"APA YANG KAU INGINKAN?!" teriak seorang pria memegang kemudi mobilnya.
"AKU INGIN KAU BERHENTI DISINI!!" gadis muda itu tak mau kalah dan ikut menaikkan suaranya.
"Tidak! Aku akan mengantarmu pulang!" tegas pria itu.
"Kalau begitu kita akhiri saja semua ini!"
Mendengar hal itu membuat kemarahan pria itu mulai memuncak dari ujung kaki hingga menuju kepalanya. Hatinya hancur berkeping-keping, kata-kata itu seperti pukulan tepat di wajahnya.
Sejujurnya itu bukanlah pertama kalinya gadis muda berambut pirang panjang itu mengucapkan kata-kata sederhana namun menyakitkan hati sang pria, setiap kali mereka bertengkar.
Kecepatan mobil meningkat ketika pria itu segera menginjak gas lebih keras. Seperti biasa, amarahnya kembali mengambil kendali tubuhnya.
"Kau ingin aku menepi, kalau begitu mari kita menepi..."kata pria itu sinis, menepikan mobilnya di sebuah gang.
Dia menyandarkan pungungnya ke kursi, menggosok dahinya dan menutup matanya. Pria itu merasa sangat pusing sehingga membuatnya tidak bisa mengatakan apa-apa.
Sementara itu, gadis muda tadi menyilangkan tangannya dengan wajah menghadap jendela, tampak sangat kesal.
Mereka berdua tetap diam, hanya suara radio yang menghidupkan suasana di sekitar mereka.
"Apa aku tidak cukup baik untumu?" tanya pria itu dan mendapatkan keheningan dari gadis muda itu.
"Apakah aku salah membawa pacarku dari mereka?" gadis muda itu masih diam dan menatap keluar jendela.
"Lihat aku jeongieee!" gadis muda itu masih tetap diam, mengabaikan semua pertanyaan dari pria itu.
Pria itu menghela napasnya, dia tidak tahu bagaimana menangani gadis remaja yang menjadi kekasihnya itu.
"Kapan kau akan mendengarkanku?"
"Aku selalu mendengarkanmu" jawab gadis itu dengan dingin.
"Tidak...kau tidak pernah! Kau selalu seperti ini, menjadi sangat murah, minum dan berdansa dengan beberapa pria...."
PLAAKKKK
Tamparan keras langsung saja mendarat dipipi putih chaeyoung.
"Kau brengsek, chaeng!"
Mata gadis itu mulai berkaca-kaca, chaeyoung menutup matanya dan keheningan pun terjadi lagi.
"Kalau begitu pergi saja! Aku tidak peduli lagi dengan gadis remaja seperti mu!" chaeyoung berkata sambil melonggarkan dasinya.
"A-apa?"
Gadis itu tidak percaya dengan apa yang dia dengar, chaeyoung menghela napasnya dan mengulangi apa yang dia katakan sebelumnya.
"Ku bilang pergi!"
"Maksudmu, kau membuangku?!"gadis itu berkata dengan napas yang mengebu-gebu.
"Apa? Tidak! Kau bilang kau ingin pergi, bukan?"
"Baik!"
Gadis itu melemparkan cincin emas putih murni ke dada chaeyoung. Dia keluar dari mobil dan membanting pintu dengan keras.
BRAKKKK
Dia berjalan cepat menuju zebra cross, meninggalkan chaeyoung sendirian.
"Aishhh....gadis ini..." desis chaeyoung melangkah keluar, mengikuti orang yang dia cintai dari belakang.
"Jeongyeon tunggu!" teriaknya.
Gadis itu tetap melangkahkan kakinya lurus ke zebra cross tanpa melihat sekelilingnya.