-prolog

970 122 15
                                    

Hi, wellcome bestiee^^

"Tendang ke Heeseung, Jaeyun! Cepat!!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tendang ke Heeseung, Jaeyun! Cepat!!!"

Jaeyun menurut dan langsung menendang bola itu pada Heeseung, Jay yang sedang mengejar bola yang dikuasai Jaeyun pun sekarang beralih mengejar Heeseung.

"Ddeonu jangan melamun di tengah seperti itu! Ayo bantu kakak!" teriak Jay.

"Tapi kak, Ddeonu udah bilang, Ddeonu ndak bica main bola!" teriak Sunoo.

Menyuruh anak berumur tiga tahun memang bukan ide yang bagus, dasar Jay.

"Wonie bantu Ddeonu hueeee Ddeonu takut kena bola," dia menangis sekarang ini.

Mereka langsung menghentikan permainan bola mereka dan menghampiri Sunoo yang tengah menangis kencang, sementara Jungwon sudah memeluk Sunoo yang tadi meminta tolong padanya.

"Ddeonu jangan nangic, wonie ada dicini," ujar anak berusia tiga tahun itu.

"Aduh Ddeonu jangan nangis dong, nanti kakak yang dimarahin," kata Heeseung yang celingukan takut ibu mereka melihat.

Ketika tangisan Sunoo mulai mereda, tiba-tiba seorang anak laki-laki seusia Jay dan Jaeyun datang dengan wajah yang panik bercampur bingung.

"Kak Heeseung!"

"Ada apa Hoonie?"

Anak kecil bernama Sunghoon itu menunjuk keluar pagar rumah panti asuhan mereka, "ada anak kecil yang nangis disana, Hoonie bingung halus ngapain," ucap Sunghoon yang sampai saat ini masih cadel.

Mendengar itu, Heeseung bersama kelima adiknya itu pergi berlari ke arah yang ditunjuk Sunghoon. Dan benar saja, disana ada anak seumuran Sunoo dan Jungwon yang terduduk di tanah sambil menangis.

"Hei, kamu kenapa?" tanya Heeseung.

Anak itu melirik Heeseung sebentar, lalu menunduk ketakutan.

"Aduh gimana, nih?" tanya Heeseung pada yang lain.

"Jay panggil ibu aja ya, kak?" usul Jay.

Setelah mendapat persetujuan dari Heeseung, Jay langsung menarik Sunghoon untuk mengantarnya.

Tak lama kemudian, Jay dan Sunghoon datang bersama seorang wanita berusia 30-an dan langsung menghampiri anak tadi yang masih menangis.

"Hai anak manis, siapa namamu?" tanyanya.

Cukup lama mereka menunggu sampai anak itu mau menjawab, "R-riki."

"Ahh Riki-ya, kamu lagi apa disini? Orangtua kamu dimana?"

"Mama pergi, mama nyuruh Riki buat diem dicini, mama bilang mama cuman pergi cebentar dan akan jemput Riki lagi dicini, tapi mama ndak dateng," ucapnya dengan suara yang gemetar.

precious relationship ; enhypenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang