718 Mil

303 23 11
                                    

718 MILES

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

718 MILES

Genre: Romance

Tags: Canon compliant, fluff, established relationship, FaceTiming, part of "Melon Alpukat" universe

Words: 3,097

"Ini malam ulang tahunnya, namun Jeong Jaehyun mesti disiksa oleh isi kepala yang hanya dikuasai oleh sang kekasih nan dirindukan."

Sebelum pergi, pemuda itu telah berpesan kepadanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebelum pergi, pemuda itu telah berpesan kepadanya. "Jangan rindu," dia bilang. Tentu saja dikatakan sambil menarik sudut bibirnya ke atas membentuk seringai jahil paling menggemaskan se-muka bumi.

Dalam hatinya ia menjawab bahwa percuma, percuma meminta itu, Na Yuta. Karena itu mustahil, tidak logis, tidak dapat dipenuhi. Melalui hari terakhir sebelum penerbangan ke Tokyo saja terasa sesulit ini lantas bagaimana besok? Bagaimana hari-hari setelah itu?

Alih-alih, Jaehyun hanya tertawa. Diam-diam duduk merapat dengan kedok membantu sang kekasih mengepak pakaian ke dalam koper—meski sebenarnya hanya ingin dekat-dekat saja.

Hampir ia kelepasan memohon agar Yuta membawanya turut serta. Ia ingin ke Osaka, ingin main ke rumah keluarga Nakamoto seperti yang acap kali ia bilang. Terutama ingin Yuta untuk tidak jauh-jauh darinya.

Bukan, bukannya Jaehyun tidak senang Yuta akhirnya pulang ke rumah yang lama ia rindukan. Malahan mungkin dia yang paling gembira menyambut berita itu setelah Yuta sendiri. Kesedihan ini hanya… apa, ya? Mungkin seperti ia baru menyadari kalau Yuta takkan ada di sini untuk beberapa minggu ke depan. Itu artinya tidak bisa bertemu, tidak bisa memeluk, tidak bisa mengecup. Itu berarti sesuatu di hari-harinya akan terasa sangat, amat kosong.

Malam itu Yuta menggodanya sekali lagi. Jangan menangis kalau kutinggal, ledeknya kepada Jaehyun yang mengubur wajah di ceruk lehernya. Jaehyun hanya mengeratkan dekapan… karena jika benar itu yang Yuta mau, maka ia tak bisa berjanji.

Mencium Yuta malam itu terasa seperti ketika pertama kali. Semua berjalan serba pelan, termasuk sang waktu… atau begitulah Jaehyun harap. Karena sejujurnya ia tak rela ciuman itu berakhir apalagi membiarkan malam berlalu; belum siap menyaksikan pagi datang sebagai upacara perpisahan.

A Piece of Love [ Jaeyu/Yujae ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang