00 - Zero O'clock.

27 8 21
                                    

Tulisan ini aku tuliskan sebisa dan semampuku. Pada mu sosok yang begitu indah hingga tak dapat aku deskripsikan dengan kalimat manapun.
.
Sebuah ungkapan yang tak dapat ku jelaskan pada mu secara langsung...

Memiliki mu, adalah bahaya terbaik yang pernah aku punya. Mencintai mu adalah anugerah terindah yang terbungkus dengan rapi di dalam hidup ku.

Lalu bersamamu, adalah cita-cita dan harapan ku di masa depan.

Aku sampaikan terimakasih padamu, sosok yang selalu mendengarkan ku, tanpa mau menuntut ku untuk mengerti keadaanmu.

Aku sampaikan terimakasih padamu, sosok yang tak pernah menyalahkan ku, apapun itu.

Aku ucapkan terimakasih padamu, sosok yang selalu mementingkan emosiku di atas permasalahanmu.

Terimakasih karena sudah ada meski sosok mu berupa virtual semata. Terimakasih untuk semua hal yang kau usahakan untukku.

Terimakasih, karena sudah mencintai ku setulus itu.
.

Lantas, jadilah karya terbaik dalam cerita ku meski tak pernah aku selesaikan.
.
Untuk mu- Raga Angkasa dari ku Pelita Senja.

Untuk mu- Raga Angkasa dari ku Pelita Senja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

-----ooOoo-----

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-----ooOoo-----

"Pelita berhenti konseling, Lidya." aku mengesah panjang memberikan beberapa berkas hasil tes kognitif tempohari.

Ku lihat dokter Lidya ikut tersenyum hambar menatap ku tak percaya. Semua terjadi begitu cepat. Banyak hal yang harus aku tinggalkan, terutama bimbingan konseling ku guna mengirit pengeluaran.

"Kita bisa bicarain dulu baik-baik kan, Ta? Kamu juga bisa pikir-pikir dulu, jangan gegabah dalam mengambil keputusan." jelasnya dengan kedua tangan saling bertaut di atas meja kerjanya.

Tidak banyak yang ku pikirkan, hanya ingin semuanya cepat berlalu dan selesai. Sayangnya semua tidak di rancang semudah itu.

"Pelita udah pikirin ini mateng-mateng kok, Lidya."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 09, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Raga untuk Pelita •[struggling alone]•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang