tidak terjadi apa-apa seakan-akan sudah biasa dan budi yang malang pun pergi masuk ke kelasnya.

Tetapi malangnya budi ternyata dia harus sekelas dengan orang yang barusan menjahilinya, yaitu kanya dan alfaro di sana budi juga suka menjadi bahan bullyan oleh orang - orang di kelas.

••••••••••

Dan pak guru pun masuk setelah budi dan pelajaran pun di mulai. Di tengah pembelajaran ternyata orang licik itu tetap saja melakukan kejahatan, alfaro melempar gumpalan kertas dan melemparkanya ke arah budi dengan kerasnya dan mengenai kepalanya. Budi pun terkejut dan hanya bisa terdiam tidak tau harus berbuat apa-apa sambil berusaha fokus belajar.

"Baik anak-anak pembelajaran hari ini sampai di sini saja, jangan lupa kerjakan tugas yang sudah bapak berikan" ucap pak guru. "Iya pak" ucap seisi kelas. Setelah selesainya pembelajaran ternyata perempuan yang tidak punya malu dan etika itu ternyata masih belum puas atas tindakannya, kanya menghampiri budi

"heh anak culun, lu belum minta maaf ke gue" ucap kanya sambil membentak dan memukul mejanya budi "saya minta maaf" ucap budi dengan ketakutan "masa minta maaf nya gitu doang, lu harus gue kasih pelajaran dulu biar jera" ucap kanya dengan keras

lalu kanya tanpa basa-basi pun mengambil salah satu buku milik budi dan merobek nya dan budi pun bersujud lutut tanpa rasa malu dan seperti sudah tidak memiliki harga diri "kanya tolong hentikan, saya minta benar-benar minta maaf" ucap budi yang tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya bisa terus memohon.

Untunglah salah satu teman budi yang dengan cepat mengambil buku yang di pegang kanya "heh ada apa nih, Kanya kenapa kamu merobek bukunya budi?" Ucap apik dengan muka kemerahan menahan amarah "apasih lo ikut - ikutan ke sini, ini bukan masalah eluh" ucap kanya dengan keras.

Kemudian alfaro datang "apa sih apik ganggu pacar gue aja, ya suka-suka pacar gue aja lah di mau ngapain, lagian budi yang salah juga kok, iya kan budi?" Ucap alfaro dengan menatap tajam ke arah budi seperti tatapan ingin membunuh "Iya apik, tadi aku gak sengaja ngalangin jalan kanya dan membuat dia telat masuk kelas lalu di marahi pak guru" ucap budi dengan cukup lantang.

"Jujur aja budi ini bukan salah kamu kan?" Ucap apik yang merasa tidak yakin atas ucapannya "Enggak kok ini beneran salah budi" ucap budi dengan tegasnya "Tuh denger kan apa kata budi, bukan salah gue kan" ucap kanya dengan menunjuk nunjuk ke arah apik "makanya jangan suka ikut campur urusan masalah orang lain

yaudah yang kita pergi aja yuk" ucap alfaro dengan merasa puas atas perbuatan dirinya dan kanya "oke sayang" ucap kanya tanpa rasa bersalah, lalu mereka pun pergi meninggalkan mereka berdua dengan tertawa.

"Budi kenapa kamu ga jujur aja sih, kamu juga tau kan kalo mereka emang suka usil di sekolah ini" ucap apik dengan khawatir "gak apa-apa kok udah biasa" ucap budi dengan tersenyum manis. "Yasudah gue pergi dulu ya, lain kali hati-hati jangan deket-deket mereka lagi" ucap apik dengan tegas "iya" ucap budi. Apik pun pergi meninggalkan budi karena apik dan budi dipisahkan karena kelas budi dan apik berbeda.

••••••••••

Sepulangnya sekolah jam 14:00 sore hari datanglah apik dan salah satu temannya budi tasya, menghamipiri budi yang berjalan sendirian dengan murung dan kepala melihat ke bawah

"woy budi kamu kenapa? Kok murung" ucap tasya dengan khawatir " itu si kanya sama alfaro mereka membuly budi tadi di kelas, udah gitu mereka merobek bukunya budi lagi" ucap apik kepada tasya dengan lantang dan jelas "wah masa sih? Mereka itu memang ya suka cari gara-gara" ucap tasya dengan marah tidak terima salah satu temannya di perlakukan dengan kejam

"gak apa-apa kok, gak kenapa-kenapa juga, lagian salah nya budi juga yang ngalangin jalan kanya" ucap budi dengan tenang dan tersenyum seperti kejadian itu bukanlah masalah baginya "ya udah deh mending kita pergi makan bareng aja sepulang nanti" ucap tasya agar perasaan budi kembali baik "ok kayanyah enak tuh makan bareng sepulang sekolah bertiga" ucap apik dengan senang.

Dan akhirnya mereka pun pergi ke sebuah warung makan di pinggir jalan dan tak terasa waktu pun sudah berlalu, budi yang murung pun sekarang keadaannya kembali membaik dan setelah selesai mereka pulang dengan perut kenyang.

walaupun budi mengalami hal buruk di sekolah budi tetap selalu bersemangat pergi ke sekolah karena budi tau bahwa budi tidak selalu sendirian di sana budi selalu mendapat dukungan dari teman-temannya, waktu pun berlalu dengan cepat, meraka bertiga harus pulang ke rumah masing-masing.

Walaupun budi suka di buly di sekolah akan tetapi budi memiliki teman yang sangat baik, setiap hari mereka selalu bermain bersama sejak masuk sekolah SMA. Dan jalan yang harus mereka lalui itu pun masi panjang.

----------------------------end--------------------------

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 11, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

budiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang