1. ORAL B-

1.6K 109 12
                                    

[NSFW , BLOW JOB]

"Ahh ... Bay... Jangan keras-keras, sakit. Ahhh.. iya situ, situ.. di balik aja, udah sakit. Ahh... Ahh.."

Banyu sama sekali tidak memedulikan teriak kesakitan Biru. Tangan Banyu semakin cepat mengerik punggung Biru yang memerah.

"SAKIT!" Biru menghindar lalu menoleh ke belakang menatap Banyu bak meminta belas kasihan.

"Diam, selesaikan dulu," pinta Banyu.

"Gak mau, sakit banget," tolak Biru lalu meraih pakaiannya kemudian ia kenakan.

Banyu geram. Banyu menarik Biru ke dalam pelukannya lalu menuangkan minyak kayu putih ke telapak tangannya kemudian menyelinap masuk dalam kaos Biru dan mengusapkan ke punggung Biru.

"Periksa gak mau, maunya kerokan, giliran dikerok malah kesakitan. Mau lo apa? Udah tau musim hujan sok-sokan naik motor berakhir kehujanan karena gak bawa mantel. Mulut doang digedein."

Biru diam tidak berkomentar apapun karena mengakui salah.

Kemarin pagi yang kebetulan hari minggu dan Banyu libur kerja, Biru baru punya waktu untuk mengecek konternya. Biru sudah mendapat larangan Banyu mengendarai sepeda motor karena cuaca mendung. Tapi Biru bandel. Bilangnya cuma sebentar dan gak mungkin kehujanan.

Saat pulang belum hujan, begitu setegah perjalanan hujan turun ternyata Biru lupa membawa mantel dan berakhir nekat melanjutkan perjalanan sampai rumah.

Biru pun menggigil sepanjang malam, dan untungnya pagi tadi orang tua Banyu datang berniat membawa Langit jalan-jalan. Banyu pun berniat membawa Biru periksa tapi Biru tidak mau dan meminta dikerokin.

"Rasain sendiri gimana sakitnya." Banyu masih mengusap dan memijat pelan punggung Biru.

"Jangan-jangan gue hamil lagi, Bay?" ujar Biru.

Banyu melepaskan pelukannya lalu menjitak pelan kening Biru menggunakan jari telunjuknya. "Sudah empat bulan gue main aman membuang sperma gue ke dalam karet sialan, lo kata hamil dari mana hah?" ujar Banyu sambil merebahkan tubuhnya dan memeluk tubuh Biru.

Usia pernikahan mereka berjalan empat bulan. Selama berhubungan Banyu selalu menggunakan pengaman. Dan selama empat bulan ini mereka jarang sekali berhubungan badan. Bukan gak sukanya maupun gak mau, tapi mereka mempunyai waktu lenggang dimalam hari dan Langit itu titisan anak malam yang suka bangun dimalam hari. Ini saja sudah dua minggu sejak berhubungan badan terakhir kalinya.

"Kita jarang gini ya, Bay?" tanya Biru yang masih dalam pelukan Banyu.

Seperti saat ini, buat tidur saling berpelukan aja jarang mereka lakukan.

"Hm.." jawab Banyu seraya mengusap rambut Biru.

"Oh iya lupa mau cerita!" Biru mengeluarkan kepalanya dari dekapan tangan Banyu.

"Apa?" Banyu pun siap mendengar cerita Biru. Selama empat bulan ini Banyu menyadari tingkat ke nerocosan Biru semakin meningkat. Tak sekali dua kali selalu menjerumus ke nerocosan vulgar.

"Kapan itu pas gue beli kondom di apotek ketemu kakak tingkat gue dulu, namanya kak Cakrawala. Kita ngobrol bentar kan, ternyata kak Wala juga male pregnant terus selama berhubungan badan selain pake kondom, kak Wala minum pil KB. Mau di keluarin dalam pun gak masalah," jelas Biru.

Banyu masih menganggap cerita Biru sangat wajar karena informasi. Tapi, cerita selanjutnya membuat Banyu ingin meniduri Biru saat ini juga. Mengingat Biru lagi sakit ia mengurungkan niatnya.

"Besok gue minum pil KB aja ya?" tanya Biru mendapat anggukan dari Banyu. "Terakhir gak pake kondom tuh pas gue hamil itu. Rasanya kelihatan enak, kek ototnya kerasa banget. Terus pas lo udah keluar, lo kan masih gerak-gerak dikit jadi terasa lengket enak aja gitu. Kalo pake kondom tuh agak aneh. Ya walaupun sama-sama enak tapi beda aja. Cuma pelicin doang yang bikin licin, rasanya beda sama sperma lo."

Banyu Biru Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang