PROLOGUE

3 0 0
                                    

Malam begitu hening di dalam ruangan itu meski di luar terdapat banyak mobil yang berlalu-lalang dan lampu-lampu itu masih terpendar terang. Waktu di jam wekernya menunjukkan pukul setengah tiga pagi dan mata indah itu masih belum ingin tertutup.

Tok tok tok

Suara ketukan dari pintu mengalihkan atensinya dari jendela. Terbukalah sedikit dan menampakkan seorang pria sekitar umur 40-an memasuki sedikit demi sedikit kamar anaknya.

Anak laki-laki itu menatap polos sosok ayahnya yang mungkin seperti memergoki dirinya yang ketahuan begadang.

"Kau belum tidur?" anak itu lantas menggeleng pelan dan kembali menatap ke arah jendela. Pria itu mendekat lalu ikut duduk di tepi ranjang sang anak dan mengelus pucuk kepalanya dengan sayang, "Ada hal yang kamu pikirkan?"tanyanya lagi.

Si anak hanya terdiam. Terdengar helaan nafas lembut dari mulutnya, "Aku... hanya tidak bisa tidur saja, appa. " ulasnya dengan bernada sendu. Dia menunduk sambil meremat selimut bergambar karakter kesukaannya. Wajah mungil nan menawan itu tampak redup seakan ikut larut dengan gelapnya malam. Elusan di kepalanya makin terasa menenangkan tetapi tidak cukup untuk membuatnya merasa mengantuk.

"Apa kau masih mau berangkat besok?" si anak masih terdiam. Beberapa saat kemudian dia kembali menggeleng. Sang ayah lagi-lagi menghela nafasnya dengan berat dan perlahan,
"Baiklah, kalau begitu istirahatlah dengan cukup sampai kau benar-benar merasa baik." ujarnya lembut dan penuh perhatian lalu berniat beranjak dari tempat itu sebelum kemudian sebuah tangan mungil kembali menarik lengan baju yang dia kenakan.

Lantas pria itu menoleh, memperhatikan sang anak yang masih setia menyembunyikan wajahnya. Dia mengernyit bingung dan bertanya, "Ada apa? Kamu butuh sesuatu?" namun, tidak ada jawaban untuk beberapa menit kemudian, si anak mulai angkat bicara,
"Bisakah appa ceritakan suatu dongeng?" pintanya dengan nada yang begitu pelan.

Ayahnya tersenyum lembut, lalu mendudukkan kembali dirinya di samping sang anak, "Kau ingin dengar sebuah dongeng sebelum tidur?" si anak laki-laki mengangguk sedikit bersemangat. Pria tersebut mengusap kepalanya lagi, "Baiklah... Tapi, setelah ini kau harus tidur. Oke?" sang anak kembali mengangguk dan kini lebih bersemangat lagi.

"Geurae....eumm, sebenarnya ini bukan dongeng tapi lebih ke cerita legenda yang pernah ayah baca." jelas pria itu sebelum mulai untuk bercerita.

"Cerita legenda?... Cerita legenda tentang apa?"

"Ah,... appa tidak yakin kamu bakalan mengerti dan paham tentang apa sebenarnya cerita itu." si anak memasang langsung muka cemberutnya. Terlihat menggemaskan bagi sang ayah.

"Appa, jebal~...Aku tetap ingin mendengar cerita seperti apa itu~... Ayo, ceritakan! Ceritakan!" anak itu mengguncangkan lengan ayahnya dengan sekuat yang dia bisa meski sebenarnya itu tak berpengaruh apa-apa bagi pria tersebut. Lelaki itu hanya terkekeh melihat tingkah putranya yang begitu menggemaskan di matanya.

"Baik, baik... appa akan ceritakan. Yah... walaupun cerita ini banyak 'bumbu-bumbu' romansa... dan ini terjadi beribu-ribu tahun yang lalu."

"Namanya juga cerita legenda. Pasti sudah sangat lama sekali, appa." cibir sang anak yang membuat ayahnya kembali tergelak kecil.

"Haha, iya, kau benar. –Baiklah, kalau begitu.... ekhem!" sang ayah menjeda sejenak, "Cerita ini di awali di tahun 1180 atau 300 ribu tahun yang lalu. Cerita ini berjudul 'Wisteria Garden' yang artinya 'Taman Wisteria'–"

"–menceritakan sebuah perjalanan sejarah sebuah tanah yang diberkahi oleh para Dewa dan Dewi, yang diselimuti dengan penuh cerita perjuangan melawan kejahatan disertai dengan cinta yang begitu mengharukan...
Semenanjung Purnama adalah tanah suci yang dilindungi oleh enam Dewi pelindung suci yang salah satunya ter-reinkarnasi menjadi seorang kaisar perempuan di kerajaan terbesar yang ada di sana. Kerajaan Tsukihana. "

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 25, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Wisteria GardenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang