1 orientasi

375 74 3
                                    

      "Selamat datang adik-adikku di Jurusan Teknik Arsitektur!" Seseorang sedikit menyeringai membaca tulisan yang ada di atas kain putih kepalanya menggeleng pelan, "Selamat datang di neraka lebih tepatnya"

Laki-laki dengan badan tegap dan juga rambut yang telah rapi diplontos akibat syarat tidak penting dari universitas itu berjalan menuju gedung serba guna.  Katanya, mahasiswa baru tidak boleh gondrong bahkan sekedar memiliki kumis pun dilarang.

Apa hubungannya antara rambut di tubuh dengan efektifitas belajar? Tandasnya. Namun argumen sempit itu hanya betah bersarang di pikirannya, mana sanggup dia berbicara lantang di depan orang lain. Apalagi jika orang-orang tahu bahwa Ibu dan Ayahnya adalah seseorang yang penting di kampusnya, habislah dia.

Ia sudah memikirkan, anak dosen ko kelakuannya kayak ormas. --Setidaknya, ada nama baik Ayah dan Ibunya yang mesti ia jaga.

"Adik-adik semuanya, silahkan untuk duduk di tempat yang sudah kami sediakan. Karena, sekitar 10 menit lagi acara pembukaan orientasi mahasiswa baru akan segera dimulai. Terimakasih," ungkap salah satu panitia

Lelaki itu masih melihat kesana kemari, dimana kursi paling strategis untuk ia duduki. Karena jujur, yang ingin ia lakukan kali ini hanya tidur. Jika dia bisa berteriak hari ini maka nama adiknya lah yang akan ia teriakkan dengan lantang, "Yeji sialan. Ngajak main game sampe gakenal waktu!"

"Dek cepetan duduk. Jangan celingak celinguk aja" Tegur seorang perempuan yang otomatis membuyarkan lamunannya

"Iya kak.." Jawabnya lalu ia pun duduk di sembarang tempat. Tepatnya di barisan paling belakang karena kursi yang tersisa tinggal beberapa.

"Itu yang duduk paling belakang, yang pake kacamata. Pindah kedepan" semua terdiam, tidak ada yang merasa dipanggil tapi kemudian senior lelaki dengan badan gempal menghampiri, "Egi Wira Ganesha, pindah ke depan"

Mampus. Pake manggil nama lengkap segala.

"Baik kak...."

Padahal gue pengen tidur. Kenapa mesti duduk di bangku paling depan. Belum lagi nanti diliatin nyokap!

Ia pun duduk di barisan paling depan. Barisan yang menurutnya menegangkan dan menyebalkan diwaktu bersamaan. Belum lagi, setelah ia iseng menoleh ke kanan, seorang perempuan di sebelahnya tampak sibuk mencatat list belanja bulanan, "Ssst... kenalin gue..."

"Egi, kan?!" Perempuan itu pun menoleh sebentar lalu beralih pandang pada catatannya lagi,

"Iya hehe.. lo?"

"Gue?"

"Iya, nama lo siapa?"

Perempuan itu pun menyodorkan nametag besarnya, "baca sendiri, udah gede"

"Galak bener..." Meskipun sedikit protes tapi ia tetap membaca nametag yang diberikan oleh perempuan disebelahnya, "Irene Natawiharja"

"Namanya bagus. Siapanya Jaja Miharja?" Ledeknya

Belum sempat menjawab, segerombolan dosen dan mungkin petinggi di jurusan datang ke aula serba guna itu. Semua tampak hening, hanya beberapa orang yang berbicara bergantian. Dan kurang lebih 3 jam para mahasiswa baru menahan kantuk selama acara berlangsung. 

🧱🧱🧱

       "Egi Wira Ganesha, Irene Natawiharja, sama Argawan Winata kalian masuk kelompok 3. Tugasnya yang ada di grup maba ya"

Waktu hampir menunjukkan pukul 6 sore pada saat itu. Sedangkan tugas kelompok dikumpulkan besok pagi. Semua orang di aula serba guna itu mengerang kesal tapi tentu saja hanya bisa diluapkan di dalam hati. Karena bagaimana bisa tugas sebanyak itu dikerjakan dalam waktu semalam, "Wan, kost-an lo dimana? Ngerjain disana aja yuk" Ungkap Egi, si pemilih wajah polos berkacamata.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 13, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bird and OwlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang