First meet

2.6K 278 8
                                    

"Ni-ki, lo dapet kiriman nih!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ni-ki, lo dapet kiriman nih!"

Ni-ki yang sudah berada dibalik kubikelnya sejak lima belas menit lalu, berdiri dan menghampiri rekan kerjanya yang berdiri di dekat pintu ruangan bagian Ni-ki.

"Dari siapa, mbak?" 

Yujin, rekan kerja Ni-ki yang mengantarkan titipan tadi, mengendikkan bahunya tidak tahu.

"Gue cuma dititipin sama mbak Lia dari depan. Katanya buat lo. Coba lo lihat dulu, kali aja ada kartu ucapannya."

Ni-ki mengikuti arahan Yujin dan mencari kartu ucapan yang mungkin terselip di kotak yang dibungkus dengan kertas kado motif binatang-binatang. Tangannya menemukan secarik kertas yang dilipat menjadi dua dengan warna kuning pucat dan ada sedikit motif balon-balon di ujung.

[Dear, Ni-ki.

Ini ucapan terima kasih dari aku dan mas suami karena kemarin kamu udah banyak membantu kami waktu pindahan. Semoga Ni-ki sehat selalu.

- Karina]

Ni-ki menyesap sedikit kopi americano yang dibelinya di lobby bawah. Kemudian membuka kotak kiriman dari Karina, salah satu teman kakaknya yang dulu meminta bantuan Ni-ki saat akan pindah rumah ke rumah baru dengan suaminya. 

Tidak begitu berkaitan dengan divisi Ni-ki bekerja, tapi karena Ni-ki bekerja di salah satu perusahaan properti, jadi Ni-ki dimintai tolong untuk mengurus properti-properti yang dibutuhkan pasangan yang baru menikah empat bulan tersebut.

Ni-ki mengeluarkan satu persatu isi kotak berwarna orange itu. Ada reed diffuser, beberapa makanan ringan dan satu hal yang Ni-ki tidak suka. Sekotak coklat buatan dari Jerman. Ni-ki menyisihkan kotak coklat itu, kemudian mengembalikan barang-barang yang lain ke dalam kotak.

"Mbak." panggil Ni-ki pada salah satu rekan kerjanya yang berada di kubikel di belakangnya. Kursinya ia dorong mundur dengan kotak coklat yang ada di pangkuannya.

"Kenapa, Ni-ki?" jawab Giselle, rekan kerja Ni-ki.

"Anakmu suka coklat nggak?"

"Loh jangan tanya. Mesti suka dong, apalagi anak kecil-kecil gitu ya pasti doyan. Gak ada yang nggak suka coklat, kalau ada yang nggak suka, aneh kayaknya." Ni-ki meringis mendengar jawaban Giselle. 

"Kenapa, Kie?"

"Ini aku dikasih coklat sama mbak Karina soalnya kemarin kan habis bantuin pindahannya dia ke rumah baru. Dia ambil properti dari sini kan terus yaudah deh, dikasih nih." 

Ni-ki memberikan sekotak coklat yang isi bentuknya persegi dan bundar. Giselle menerimanya dengan senyum sumringah dan senang hati. Apalagi ini coklat dari luar negeri yang untuk kesana harus menabung dan membagi waktu karena ia sudah punya anak.

"Lah, lo gamau?" tanya Giselle, tangannya sudah menerima coklat dari Ni-ki.

Ni-ki menggeleng, "aku nggak suka, mbak. Coklat tuh pahit, nggak enak di mulut."

★☆★

"Ada menu baru buat bulan depan nggak, kak?"

"Ada. Tapi kami baru rilis menunya di awal bulan ya." 

Laki-laki dengan name tag 'Kim Sunoo' itu tersenyum ke gadis berambut pendek sebahu di depannya. Ia menyerahkan kembalian ke gadis tersebut yang merupakan pelanggan baru toko kue tempat Sunoo bekerja. 

Setelah menyelesaikan transaksi di meja kasir, dengan cekatan Sunoo menyiapkan pesanan yang dibeli tadi dan satu pesanan sebelumnya, lalu kemudian mengantarkannya ke meja tempat pelanggan duduk.

Sunoo mengedarkan pandangannya ke toko kue tempatnya bekerja ini. Banyak wajah-wajah yang sudah ia hafal karena sejak bulan pertama dia bekerja di toko kue ini, hampir setiap hari orang yang sama datang di jam yang sama.

Ada yang setiap hari hanya membeli minuman tanpa kue, ada juga yang datang setiap hari Senin pagi dan Kamis sore untuk membeli kue lengkap dengan minuman dan kartu ucapan untuk rekan kerja atau pacarnya.

KLING

"Selamat pagi, selamat datang." sapa Sunoo saat lonceng pintu toko berbunyi. Sunoo bergegas kembali ke station-nya.

"Pagi." 

Sunoo tersenyum ke arah laki-laki yang sudah berdiri di depannya yang sedang melihat-lihat menu di atas Sunoo. Sunoo menunggu pelanggan barunya –Sunoo tidak pernah melihat laki-laki yang ada di depannya ini sebelumnya– mengucapkan apa pesanannya.

"Americano double shot, take away."

"Ada tambahan lagi, kak? Kami ada kue yang baru dibuat tadi pagi." 

Laki-laki di depannya menggeleng sembari mengeluarkan dompet dan uang selembar seratus ribuan.

"Atas nama siapa, kak?"

"Ni-ki."

+++book yang lain belum selesai, udah bikin book baru aja gue, abis greget banget pengen bikin sunki hehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

+++book yang lain belum selesai, udah bikin book baru aja gue, abis greget banget pengen bikin sunki hehe

CHOCOLATE ; sunki✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang