2

7.1K 610 82
                                    

"Udah gue bilang, berhenti bully anak orang, Park Sunghoon." Jake mencekal lengan pemuda jangkung di hadapannya, yang ingin kembali melayangkan pukulan kepada target bully-an nya.

"Lo mending diem anjing!" Sunghoon mencoba untuk menepis tangan Jake, tetapi Jake malah langsung menarik tangan nya, membuat Sunghoon melayang kan tatapan kesal.

Sampai akhirnya mereka tiba di lapangan basket sekolah, Jake mendudukkan Sunghoon di salah satu kursi. Lalu menatap nya secara intimidasi.

"Lo bisa gak sih sekali aja gak bikin ulah? Setiap hari kerjaannya nya bikin ulah terus, heran." Yang di tanya malah memalingkan wajahnya, enggan menatap wajah ketua OSIS yang sok berkuasa di depannya ini.

"Gue nanya tuh, di jawab." Jake menekan tengkuk Sunghoon, memaksanya untuk menoleh dan menatap Jake yang sedang berbicara.

"Agh sakit bangsat!"

"Sorry, gue kebawa emosi." Tangan yang tadinya menekan tengkuk Sunghoon itu terlepas, berpindah kedalam saku celananya.

"Gimana kalo kita bikin perjanjian aja?" Sunghoon mendongak, menatap Jake dengan raut wajah bingung.

"Perjanjian apa?"

"Lo boleh minta apa aja ke gue, dan sebagai gantinya lo harus berhenti bikin ulah di sekolah. Deal?"

"Enggak. Ngapain gue minta-minta ke lo? Gue gak semiskin itu, Maaf." Sunghoon langsung beranjak dari duduknya, dan pergi meninggalkan Jake sendirian dia lapangan basket.

Ketua OSIS itu mengacak surai hitam legamnya frustasi. Sunghoon emang gak bisa di ajak baik-baik, harus di kasarin.

"Jake, kamu ngapain?" Tanya Winter, pacar Jake.

"Aku udah nyerah ngadepin Sunghoon." Jake mendudukkan dirinya di salah satu kursi, diikuti oleh Winter yang duduk di sebelah Jake.

Kekasihnya mengusap surai Jake lembut "Capek banget ya jadi ketua OSIS? Kan aku udah bilang, kamu gak usah ikut-ikutan kayak gitu."

"Tapi hobi aku emang ini, aku juga gak tau mau ikut eskul apa selain masuk OSIS."

"Kamu kan bisa ikut eskul basket."

"Aku gak terlalu bisa basket, cuma bisa jadi back up aja. Itu pun jarang kepake haha"

"Kan kamu nya bisa belajar, daripada jadi OSIS gini. Ribet, tau." Jake tertawa dan mengusak rambut kekasihnya

"Udah terlanjur, sayang. Nanti juga bakal terbiasa kok ngadepin kesibukan di OSIS."

Mana bisa Jake nurutin ide gila dari Junho, kalo pacarnya aja gemes kelewatan gini. Ya kali Jake harus repot-repot ngurusin Sunghoon? Ya walaupun emang anak itu harus di urus, biar gak bikin onar mulu. Tapi caranya bukan seperti yang Junho bilang.

"Tapi kamu gak capek kan, Jake?"

"Ngapain capek? Hahaha biasa aja kok" Jake mengecup pucuk kepala pacarnya itu.

"Kalo capek bilang ya? Aku selalu siap kok buat jadi tempat sandaran kamu!" Pemuda itu memberikan gestur hormat

"Siap ibu negara!"

"Hahahaha apa sih kamu!"

• • • •

"Tadi lo di apain aja sama Jake?" Sunghoon menatap sahabatnya itu dengan tatapan tidak minat.

"Ya gitu, tiba-tiba dia ngajak buat bikin perjanjian. Gak jelas banget."

"Perjanjian apa?" Pemuda dengan kulit putih seputih salju itu menghela nafasnya.

Bad boy || JakeHoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang