Good Bye

1K 176 15
                                    

Setelah sekitar 8 tahun perang dengan White Star berakhir, Cale pingsan secara tiba-tiba tanpa sebab yang diketahui.

Tidak lama...

Cale bangun setelah pingsan selama kurang lebih 5 bulan hanya untuk mendapati rasa sakit yang teramat.

Jantungnya berdegup dengan kencang yang terasa amat sangat menyakitkan. Seakan-akan ada yang meremas jantungnya dan dengan tanpa rasa menancapkan kuku-kuku pajang bagai bilah pisau tajam sedalam mungkin.

Jantungnya terasa seperti terkoyak-koyak. Rasa perih menjalar hingga keseluruh tubuh.

Kepalanya berdengung sakit dengan berbagai suara asing menyapa.

'kenapa kau masih hidup? Kau ditakdirkan untuk mati! Mati!'

'kau manusia berdosa. Kau bahkan mengorbankan orang lain untuk keselamatan mu sendiri.'

'Mati! Mati! Mati!'

'kau bahkan hidup tanpa rasa penyesalan. Matilah manusia.'

'kau harus mati. Matilah dengan cara yang paling mengerikan!'

Suara yang saling bersahutan dengan nada kejam memenuhi kepalanya. Suara- suara berbeda dengan yang biasa dia dengar. Suara- suara yang memintanya untuk mati bahkan dengan cara mengerikan. Suara ini terasa begitu menyakitkan hingga ia ingin membenturkan kepalanya pada dinding sekeras mungkin.

Tubuhnya bergetar hebat akan rasa sakit.

'ugh... Apa lagi yang terjadi padaku sekarang? Sialan, ini menyakitkan.'

Cale menutup mulut dengan kedua tangannya saat merasakan darah menggumpal dalam mulutnya yang siap untuk dikeluarkan.

"Uh.. Uhuk- uhuk.."

Darah segar dengan bau amis mencapai Indra penciuman.

'sial! Dimana Ron dan semua orang?'

Telinga Cale berdenging sakit dengan darah mengucur keluar tanpa aba-aba dari kedua telinganya.

Bahkan, mata indah bagai Ruby merah kecoklatan miliknya mulai mengeluarkan darah secara perlahan dari pelupuk mata. Hidung mancung itu seperti tidak ingin tertinggal ikut mengeluarkan darah dengan deras seperti air mengalir dari atas ke bawah, menciptakan rasa asin kala darah mengenai mulut.

'ah... Kurasa aku benar-benar sial seperti yang selalu Eruhaben-nim katakan.'

Mata indah yang selalu berbinar akan cahaya kemalasan itu kini terlihat kosong bagai mata ikan yang sudah mati.

'Aku benci rasa sakit. Tapi kenapa aku selalu merasakan rasa sakit yang tidak ingin ku derita?'

Tubuh kurus dengan kulit putih pucat itu terlapisi oleh darah yang terus keluar tanpa henti.

Penglihatan Cale memburam tidak lama setelah kegelapan menyeruak masuk. Cale kembali pingsan di kasur mewah miliknya didalam villa super rock.

_____________________

Ini terasa familiar.

Saat membuka mata, Cale mendapati dirinya di kegelapan penuh sunyi tak berujung.

Kehampaan mencengkam yang terasa seperti akan mencekiknya.

Cale berbaring tanpa daya di ruangan yang didominasi oleh warna hitam. Tetap seperti itu tanpa niat bergerak barang sedikit.

Telinganya berdengung kala menangkap suara akrab. Terlalu akrab hingga terasa memuakkan.

[Cale... Anakku.]

Goodbye [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang