2. Konflik Diperjalanan

277 43 2
                                    

(AuthorPov)

     Langit biru yang luas kini perlahan lahan berganti warna menjadi oranye kemerahan dengan cahaya nya yang juga ikut bersinar terang.

     Ditengah tengah momen itu, langkah tergesa gesa seseorang yang berlari terdengar jelas dengan suara nafasnya yang tak beraturan.

     Dirinya berlari sekuat dan secepat mungkin untuk sampai ke tempat perjanjiannya dengan seseorang pagi tadi.

     Karena tadi setelah pulang sekolah dia harus piket kelas dahulu jadi waktunya agak terbuang beberapa lama.

     Didalam hatinya dia berharap semoga saja orang itu masih menunggunya walaupun hanya beberapa persen saja kemungkinannya.

"semoga saja konoha san masih di sana! hooshh-- hosshhh--" gumam (name)

     Ketika atap dari halte itu sudah terlihat membuat (name) lega apalagi ada seseorang yang sedang duduk di sana.

     Dengan senang hati dirinya langsung berlari cepat menuju halte bus takut membuat konoha menunggunya.

     Setelah (name) sampai di sana, dia langsung berdiri didepan orang itu sambil mengatur nafasnya kembali.

     (Name) melap keringat di pelipis dan wajahnya dengan lengan kanannya sambil memperbaiki rambutnya yang agak berantakan.

     Senyuman senang pun terukir diwajahnya sambil melambaikan tangannya ke arah orang di hadapannya.

"konoha san! syukurlah kau masih menunggu ku! maaf! aku benar benar lupa kalau--" kata (name)

     Pria yang duduk di sana pun langsung mendongak ke atas melihat (name) dengan tatapan kebingungan.

     Sedangkan (name) sendiri, kedua matanya langsung membulat kaget ketika melihat wajah pria yang duduk kursi halte itu.

"l-lho?" terkejut (name)

     Kebodohannya sendiri mengira pria berambut pirang pudar itu konoha padahal itu sama sekali bukan konoha.

     Bahkan jika dilihat lihat pria yang duduk itu jelas lebih tua dua kali lipat daripada konoha.

Dia salah orang.

"kau siapa ya gadis muda?" bingung pria tua itu

     Hal itu seketika membuat wajah (name) bersemu merah karena malu dan langsung membungkuk untuk meminta maaf.

     Rasanya ingin sekali dia mati sekarang atau jika bisa menghilang dari bumi ini tanpa jejak.

'ASTAGA! MALU BANGET!' batin (name)

     Jika saja (name) tidak berdiri didepan pria tua itu mungkin dia tidak akan semalu itu, karena bisa berpura pura memanggil orang lain.

Walaupun tidak ada orang lain sih.

"maaf! maaf pak! saya kira tadi anda teman saya tapi ternyata salah orang! maaf!" malu (name)

     (Name) beberapa kali membungkukkan tubuhnya dengan wajahnya yang memerah malu membuat pria tua itu langsung tidak enak hati.

     Untung saja pria tua itu baik dan tidak sombong, jadi dirinya langsung mengibaskan kedua telapak tangannya agar (name) mengangkat kepalanya.

"tidak apa ap--" kata pria tua itu

"(lastname)!"

     Teriakan seseorang yang agak keras memanggil nama (name), membuat (name) berbalik cepat karena terkejut begitu juga dengan pria tua itu.

First Sight [ Akaashi Keiji x Readers ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang