Prologuè
Tangannya bergetar sedangkan tangisan nya tidak sedikitpun berhenti, ia sesegukan sedikit meringis ketika cutter yang ia genggam erat mengenai kulit pergelangan tangannya yang pucat.
" saat kamu nyebarin itu aku pastiin kalau aku udah gaada. " ucapnya dengan tangisnya yang saling bersautan.
" Jangan lakuin hal bodoh ana aku bohong aku gak punya foto itu. Maafin aku tolong jangan lakuin itu " suara laki-laki di telfon itu melembut dengan sedikit kekhawatiran.
Ia menarik nafasnya kuat bukan tanda legah namun lelah begitu menghampirinya sekarang. Tangisnya semakin pecah sedangkan pria disebrang sana terus membujuknya dan meminta maaf agar ia tidak melakukan hal yang tidak diinginkan.
Telfonnya terputus, ia butuh untuk sendiri saat ini meratapi kisah cintanya.
Ia frustasi.
" Gaada lagi gunannya hidup "
Matanya memejam, dahinya berkerut begitu dalam beriringan dengan tangisnya yang terus mengucur, ia membekap mulutnya sendiri agar tidak mengeluarkan suara, terdapat beribu rasa sakit didalam tangisnya seperti ratusan tahun telah memendamnya dan kini baru bisa ia keluarkan.
Sedari kecil ia tidak pernah merasa seorang pun menyayanginya bahkan Athena selalu berfikir bahwa semua orang disekelilingnya memembenci dirinya yang bahkan selalu berusaha menyenangkan semua orang. Bahkan orang yang dicintainya pun begitu.
Satu-satunya orang yang ia pikir berbeda dari semua orang.
Tok tok
Ketukan dipintu membuat athena menahan nafas agar tangisannya tak terdengar dan segera berhenti.
" Kenapa " teriaknya
" Kau sedang apa ana? " suara paruh baya menyapa dibalik pintu tinggi itu.
" Kenapa ?! " athena ketus tak ingin menjawab.
" Kau tidak kerja hari ini? " orang dibalik pintu itu nampak kesal dengan nada bicara athena barusan.
" Sakit " Hanya itu dan beberapa saat kemudian orang dibalik pintu itu berlalu tanpa bertanya lagi.
Kini matanya tertuju pada cutter yang sudah dari tadi ia genggam.
.
Beberapa hari kemudian datang setelah mantan kekasih Athena memutuskan untuk berbaikan dengan dirinya tetapi laki-laki tetaplah laki-laki. Pria berutubuh besar dengan tampang yang bisa cukup menarik perhatian beberapa wanita itu kembali memutuskan hubungan mereka.
Pria brengsek itu meminta kehormatan Athena sebagai ganti agar hubungan mereka tetap berlanjut seperti biasa. Mulutnya yang manis menjanjikan pertanggung jawaban yang Athena harapkan tapi bukan Athena namanya kalau percaya dengan bualan laki-laki itu.
Athena mengemis cinta nya tetapi tetap pada pendiriannya ia begitu menjaga kehormatannya ia tak mau kehidupannya semakin hancur, masa depannya seperti tergambar jelas jika memberikan hal yang paling berharga itu.
Masih teringat jelas bagaimana perkataannya saat itu. " Kita gak putus asal kamu mau ngasih itu ". Athena tidak marah mendengar itu, gadis belia itu kecewa ia menangis sejadi-jadinya laki-laki yang ia harap bisa menjadi jodohnya bahkan doa nya selalu mengiringi laki-laki itu malah mengecewakannya sedemikian rupa.
Hubungan nya dengan laki-laki itu benar benar membuat Athena hancur setiap perkataan yang ia lontarkan pada Athena adalah racun yang siap menghabisi Athena. Semuanya tersimpan rapih di memori Athena.
Setiap malamnya Athena akan menggores pergelangan tangannya bahkan seluru tubuhnya hanya untuk meredam sakit ketika mengingat perkataan laki-laki yang amat ia cintai itu. Bahkan saat mengingat perkataan yang mengatakan dirinya memang tidak pantas untuk siapapun bisa membuat Athena seketika menjatuhkan air matanya.
Hatinya meringis sakit, ia tidak tahan lagi.