09.

4.9K 389 11
                                    

~👑~

PAGI hari ketika acara sarapan bersama, Jeongwoo terus menundukkan kepalanya dihadapan keluarga besar Haruto. Sungguh, ia merasa tak nyaman berada ditengah aura dominan yang kuat keluarga Alphanya ini.

Haruto yang menyadari aroma terancam dari sang Omega langsung berdeham keras seraya melayangkan tatapan tajamnya pada orang disana, terutama sang Ayah yang sejak tadi menatap Jeongwoo dengan lamat.

"Feromonemu membuat tak nyaman sayang." Tegur sang ibu pada Haruto. Wanita itu lalu menyentuh pundak sang suami agar mengontrol feromonenya, ia melirik menantunya yang terlihat menunduk ketakutan.

"R-Ruto.." cicitnya lirih. Jeongwoo menyentuh punggung tangan sang Alpha, membuatnya menoleh dan beralih mengaitkan kedua tangan mereka.

Atensi mereka teralihkan ketika sosok paling 'sepuh' disana datang dan mendudukkan diri disana.

"Selamat pagi Luna, apa tidurmu nyenyak?" Sapanya dengan senyum hangat, Jeongwoo mengulas senyum lalu menganggukinya sekali. Pria tua itu melirik kearah cucunya yang terlihat tidak senang karena ia terlalu memperhatikan mate sang cucu.

Katakanlah.. ia cemburu.

Hal yang maklum, Alpha memang selalu bersikap overprotective kepada pasangan mereka. Mereka tidak suka jika Omeganya terlalu dekat dengan Alpha lain sekalipun itu saudara atau keluarga mereka sendiri.

Acara sarapan berjalan lancar tanpa ada perbincangan berarti, sesekali hanya sang Kakek yang bersuara, membahas hal random dengan cucu menantunya dan sesekali terbahak karenanya.

"Ah, benar. Karena Luna Pack sudah disini, ada baiknya kita segera mengadakan acara penyambutan dan memperkenalkannya pada anggota pack." Ujar sang Ayah.

Mendengar hal itu membuat yang disebut menegang. Haruto melirik tajam sang Ayah dari balik bulu matanya tanpa berniat menoleh kearah Jeongwoo saat merasakan remasan pada kaitan tangan mereka. Alpha itu mengusap lembut punggung tangan Jeongwoo dengan ibu jarinya, berusaha untuk menenangkan Omeganya.

"Itu benar, anggota Pack akan sangat senang mengetahui kabar gembira ini." Timpal sang Kakek. Dia lantas memutar tubuhnya menghadap kearah Jeongwoo. "Setiap kehadiran seorang Luna di pack Watanabe, akan diadakan sebuah acara untuk menyambut pasangan dari Alpha--pemimpin kami serta pengangkatan keagungan baginya. Disaat itu, anggota pack akan memberikan do'a mereka pada sang Luna untuk keselamatan dan kesejahteraan pack kedepannya." Jelas sang Kakek.

"Kami telah lama menantikan kedatanganmu, Luna." Kini sang Ibu ikut berbicara.

Jeongwoo mengernyitkan dahinya. Entah mengapa rasanya aneh mendengar penuturan sang Ibu barusan. Bukankah beliau dulunya juga Luna di pack ini? Kenapa bersikap seolah kehadirannya seperti dielukan dan didamba begitu?

"Kalau begitu, aku akan memberitahu para petinggi pack mengenai kabar ini agar segera menyiapkan acara penyambutan bagi Luna." Ujar sang Ayah pada menutup perbincangan mereka.

Setelah acara makan pagi selesai, Haruto sengaja mengajak Jeongwoo untuk berkeliling dikediaman megah tersebut dan memutuskan untuk duduk ditaman yang berseberangan langsung dengan hutan wilayah keluarga Watanabe.

Haruto mendudukkan diri terlebih dahulu dan menarik tubuh Jeongwoo agar duduk dipangkuannya. "Euh! R-Ruto! Aku duduk sendiri saja." Pintanya sambil menatap sekeliling dengan wajah tak nyaman.

"Kenapa?" Tanyanya penasaran. Lengan Haruto masih mendekap pinggang Jeongwoo dengan erat, tak ingin melepaskannya.

"M-malu dilihat banyak orang." Cicitnya. Jeongwoo menunduk saat beberapa orang guards lewat tak jauh didepan mereka seraya membungkuk untuk menyapa sang Alpha beserta matenya--Luna mereka.

Haruto terkekeh geli mendengar alasan tak masuk akal itu. Dan bukannya melepaskan kaitan lengannya pada Jeongwoo, Haruto malah mengangkat tubuh Jeongwoo sehingga duduk menghadap kearahnya.

Jeongwoo masih meronta dari dekapan Haruto, sampai akhirnya ia mencium feromone Ocean milik Haruto yang menguar lembut di indera penciumannya, membuatnya perlahan tenang dan menyamankan diri dalam dekapan sang Alpha.

Haruto tersenyum tipis melihat rona kemerahan dipipi sang Omega, tampak manis dan menggemaskan. Feromone manis Jeongwoo juga menyeruak lembut mengelilingi mereka, tanda bahwa sang Omega mulai tenang.

Dia mengusap pipi gembil Jeongwoo, membubuhkan satu kecupan dipipi kanan sekali, kemudian pindah ke pipi kiri sekali, lalu naik pada dahi cukup lama dan turun pada bibir ranum berwarna merah muda untuk dikecup dan dilumat pelan.

Ciuman itu terlepas, mereka menyatukan kening mereka, menikmati terpaan nafas masing-masing diwajah mereka dengan senyum mengembang.

"Alpha.." yang dipanggil hanya berdeham kecil menanggapi. "Apa anggota pack bisa menerimaku nantinya?" Tanyanya lirih. Jeongwoo sebenarnya enggan menanyakan hal ini pada Haruto, lebih dari itu, dia takut.

Kekhawatirannya bukanlah tanpa sebab. Dari banyak hal yang dipikirkannya, kelahiran penerus bagi pack adalah satu hal yang paling mengganggunya saat ini. Sangat.

"Kenapa mereka tak bisa menerimamu?" Tanyanya balik.

"J-jangan menjawab pertanyaanku dengan pertanyaan lain! Jawab saja~!" Sungutnya tak terima. Lihat saja bibirnya yang manyun itu! Haruto jadi gemas ingin menggigitnya.

Haruto terbahak, dia menjauhkan wajahnya dan menangkup pipi Jeongwoo, menguyalnya dengan gemas. "Apa yang kukatakan masih sama, kenapa mereka tak bisa menerimamu, Luna mereka? Apa mereka ingin mati?" Katanya acuh.

"Sssttt! Jangan begitu!" Jeongwoo sigap menutup mulut Haruto saat pemuda itu berkata demikian. "Aku hanya khawatir kalau aku mungkin tidak memenuhi syarat dan kriteria menjadi seorang Luna dan mereka nantinya akan menyerangku karena hal itu. Lebih dari itu, aku khawatir padamu." Ungkapnya.

"Sedikit saja mereka berani melukaimu, maka aku akan menghancurkan pack ini Jeongwoo-ya." Katanya dengan tanpa ragu.

Jeongwoo bungkam mendengar hal itu. Disisi dia bahagia karena merasa bahwa dirinya begitu dicintai oleh Haruto, dilain sisi dia takut itu mungkin menjadi akhir bagi kisah mereka.

Jeongwoo memukul dada Haruto dengan kesal. "Apa kekerasan selalu jadi jawaban dari setiap pertikaianmu?!" Sungutnya sambil mendelik.

"Bukan, tapi itu solusi." Balasnya.

Jeongwoo menganga tak percaya mendengar hal itu. "Sial, sepertinya aku benar-benar akan mati muda disini." Keluhnya lirih tapi masih bisa didengar oleh Haruto, membuat Alpha itu terbahak keras.





-TBC-





Halo👋 Sudah lama ya yeorobun ehe😄

Pendek dulu ya, setelah ini eun usahain untuk bisa up dua hari sekali. Adapun kalau tidak bisa, eun mungkin sedang sibuk di rl, mohon pengertiannya dan terima kasih ya🙏

Saranghao♡

#Published, Monday 13 February 2022.

KINGS《ABO》 | HAJEONGWOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang