Lantunan merdu musik classic dapat terdengar dari sebuah mobil mercedes hitam yang tengah melaju kencang ditengah terangnya sinar bulan yang sepersekian jam akan berganti matahari, lajuannya melambat menandakan pengemudi akan berhenti.
Tepat dipinggir sungai, lantunan merdu musik itu terdengar lebih keras dikarenakan pengemudi membuka pintu mobilnya, mengeluarkan sebungkus rokok dan mulai menyalakan koreknya, menghisapnya dan kemudian mulai mengepulkan asap dari mulutnya
Dia nampak sedang berfikir entah apa yang dipikirnya hanya dia dan tuhan yang tahu, terlihat sedikit frustasi, menendang pasir didepannya asal seperdetik kemudian terkekeh KIM TAEHYUNG memang tidak pernah terduga
Dia terus mengepulkan asap itu sampai kini batang rokok itu semakin memendek, tatapannya tajam, lurus seolah tidak ada satupun yang dapat mengganggu fokusnya, sampai dering hpnya berbunyi membuyarkan fikirannya
Menatap ponselnya dengan ogah Kim Taehyung tidak memperdulikan panggilan itu, tampak bukan dari orang yang penting baginya. Namun sepertinya si penelpon tidak putus asa mengusik ketenangan laki laki bermata tajam ini dan membuatnya akhirnya menyerah, mau tak mau mengangkatnya
In call
: Kenapa lama sekali mengangkatnya aku sudah dirumah kau belum pulang dini hari seperti ini? Apa kau selalu seperti ini? Kenapa hanya diam? setidaknya katakan sesuatu! Pulang lah! Yaa!! Kim Taehyung kau mendengar Ayah?
Taehyung: ck! Iya!
Ayah: Bocah Sialan! Kembali dengan cep- tuttuttut
Sambungan telpon itu terputus sepihak bahkan sebelum si penelpon menyelesaikan pembicaraannya, seolah jengah lagi lagi Kim Taehyung sekali lagi menendang tumpukan pasir dihadapannya, namun kali ini dengan sedikit lebih bersemangat memperlihatkan betapa jengkelnya dia dengan panggilan yang baru saja ia dapatkan
~~
Rumah megah nan mewah berdiri dengan kokoh seolah sangat siap menunggu kedatangan tuannya, pintu gerbang terbuka lebar Mercedes itu kembali melaju memasuki garasi tempat peristirahatannya
"Aigooo anakku yang tampan kemana saja sampai dini hari seperti ini mmm apa kau mabuk?"
"Tidak" -_- jawabnya enteng tanpa ekspresi sedikitpun
"Masuk lah aaah kenapa kau jadi sebesar ini, meski sudah besar kau tetap tidak boleh terlalu banyak minum" oceh sang ayah yang baru kembali bertemu dengan anaknya setelah satu setengah tahun lamanya ia menetap di New York untuk mengurus bisnisnya disana
"Kenapa ayah kembali?"
To the point untuk saat saat seperti ini Kim Taehyung lebih suka blak blakan ayahnya bukan orang yang harus di ajak basa basi setidaknya dia terlalu lelah hari ini ia hanya berharap obrolannya tidak akan terlalu panjang agar dia bisa tidur lebih lama sebelum kuliah paginya besok
"Sssst kau masih saja seperti ini ayah bukan mau apa apa, hanya mengunjungimu saja memangnya tidak boleh? Sekalian melihat apakah kau sudah memiliki kekasih atau belum"
"Ayah tolong hentikan"
"Heey dengar ayah dulu ayah sebentar lagi akan menikah ayah tidak mau kau datang sendiri"
"Yang bilang aku akan datang siapa?"
Lantang anak tunggal Kim itu sambil melengos pergi menaiki tangga classic nan mewah rumahnya yang lebih tepat jika disebut sebagai sebuah istana
"Heeey ayah belum selesai bicara astagaaa anak sialan ini HEEY" teriak ayah Kim tidak kuasa dengan sikap anak satu satunya
"Astaga bagaimana ini aku tidak mau menikah jika dia tidak datang andwe apakah calon ibu tirinya todak sesuai seleranya? Menurutku dia manis, dia juga pengertian" monolog sang ayah yang sepertinya sudah sangat frustasi dikarenakan banyaknya fikiran yang memenuhi kepalanya
tok tok tok
"Yaa! Kim Taehyung mari bicara sedikit lagi setidaknya katakan mengapa kau tidak mau mendatangi pernikahan ayahmu aaah"
Seolah tak sabaran sang ayah terus berusaha menyelesaikan masalah antara keduanya di pertemuan pertama mereka, merasa tidak ada pilihan lain sang ayah harus segera kembali dalam waktu dekat dikarenakan jadwalnya yang padat. Dia terus menggedor tanpa berhenti sampai akhirnya sang tuan merasa terusik dan mulai membuka pintu untuknya
"Masuklah" singkat Taehyung dengan segelas champagne ditangannya
"Berminat?" Tawarnya pada sang ayah sembari mengangkat tunggi gelasnya
"Mmm cepat katakan kenapa kau tidak mau mendatangi pernikahan ayah hah?"
"Menurut ayah?"
Jawabnya dengan kelewat santai sembari menuangkan champagne untuk ayahnya diujung pantry kecil yang ada disudut kamarnya, sambil berjalan dia melihat ayahnya yang sedang berfikir kata kata apa yang tepat untuk meyakinkan anak semata wayangnya ini, sampai Taehyung duduk dihadapannya sang ayah masih tidak bergeming namun kini raut wajahnya tidak seperti sebelumnya, raut wajah serius itu terpatri disana menandakan bahwa dia sedang tidak bercanda meminta anaknya untuk mendatangi pernikahan yang sudah lama ia rencanakan itu
"Taehyung dengar, kau mengenal So Hyun, ibumu dan aku bahkan sering meitipkanmu padanya dulu saat kau masih kecil, kau mengenalnya dengan baik. Dia adalah kerabat dekat kita, bahkan sampai akhir hayat ibum-
"Sudah cukup"
"Taehyung coba dengarkan ayah dulu"
Taehyung tidak bergeming ia memilih untuk mengalihkan pandangannya pada segelas champagne ditangannya, memainkannya dengan menaruh fokus seratus persen pada gelas itu seolah seorang didapanya teramat tak berarti. Ucapan ayahnya yang kembali membawa pertemanan ibunya dan kekasih barunya membuatnya geram dia ingin mengeluarkan sumpah serapah saat ini juga didepan wajah si tua ini namun ia tahan, menahannya bukan berarti ia pengecut karena takut namun hanya saja dia merasa benar untuk tetap memendamnya
"Apakah harus secepat ini?"
Kata kata itu akhirnya keluar dari bibir merah muda itu, menghancurkan keheningan yang terasa sangat canggung, mengapa Taehyung berkata demikian? Mengapa ia merasa ini terlalu cepat?
"Taehyung ayolah satu setengah tahun apa menurutmu itu masih terlalu cepat? Apa kau lebih suka melihat ayah bermain jalang?"
"Cih apa bedanya, kekasihmu juga seorang jalang" Taehyung berdecih merendahkan wanita yang disebutnya sebagai kekasih ayahnya
"Hey anak sialan jaga ucapanmu dia calon ibumu"
"Tidak tidak TIDAAAK!, tidak ada calon ibu untukku ibuku hanya satu dan tidak akan bertambah sampai penyebab jelas kematian ibu terungkap"
Taehyung sangat lelah hari ini merupakan hari yang cukup berat baginya ditambah dengan ayahnya yang keras kepala dan memuakan
"Taehyung dengar tidak ada yang membunuh Hyeri jikalaupun iya, apa menurutmu ayah tidak akan bertindak?, polisi memutuskan itu sebagai kecelakan tunggal kau harus mencoba untuk mengikhlaskan ibumu dia pasti mengkhawatirkanmu"
"Ucap seorang pembual handal" monolog taehyung didalam hatinya yang kini menatap lurus sang ayah mencoba memberikan tatapan penuh percayanya pada sang ayah karena sudah tidak tahan dengan bualan bualan yang keluar dari bibirnya
Hallo Yorobuuuuun!!
Semoga kalian suka yaaa di chapter ini khusus buat casenya taehyung!!! Kira kira kenapa ya taehyung ga mau punya ibu baruuuu???
Ada yang tau gaaa??
Yang tau tebak yaaa!!!!Maaf banget bestie kalo ada typo karena mungkin aku ga sadar dan belum revisi
Jangan lupa Vomment biar aku semangaaat
Love you bestie
KAMU SEDANG MEMBACA
VSOO Enemy
FanfictionAngin berhembus dengan tenang meski begitu, terpantau masih banyak daun yang berguguran, dengan satu cup kopi aku mencoba untuk membuka lembar demi lembar dan menyerapi karya tertulis dalam genggamanku. "Aku menunggumu dirumahku malam ini" Ck aku ba...